Sesuai dugaanku, Uwak Bagas langsung menanyaiku tentang laporan keuangan yang kemarin dikirim padaku. Padahal sama sekali aku belum membukanya. Aku sama sekali tak paham dengan maksud angka-angka yang berderet di tabel-tabel ini. Begitupun dengan judul pada setiap baris dan kolom. Yang bisa aku mengerti hanyalah, jumlah dari angka ini mencapai milyaran rupiah. Sungguh fantastis, apakah ini penghasilan per tahun? “Toko oleh-oleh di Lembang ini, memperoleh penghasilan bersih mencapai puluhan milyar dalam satu tahun?” gumamku sambil mengangguk-anggukkan kepala. Uwak Bagas berdiri sambil berjalan mondar mandir di dekatku. “Satu tahun? Bukannya itu adalah laporan keuangan dalam satu trimester?” Aku pun membaca lagi bagian header halaman ini. “Iya, ini trimester.” “Kau harus lebih teliti