"Kamu butuh orang lain untuk membantu merawat Hana, Ai?" Faiq menghampiri Aini yang dengan susah payah turun dari tempat tidur. Perutnya yang sudah membuncit di usia kehamilan yang menginjak delapan bulan itu memang membatasi aktifitasnya. "Tidak usah. Mbok Min masih bisa." perempuan itu mengulurkan tangannya meminta bantuan untuk bangkit. "Yakin?" Faiq menariknya perlahan-lahan sehingga Aini berhasil berdiri. "Iya. Mbak Hana sudah membaik sekarang. Sudah bisa mandi sendiri tanpa aku bantu. Makan juga. Dan jalannya sudah lancar kan, Mas tahu sendiri? Tugasku hanya memberinya obat dan menyuntikan kemo. Tidak berat." Dia merapikan kancing kemeja suaminya hingga ke bagian atas. Lalu meletakan tangannya di d**a pria itu dan mengusapnya dengan lembut. "Aku hanya takut kamu kelelahan kare