BAB 6

2041 Words
Aku tidak tahu ini hanya perasaanku atau kenyataan, tapi aku merasakan ada sesuatu yang mengganjal di perutku, saat aku melihatnya, ternyata itu adalah sebuah gelang, dan saat kuteliti, di gelang tersebut ada sebuah nama yang tercetak, bertuliskan ‘Amanda’, kalau tidak salah itu adalah nama sahabatnya Chloe. Aku yang sedang mengendap-endap di lantai tersenyum karena artinya Amanda memang berada di sini, ditahan bersama orang-orang yang dianggap sebagai penyihir. Aku harap Alex juga ada di sini karena jika dia tidak ada di sini, aku bisa sangat kecewa karena aku sudah jauh-jauh datang kemari. Sejauh ini, pergerakanku sama sekali tidak terdeteksi oleh para penjaga yang ada di dalam gedung, aku bisa melihat gedung ini cukup luas dan banyak sekali suara-suara yang terdengar di ruangan di bawah, ya, maksudku di bawah tanah. Sepertinya orang-orang yang dianggap sebagai penyihir ditahan dan dikurung di ruang bawah tanah. Aku harus cepat karena aku tidak bisa terus berlama-lama di sini, apalagi Chloe juga sedang mempertaruhkan nyawanya untukku. Setiap pengorbanan yang telah Chloe lakukan sangat berarti untukku, tanpa pengorbanannya mungkin aku sudah tertangkap basah oleh para penjaga. Aku masih kagum pada keberanian perempuan itu, Chloe sangat berbeda dari perempuan-perempuan lain, dia sangat luar biasa kuat, bahkan sepertinya lebih kuat dariku. Aku mengakui itu, aku akan kalah telak jika bertarung dengan Chloe, karena itu sudah jelas sekali. Dari postur dan bentuk tubuhnya saja, Chloe sangat berotot dan kekar, sedangkan tubuhku cukup kurus jika dibandingkan dengan perempuan itu. “Baiklah, sekarang.” Aku langsung beranjak berdiri setelah aku sudah lepas dari pandangan para penjaga dalam gedung, aku sekarang sudah masuk ke dalam sebuah ruang tangga yang menurun, tangganya cukup meliuk-liuk ke bawah seperti pusaran angin putting beliung. Desain tangganya sangat unik, bahkan di kala seperti ini aku masih sempat-sempatnya memuji tangga dari gedung milik musuhku sendiri. Itu sangat konyol dan bodoh. Aku sekarang sudah menginjakkan kakiku di tangga terakhir dan sebuah pintu besi menyambutku. Aku sedikit takut untuk membuka pintu besi itu, tapi mau bagaimanapun aku harus melakukannya karena jika tidak untuk apa aku datang jauh-jauh seperti ini. Secara perlahan, aku membuka pintu besi itu, dan bunyi pintu yang berderik khas besi mulai terdengar jelas, dan aku tidak tahu apakah suara pintu ini terdengar sampai ke luar, karena jika memang terdengar itu akan sangat gawat karena artinya aku ketahuan dan bakal tertangkap basah. Itu tidak boleh terjadi. Beruntungnya, sampai pintu besi itu benar-benar terbuka, tidak ada sedikit pun tanda di mana para penjaga berteriak-teriak atau semacamnya, sepertinya mereka sama sekali tidak mengetahui keberadaanku. Itu bagus. Bagus sekali. “Syukurlah.” Aku lega sekali saat aku sudah benar-benar masuk ke dalam ruang bawah tanah dan berhasil menutup pintu besi itu kembali dengan sempurna, sekarang tidak ada lagi yang perlu kukhawatirkan karena aku sudah sampai sejauh ini dengan aman dan selamat. Pemandangan pertama yang kulihat adalah sebuah kurungan yang tergantung di atap-atap ruang bawah tanah ini. Bentuk kurungannya seperti kandang burung yang digantung di rumah-rumah bangsawan. Itu kesannya mirip sekali. Bedanya, makhluk yang ada di dalam kandang-kandang burung raksasa itu bukanlah burung, melainkan manusia-manusia yang sama sepertiku. Sungguh, melihatnya saja aku sangat miris, tidak seharusnya manusia diperlakukan sekejam ini hanya karena dugaan bahwa