keluarga cemara
seperti di sinetron televisi jaman dulu, keluarga cemara. aku dan suami menjalani pernikahan ini karena didasari cinta dan kami bertekad dengan komitmen akan bersama dalam kondisi apapun. ditambah sudah ada salsabila putri kami yang berusia 3tahun, billa sedang ada dimasa menggemaskannya anak kecil. aku dan mas bian panggilan suami ku sangat sayang pada salsabila putri kami. penantian yang lumayan lama untuk memiliki billa membuat kami sedikit posesif pada billa, dalam hal apapun aku dan dan mas bian akan sangat teliti bila itu menyangkut billa.
awal pertemuan ku dengan mas bian terbilang singkat sampai kami yakin untuk menikah, sikap mas bian yang dewasa dan penyayang sangat membuat aku nyaman. sementara aku yang anak bungsu memang sedikit manja tapi menurut mas bian itu yang membuat dia mencintai aku sampai sekarang.
selama 5tahun menikah, kami selalu rukun tak pernah terjadi masalah besar mungkin karena sikap dewasa mas bian lah yang menjadi alasan kenapa kami bisa rukun selama ini padahal aku termasuk istri yang sering mengalami perubahan suasana hati.
keharmonisan kami bukan hanya berasal dari sikap dewasa mas bian saja, tapi dari kebiasaan kami berdua yang selalu mengungkapkan perasaan cinta kami baik itu lewat ucapan maupun sentuhan-sentuhan halal yang biasa dilakukan pasangan suami istri.
pagi ini aku sedang bertempur dengan alat dapur di rumah ku, karena aku biasa memasak sarapan dan makan malam untuk suami dan anak ku. mereka sengaja lu biasakan sarapan dan makan malam bersama dirumah karena aku ingin kami tetap memiliki waktu bersama walau banyak. kegiatan ku dan mas bian cukup banyak berada diluar rumah dan kami akan berkumpul hanya di sore hari sampai malam saat tiba waktu beristirahat.
trang trang bunyi aku mengaduk sutil di wajan saat sedang memasak nasi goreng andalan ku untuk sarapan pagi ini. tiba-tiba ada tangan besar yang melingkar di pinggang ku dan sejurus kemudian mendarat dagu suami ku dipundak sambil dia menciumi dan menggigit kecil leher ku.
"masih aja kurangan, padahal semalam udah nambah bolak balik"
"belum puas, masih pengen lagi. disini ya sayang, sambil berdiri" mas bian selalu saja bisa membuat ku merona dan bergidik geli membayangkan ucapannya
"ngaco banget, masa mau seruduk aku di dapur sih mas!"
"enak loh kayaknya udah lama banget ga coba di dapur lagi, sekarang susah billa selalu aja ngintilin kita"
"hehehe anak mas loh itu, jangan lupa. udah nanti aku kasih yang enak enak lagi tapi sekarang mas duduk dulu atau cari bill ajak kesini kita sarapan bareng ya"
mas bian langsung, dia gagal merayu ku untuk enak enak di dapur.
saat aku sedang menyiapkan sarapan dimeja makan, mas bian datang tanpa billa. ternyata billa masih nyenyak dalam mimpi karena semalam puas bermain bersama mas bian. ku lirik suami ku dia tersenyum penuh arti dan langsung mengangkat aku ke meja makan. entah siapa yang memulai kami sudah berpagutan dengan mesra sementara tangan mas bian sudah meraba seluruh tubuh ku.
selalu, aku tak akan pernah bisa menolak sentuhan yang mas bian berikan. aku mabuk, mabuk kepayang dengan kenikmatan yang padahal sudah sering kami ciptakan tapi entah kenapa kami berdua selalu terbakar dan tak pernah merasa bosan. terus, kami berpagutan mesra saling meraba dan mengucap kata cinta.
mas bian baru akan membuka kancing piyama yang aku pakai putri kami sudah menjerit memanggil ayah bundanya pertanda semua kenikmatan yang kami bangun pagi ini harus gagal karena sang perusuh sudah datang. ??? gagal bray jap jip jup nya
aku gelagapan membenahi diri dan turun dari meja gegas berlari menuju kamar dimana putri kami tidur. tapi aku masih sempat mendengar teriakan frustasi mas bian
"sayang, ini gimana? aku kok ditinggal, udah gagah ini tinggal celup celup. aaarrrrggghhhhhh sakit kepala sakit kepala"
aku meringis cekikikan mendengar mas bian mengomel, aku yakin hari ini dia pasti akan terus uring uringan sampai aku memberi penawar mujarab padanya.
saat aku sedang melepas baju billa untuk mandi sebelum sarapan, mas bian masuk ke dalam kamar dengan wajah masam. segera kucium pipi suami ku sambil berbisik mesra untuk mengurangi rasa kesalnya.
"tunggu billa asyik nonton kartun, aku nanti gercep bikin mas enak enak ya"
mas bian langsung tersenyum, aku yakin dia pasti akan mengikuti kemana pun aku pergi mulai sekarang. dan benar saja saat aku memandikan billa mas bian berdiri di pintu kamar mandi begitu juga saat aku menyuapi billa makan mas bian duduk di samping ku sambil sesekali menyergap benda kenyal kesukaan. nakal, begitulah mas bian. di balik sikap dewasa dan penyayang nya dia tergolong suami yang tak bisa jauh dari sentuhan istri, tapi mas bian bukan pria m***m. mas bian hanya saat bersama ku saja akan begini, tapi kalau sudah diluar rumah dia akan menjadi pria pendiam dan berwajah datar. awal pernikahan kami, aku sempat dibuat tak percaya kalau mas bian bisa sebegini agresif saat menginginkan aku.
benar saja billa sudah asyik di depan televisi saat aku baru selesai mandi tentu mas bian ada disebelah billa sekarang karena dia sudah lebih dulu membersihkan diri sebelum aku. aku mendekat dan ikut bergabung dengan suami dan anak ku,