Warning! 18+ Mengandung percakapan dengan bahasa kasar. * “Neng Mawar!” Keduanya pun dengan segera melihat ke arahku, sementara Neng Mawar segera merapikan baju yang ia kenakan. “Prim, lagi kamu apain itu anak orang?” Aku pun langsung menyambar Prima dengan pertanyaan. Sepertinya Prima tak suka ketika dia terpergok olehku. Matanya menatap nyalang, dengan kemeja berantakan yang tiga kancing atasnya terbuka, lalu sabuk yang tidak terpasang pengaitnya. “Bukan urusan kamu! Kau tuh, makin didiemin makin ngelunjak ya, Jang!” Dia mendekat ke arahku sambil menunjuk ke arah dahi menggunakan telunjuknya. Aku belum membalas perbuatannya. “Seharusnya kamu menjaga Neng Mawar, bukan malah merusaknya!” bentakku pada Prima. Pria ini memang tidak tahu diri. “Itu bukan urusan kamu, dia menikmatin