Prolog: Seleksi Mertua
"Katanya, kalau punya mertua yang baik
menganggap menantunya seperti anaknya sendiri
adalah kebahagiaan yang tidak terkira."
-Anonim-
.
***
.
Mungkin ini aneh...
Tapi aku akan menyeleksi mertuaku nantinya.
Karena menurutku menyeleksi mertua itu juga penting untuk kita yang nantinya akan menjadi calon menantu mereka.
Demi kehidupan yang tentram setelah pernikahan, memilih mertua di jaman sekarang menjadi penting juga setelah memilih suami. Salah-salah nanti kita cuma dianggap beban suami padahal kita adalah istri dari anak kesayangannya.
Tapi boro-boro seleksi mertua, aku saja ragu pada cinta dan pernikahan.
Kisah cinta teman-temanku membuatku sadar kalau aku tidak ingin mengalami hal serupa. Lebih baik sendiri sampai waktunya aku menemukan dia yang aku inginkan di waktu dan diri kita telah siap dan di waktu yang tepat.
Jika ditanya kenapa begitu, aku akan menjawab: ada banyak alasan untuk menjawab pertanyaan ini dan akan selalu bergantung kepada siapa lawan bicaraku semua alasan itu akan dipahami.
Aku tahu kalau jalan hidup setiap orang itu berbeda, tidak bisa disamakan. Bisa saja kisahku akan mulus seperti tren make-up glass skin yang merajalela di FYP t****k. Tapi aku hanya belum memikirkan tentang itu. Karena rasanya ada banyak hal yang harus aku lakukan di kehidupanku yang sekarang.
Tapi kemudian “dia” datang, perlahan-lahan ingin mencoba memasuki hatiku yang selama ini berwarna abu. Sayangnya aku tidak mudah untuk menerimanya dan itu akan menjadi ujian untuknya, apakah akhirnya dia bisa mematahkan berbagai alasanku yang ragu kepada cinta dan pernikahan?
Dan apakah dia bisa meyakinkanku untuk memilihnya sebagai tempat pelabuhan hatiku?
Purwokerto, 14 Januari 2023