[SOPHIA] . "Apa yang baru saja kau lakukan dengan lelaki itu, Sophia?" Mataku memicing, heran dengan pertanyaan Tuan Hagia barusan. Bisa-bisanya dia melontarkan pertanyaan itu. Setelah apa yang tadi kualami, setelah dia meninggalkan aku lama sendirian di sini. "Apa maksudmu, Tuan Hagia?" Aku mengembalikan pertanyaannya dengan pertanyaan yang tak kalah ketus. Lelaki ini selalu saja membuat kemarahanku bangkit. Terbuat dari apa hati dan otaknya itu. Mentang-mentang dia pebisnis internasional lalu bisa berbuat seenaknya sendiri. Begitukah? Dia berjalan mendekatiku, mengehela nafasnya, lalu tangannya memegang lenganku, tapi mataku tetap bertahan menantangnya. Biar saja. Apa salah jika Zayn menemaniku sementara orang-orang di dalam sana tidak ada yang aku kenal? Beberapa justru terang-ter