Part 23

1220 Words

“Leukemia dok?” kata Maita. Kaget. Sudah pasti, buah hatinya menderita penyakit seperti itu. Ibu mana yang tega melihat anak kesayangannya harus merasakan sakit. Kaki Maita luruh dan lemas, harapannya seolah pupus ketika mengetahui putrinya selama ini menderita. Mecca termasuk anak yang kuat, dia bahkan selalu tertawa dan tersenyum ketika dirinya sakit. Selama ini Mecca sering mengeluh sakit kepala, namun Maita tak terlalu menghiraukannya. Dia malah menganggap Mecca sakit karena terbentur pada saat main atau yang lainnya. Namun, karena keteledoran dan kurangnya Maita memperhatikan Mecca. Hal itu malah menjadi boomerang bagi dirinya. Seolah menunggu waktu untuk kembali setelah dia melemparnya. “Iya bu, hasil lab menyatakan jika putri ibu menderita penyakit itu.” “Maksud anda apa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD