Bab 33. Prana Bukan Prima

1114 Words

Bug Bug Pukulan itu meleset dan tak mengenai tubuhku. Pagi hari yang tak baik ini, aku kembali dipertemukan dengan orang yang memiliki dendam terhadapku. Belum puas terhadap luka yang ia dapat akibat ulahnya sendiri, Prima tiba-tiba bermain keroyokan denganku usai jam kuliah. “Hah, kamu kemaren curang, kan?” tuduh Prima terhadapku. Aku hanya diam dan menatapnya. “Kemaren kamu pasti menggunakan sejenis rompi tersembunyi untuk melindungi diri! Kau lihat, tanganku sampai sekarang bahkan masih bengkak. Kamu seneng, kan?” Jika tangannya masih bengkak sampai sekarang, kenapa dia harus memulai kembali pertarungan? Agar tangannya semakin bengkak? “Sekarang kita bertanding lagi, dan kamu tak memiliki persiapan apapun. Ayo kita bertanding lagi secara adil.” Di belakang kampus ini, Prima me

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD