[HAGIA] . Sepeninggal Nenek Yasmin dan Salma, aku dan Sophia kembali ke ruang keluarga. Hari ini terasa melelahkan, sambil memijat tengkukku sendiri, aku membuka email yang dikirimkan Hilman dua jam lalu. Rupanya asistenku itu bekerja sangat keras melewati jam lembur. Dia serius menginginkan bonus yang kujanjikan padanya, lima ribu lot saham setara lima ratus ribu lembar, lumayan untuk tabungan pensiunnya. Seharusnya aku bisa fokus, tapi Sophia berjalan lalu lalang mengganggu konsentrasiku. "Apa sih yang kau lakukan sejak tadi, Sophie?" Gadis itu bergeming, tangannya memeluk selimut tebal. "Aku sedang merapikan kamar Serhan. Kau bisa tidur di sana." "Aku tidak akan tidur di sana!" pekikku seketika, mengerikan sekali jika harus tidur di kamar yang kotor dan berantakan itu. Kondisiny