"Lumayan."Angel berdecih.
"Abu abu. Kalo enak bilang enak kalo ngga bilang nggak."kesal nya. Ia kan benar benar ingin tau.
"Kalo saya bilang enak kenapa?"
"Ya kan Angel nggak insecure. Nggak cantik tapi pinter masak."
"Kalo saya bilang nggak enak?"
"Beli aja kalo mau makan, ntar Angel masak buat Angel sendiri. Kalo nggak suka nggak usah dipaksain Angel sanggup makan semuanya."ujar gadis itu.
"Kasian kamu, saya nggak mau bikin kamu tambah insecure sama diri kamu."sialan batin Angel.
"Mulut pedes banget. Abang cocoknya jadi cewe."Ujar Angel sembari terus memakan sarapannya.
"Kalo saya cewe kasian kamu."
"Kok Angel yang dikasihani?"
"Nanti kamu nggak dapat suami yang tajir tampan sempurna kayak saya."
"Huekk.."
........
"Mau kemana kamu?"Angel berhenti lalu menoleh pada Haris yang tengah duduk diruang tv.
"Angel mau ngerjain tugas kelompok Abang. Abang kenapa ada dirumah?"heran Angel. Asalnya laki laki itu adalah penggila kantor dan markas kata Mamanya.
"Dimana?"
"Rumah temen Angel."
"Sini aja."
"Ha!?"Haris menatap Angel tajam.
"Kerjain disini apa nggak usah di kerjain sekalian?"tanya Haris sarat akan ancaman. Harusnya membuat gadis itu ketakutan namun malah.
"Yailah Abang posesip bener. Angel cuma ngerjain tugas loh nggak ajeb ajeb. Tugas loh ini tugas."Haris menatap Angel tajam. Membuktikan bahwa ia tidak sedang bercanda.
"Iya iya! Angel telpon temen Angel nih elah ribet."
Setelah Angel menghubungi teman temannya gadis itu lalu duduk disamping Haris dengan muka kesal. Memang dia akan mengerjakan tugas tadi, selain cuci mata karena ada tujuan lain setelah ngerjain tugas, pergi ke taman.
"Abang ngapain sih dirumah. Sana pergi ke kantor apa ke markas apa itu Mafia nya Abang. Omaygat Angel nggak percaya Abang mafia, penampilan Abang kayak gini padahal ckckck."
"Kamu ngusir saya?"Haris menggeleng.
"Opo tentu saja tidak Alfonso. Kan Abang pemilik rumah suka suka Abang. Angel kan sebagai istri yang baik mengingatkan Abang."
"Saya mau dirumah ngawasin kamu. Kamu nggak bisa dipercaya."
"Abang ngelawak? Angel cuma ngerjain tugas loh. Lagian rumah Mama cuma 3 rumah dari sini kalo Angel selingkuh ketauan pasti."gerutu Angel.
"Siapa yang bilang kamu selingkuh."Angel diam. Iya juga ngapain dirinya ngelantur.
"Ya kan angel cuma bilang aja."
"Hm."
Keduanya diam. Hanya ada suara dari keripik yang Haris makan. Membuat Angel memimpin jarinya.
"Abang marah?"Haris menatap gadis dengan dress selutut berwarna abu abu itu.
"Ngapain saya marah."
"Angel ngga selingkuh kok. Angel emang belum cinta sama Abang. Tapi karena Angel udah ada suami Angel nggak mau durhaka."Hafis mengangguk.
"Bagus."
"Abang jangan marah."
"Saya nggak marah."
"Tapi Abang kayak marah sama Angel."Haris menghela napasnya.
"Lagian kamu mau selingkuh sama siapa, nggak ada cowo yang deketin."
"ABANG!"
"Kalian ngapain sih teriak teriak?"Mama Haris masuk.
"Eh Mama."Angel salim pada wanita itu.
"Mama ada sesuatu buat kamu Sayang."Mama mengeluarkan sebuah kotak kecil.
"Apa Ma?"
"Kalung. Ini Mama dapat dari mertua Mama dulu, jadi Mama kasih ini ke Angel."Angel mengeluarkan kalung bermutiara hitam yang nampak sangat elegan walau kecil.
"Angel suka. Makasih Ma."
"Sama sama Sayang. Nanti dipake ya."Angel.mengangguk.
Tatapan Mama lalu teralihkan pada Haris disamping Angel yang bodo amat memilih menonton tv. Padahal anaknya itu tak pernah menonton televisi, ia bilang itu buang buang waktu. Tapi sekarang.
"Kamu kenapa masih dirumah?"Haris memutar bola mata.
"Haris cape."Mama terkikik geli membuat Angel menutup telinganya. Berasa denger kunti ketawa.
"Ohh maklum maklum pengantin baru. Yaudah Mama mau pulang dulu. Mama ada arisan, kamu kenapa tutup telinga?"Angel meringis.
"Mama ketawa kayak mbak kunti. Ih ngeri."Mama berdecak.
"Enak aja samain Mama sama setan. Udah ah jangan banyak banyak buat pasangan baru, kasian Angel Haris."
"Iya Ma."
"Eh apa?"bingung Angel.
"Kamu cepet cepet hamil ya Mama pengen gendong cuci Ngel kayak temen Mama yang lain. Dadaa..."
"Eh Ma, Angel tuh nggak begituan."suara Angel melirih."Abang apa apaan sih. Mama jadi mikir engga enggak!"kesal Angel menatap garang Haris.
"Nanti panjang iyain aja."Angel menggerutu tapi membenarkan ucapan Haris. Mamanya emang ribet. Tapi Angel suka. Angel lalu kembali mengamati kalung itu.
"Kenapa di copot?"
"Mau Angel taruh sini aja."Angel memasukkan cincin pernikahan mereka ke dalam kalung.
Angel lalu berusaha memasangnya tapi tetap tak bisa sedangkan Haris cuek saja disampingnya.
"Tangan Gue Ya Allah kenapa pendek banget."gerutunya lirih.
"Ck. Bilang kalau butuh bantuan."Haris mendekat memasangkan kalung itu.
"Majuin rambutnya."Angel memajukan rambutnya membuat Haris meneguk ludah melihat leher putih milik Angel.
Ting tong
"Temen kamu."Angel mengangguk lalu bergegas ke depan.
"Selamat datang.."sambut Angel riang pada ketiga teman perempuan dan dua laki laki didepannya.
"Sialan Lo seenak jidat ganti tempat."gerutu Zahra yang diangguki keempatnya.
"Hehe Gue nggak dibolehin keluar."
"Kayak anak kecil aja Lo dilarang keluar."Angel terkekeh kecil malu juga dia kenapa harus bilang.
"Masuk."
"Rumah Lo gede juga."ujar salah satu dari mereka sembari melihat lihat. Untung saja tak ada foto Angel dan Haris karena hanya ada di kamar itupun paksaan dari Mamanya.
"Eh.. Ganteng banget."tatapan ketiga cewe itu teralih ke belakang Angel. Membuat Angel berbalik.
"Siapa Lo Ngel."
"Saya--"
"Abang Gue."putus Angel membuat Haris melotot padanya.
Ketiga teman cewenya senang.
"Gue bikinin minum dulu, Kalian duduk dulu."teman Angel mengangguk lalu Angel ke belakang.
"Abang?"Angel terkekeh kala Haris berdiri dibelakangnya.
"Hehe Angel nggak mau bilang udah nikah. Temen Angel kepo Abang, nanti banyak tanya."ujarnya.
"Nggak bisa. Saya mau kasih tau mereka."Angel menahan Haris.
"Angel turutin mau Abang deh. Jangan bilang tapi."
"Cium saya."Angel melotot.
"Nggak mau. Kemarin kan udah."Haris berdecak.
"Kemarin ciuman pas kita menikah Angel. Kamu juga diam aja nggak balas ciuman saya."
"Angel nggak tau begituan mana bisa Angel balas."Haris menatap Angel.
"Jadi?"
"Yang lain aja."Haris menggeleng.
"Ciuman atau bongkar. 3...2....1."Haris berbalik karena Angel tak kunjung membalas. Namun sedetik kemudian gadis itu berlari ke depan Haris lalu menciumnya.
Haris tersenyum lalu ia melumatnya pelan.
"Balas saya."ujat Haris disela ciuman mereka.
Namun Angel menggeleng membuat lidah Haris memaksa masuk kedalam namun Angel menutupnya erat.
Angel perlahan membalasnya Haris dengan senang hati melatihnya.
"Hahhh Abang gila."Angel menunduk sembari mengelus dadanya. Pasokan udaranya seakan habis karena ciuman mereka.
"Kamu kenapa?"tanya Haris saat Angel terus menunduk tak mau menatapnya.
"Angel malu Abang."Haris menarik dagu gadis itu. Lalu menciumnya kilat.
"Kamu seksi. Saya suka."