mereka adalah seorang penyihir atau terlibat dalam praktek sihir-menyihir. Namun, entah kenapa aku tidak melihat mereka senang menemukan aku masuk ke dalam ruangan itu, aku melihat mata mereka seperti takut dan ngeri saat melihat kedatanganku kemari. Apakah mereka berpikir aku ini adalah salah satu penjaga yang datang hanya untuk memeriksa keadaan mereka? Sepertinya mereka memang berpikiran begitu. Maka, aku harus memberitahu dan meyakinkan mereka sekarang, bahwa aku bukanlah bagian dari penjaga atau pun pemburu. Dengan berdehem sejenak, aku langsung bersuara. “Namaku Jonas, aku bukanlah salah satu penjaga atau pemburu yang telah menyakiti dan membawa kalian kemari, aku bukan bagian dari mereka. Sebaliknya, aku datang kemari untuk menyelamatkan dan membebaskan kalian.” Setelah aku mengatakan itu, sontak semua orang yang ada di dalam kandang burung raksasa itu berseru-seru meminta lebih dulu untuk dibebaskan sambil menangis tersedu-sedu, melihat pemandangan ini benar-benar sangat mengiris hatiku. Aku sangat sedih melihat orang-orang sangat membutuhkan pertolonganku. Karena mereka begitu bersemangat, gerak tubuh mereka membuat kandang-kandang yang mengurung mereka jadi tergoyang-goyang dan menurutku itu akan jadi sangat berbahaya jika kandangnya jatuh. “T-Tenanglah! Aku mohon, tenanglah! Aku akan membebaskan kalian satu-persatu tapi tolong jangan banyak bergerak, karena itu bisa membuat kurungan gantung kalian jadi bergoyang-goyang. Aku tidak mau kalian jatuh karena gerakan tubuh kalian sendiri.” Mematuhi perintahku, mereka semua mulai tenang dan akhirnya goyangan dari kandang-kandang burung raksasa itu bisa berhenti. Aku panik sekali tadi, aku tidak bisa membayangkan bagaimana akhirnya jika mereka terus-menerus menggerak-gerakkan badan mereka. Baiklah, sekarang aku harus mencari cara agar mereka bisa selamat. Aku melihat kandang-kandang burung raksasa itu bisa tergantung seperti itu pasti karena suatu mesin yang digunakan oleh para penjaga. Apakah mesinnya berada di ruang yang sama, maksudku berada di sini? Sepertinya bukan, karena aku sama sekali tidak melihat tombol apapun di sini. Sial, sepertinya aku harus mencari ke ruangan yang lain, di mana para penjaga sedang menjaga pengendalian mesin tersebut. Setelah mencari ke ruang-ruang lain di bawah tanah, akhirnya aku menemukan ruangan tersebut. Dan dugaanku benar, ruangan itu sedang dijaga oleh lima penjaga dan mereka semua sepertinya sedang mengobrol ria, tanpa peduli pada alat yang mereka jaga. Ini kesempatanku untuk mengelabui mereka semua, sekarang aku harus berpura-pura menjadi seorang penjaga sama seperti mereka. Agar aku tidak ketahuan, aku juga harus memakai seragam yang sama seperti mereka dan untungnya ada satu penjaga yang sedang melewati tempat persembunyianku, aku langsung melumpuhkannya dan merebut pakaiannya dan kupakai itu dan bingo! Penampilanku sudah sama seperti para penjaga lainnya. Aku tidak akan ketahuan oleh mereka karena aku sudah terlihat menjadi salah satu dari mereka. Dengan sikap yang tenang aku langsung masuk ke dalam ruangan itu dan yep! Saat mereka melihat kedatanganku, mereka semua bersikap santai dan menyapaku. Tidak ada satupun dari mereka yang mencurigaiku karena mungkin ini sudah malam dan mereka sudah sangat mengantuk jadi tidak ada waktu dan kesempatan untuk mengecek sedemikian rupa hanya untuk memeriksa apakah aku benar-benar bagian dari mereka atau bukan. Beruntung sekali aku bisa menyelinap ke gedung ini di malam hari, karena malam hari adalah waktu di mana semua orang bisa sangat rentan. Aku langsung berbasa-basi dengan mereka, seolah-olah aku dan mereka adalah adalah sahabat akrab yang sudah kenal sejak lama. Mereka meresponku dengan santai dan kami bercanda-tawa sebelum akhirnya aku mulai melancarkan aksiku untuk membajak alat yang kini mereka jaga. Saat beberapa dari mereka mulai tertidur dalam posisi duduk, aku langsung mengambil kesempatan itu untuk melancarkan tujuanku. Sekarang aku sudah memegang tombol turun dari alat tersebut. Aku langsung menekan tombol itu dan layar yang ada di depanku mulai menunjukkan bahwa satu-persatu dari kandang burung menggantung yang telah mengurung orang-orang yang dianggap sebagai penyihir, mulai turun dan mendarat di lantai dengan sempurna. Setelah melakukannya selama lima menit lebih, aku telah berhasil menurunkan semua kandang itu. Selesai dengan urusanku, aku segera pergi dan kembali ke ruang bawah tanah. Namun, saat aku baru saja berdiri dan membalikkan badan, seorang penjaga yang asing telah berdiri di depanku dengan memasang raut wajah yang sangar. Dia langsung menggeram dan berkata, “Aku tidak mengenalmu. Kau bukan anggota kami. Siapa kau? Dan kenapa kau menurunkan semua kurungan gantungnya?” Panik, aku langsung menubrukkan badanku ke tubuhnya dan dia langsung terjatuh ke lantai sementara aku segera berlari kencang keluar dari ruangan itu kemudian mengunci pintu ruangan tersebut dari luar karena kebetulan kuncinya sedang bergantung di lubang pintu. Si penjaga berwajah sangar itu telah berdiri lagi dan menggedor-gedorkan pintu, dia ingin keluar dan mengejarku. Beruntungnya aku sudah pergi jauh dari sana dan sudah kembali ke dalam ruang para tahanan. Sayangnya, sudah tidak ada seorang pun yang hadir, sepertinya semua tahanan sudah kabur menggunakan caranya masing-masing dari gedung ini setelah kurungan mereka telah mendarat ke lantai. Jujur, itu membuatku lega karena setidaknya mereka bisa kabur tanpa menunggu perintahku tapi aku merasa hampa karena aku tidak menemukan sahabatku di antara mereka dan itu sangat menyedihkan. Aku sekarang hanya berdiri dengan menampilkan raut wajah yang begitu hampa. Rasanya sangat kosong dan menyedihkan. Aku ingin sekali menangis sekarang karena meskipun tugasku sudah berhasil dengan sempurna, tapi aku masih merasa gagal. Aku tidak tahu bagaimana kondisi Chloe saat ini, tapi kondisiku sekarang tidak sedang baik-baik saja. Aku harap Chloe baik-baik saja di sana. Sesudah menelan kesedihan dan kehampaan itu, kondisiku kembali pulih dan aku langsung mencari cara untuk segera keluar dari gedung itu sebelum para penjaga dan para pemburu mengejarku. Aku tidak boleh ketahuan oleh mereka, karena jika itu terjadi, aku bisa saja mati. Aku yakin sekarang para penjaga sedang sangat marah karena aku telah membuat pekerjaan mereka berantakan, tapi aku tidak peduli sama sekali soal hal tersebut karena yang kuinginkan hanyalah kebebasan untuk semua orang. Tidak ada yang pantas dan layak untuk disakiti, dikurung, diburu, atau dibunuh hanya karena diri mereka adalah seorang penyihir. Itu sangat melanggar nilai-nilai kemanusiaan dan tidak seharusnya seorang manusia memperlakukan sesamanya sekejam dan sejahat itu. Aku yakin sekali nilai-nilai yang kuanut ini pasti sangat bertentangan dengan nilai-nilai dari masyarakat kerajaan atau bahkan dari keluarga kerajaan itu sendiri, tapi aku tidak peduli. Aku sudah muak melihat penindasan yang telah dilakukan oleh banyak orang terhadap sekelompok orang. Sekarang aku sedang berlari kencang dan aku telah berhasil keluar dari gedung itu dari pintu belakang. Sungguh, meskipun aku masih merasakan kehampaan karena tidak berhasil menemukan dan menyelamatkan sahabatku, tapi aku mengagumi kemampuan dan keberanianku menyusup masuk ke sarang musuh dan berhasil mengelabui musuh dengan sangat sempurna. Aku tidak pernah diajarkan keahlian-keahlian semacam itu tapi aku benar-benar mendadak melakukannya tanpa latihan sama sekali. Mungkin ini karena pengaruh dari Chloe. Aku yakin ini semua karena dia, Chloe luar biasa. Karena aku ingin menjadi sepertinya, itu membuat keberanianku jadi membludak. “Hahh.. hah… hah…” Dan sekarang aku sudah sampai di tempat persembunyian semula. Napasku sangat sesak sekarang karena terus-menerus berlari kencang dari tadi. Dadaku kembang-kempis dan aku tahu itu rasanya sangat menyakitkan. Namun, dibalik segala penderitaan dari perjuangan yang telah kulakukan, aku merasakan kebahagiaan saat menemukan Chloe yang juga sedang berbaring di sampingku. Ia juga sedang kelelahan, napasku sama sepertiku, tampak begitu sesak, sepertinya dia juga habis berlari kencang. “Bagaimana? Apa kau berhasil?” tanya Chloe dengan napas yang tersengal-sengal. Aku tersenyum tipis dan menganggukkan kepala. Chloe tampak begitu senang melihat jawabanku. Kami berdua telah berhasil menghancurkan sarang musuh tanpa harus terlihat oleh musuh. Aku tidak pernah membayangkan kalau aku telah terlibat ke dalam hal keren semacam ini, aku yakin sekali diriku di masa lalu akan sangat tidak percaya jika aku berhasil menyelamatkan dan membebaskan banyak orang sendirian, dengan tangan kosong dan keahlian menyelinap dan mengelabui musuh. Rasanya seperti aku sudah lihai menjadi mata-mata atau pembunuh bayaran. Haha. Itu sangat konyol sekaligus mengesankan. “Apa kau menemukan sahabat-sahabat kita?” Untuk pertanyaan ini aku hanya terdiam sejenak sebelum akhirnya aku mulai membuka mulutku. “Sayangnya, aku tidak punya kesempatan untuk memeriksa satu-persatu dari mereka, aku hanya membebaskan mereka semua sekaligus. Tapi aku menemukan ini.” Aku langsung memberikan gelang yang kutemukan waktu itu, yang di permukaan gelangnya bertuliskan ‘Amanda’. Chloe langsung mengambil gelang itu dan dia memandanginya sangat lama sebelum akhirnya air mata keluar dari dua kelopak matanya. Dia menangis tanpa suara. Aku hanya terdiam dan membiarkan Chloe menangis sendirian. Sama seperti Chloe, aku juga merasakan kesedihan dan rasa ingin sekali menangis, tapi entah kenapa air mataku sama sekali tidak menetes. Aku hanya ingin marah, meraung, dan menghajar semua orang yang telah memperlakukan sahabatku dengan kejam. Hanya itu yang ingin kulakukan agar aku bisa terpuaskan. Amarahku masih sangat berapi-api dan aku benar-benar jengkel dengan kenyataan yang saat ini menimpaku. Aku harap sahabatku baik-baik saja sekarang. Aku berharap dia sudah bebas dan menemukan tempat aman untuk dia dan keluarganya hidup. Aku harap begitu. Aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padanya dan keluarganya. Apapun itu, aku tidak ingin itu terjadi. Aku telah melakukan semua ini, bahkan rela memperjuangkan segalanya, bahkan nyawaku sendiri untuk menyelamatkan sahabatku, tapi sayangnya aku tidak diberi kesempatan untuk bertemu dengannya. Entah di mana dia sekarang, aku sama sekali tidak tahu. Setidaknya, aku ingin sekali, untuk terakhir kalinya, bertemu dengannya lagi di sini. Tanpa sadar, air mataku juga menetes-neets di pipiku. Chloe menyaksikannya, dan aku masih belum menyadari itu. Yang kusadari hanyalah, betapa kejam dan sadisnya dunia yang kutinggali ini hingga aku harus melakukan hal semacam ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD