Chapter 18

1182 Words

Felisa berteriak begitu keras saat sebuah cambukan mengenai kulitnya. Ini penyiksaan yang menyakitkan. Felisa kembali berteriak begitu cambuk menghantam menggores kulitnya. "Yah berteriaklah sayang.. Aku sangat suka mendengar orang berteriak seperti ini." Rubin mengusap wajah Felisa, membiarkan air mata bening dari mata Felisa menetes begitu saja. Tatapan Felisa berusaha tetap tegar menahan rasa sakit di badannya. "Ayo berteriak lagi. Apa suaramu sudah habis? Padahal aku baru saja memulainya." Rubin mencengkeram rahang Felisa sambil tersenyum kemenangan. "Ck ck cengeng sekali." Ucapnya lalu melemparkan cambuk yang ia pegang ke lantai. Felisa merasa ingin segera melarikan diri tapi posisinya sekarang dalam ikatan yang sulit di lepaskan. Hanya air matanya saja yang bisa mengalir dengan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD