When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Aroma minyak kayu putih begitu menguar di dalam kamar Kiara. Hingga gadis itu mengerjapkan matanya perlahan, kepalanya yang mendadak pening membuat Kiara meringis lirih. “Kiara…” Suara Melani terdengar di telinga Kiara. Gadis itu tampak khawatir melihat adik angkatnya yang tidak sadarkan diri sekitar dua jam lebih. “Kamu tidak apa-apa, kan? Apa ada yang kamu rasakan?” Kiara menggeleng lemah. “Tidak, Kak. Aku tidak apa-apa,” jawabnya. Dia bangun dari posisi berbaring, yang langsung di bantu oleh Melani. Di dalam kamar bukan hanya ada Melani, tetapi ada Aksa, Mama dan Papa angkatnya. Mereka semua menatap Kiara dengan khawatir. Begitu terharu melihat perlakuan manis para anggota keluarga baru-nya. Hangat yang tidak pernah dia dapatkan sejak dulu akhirnya benar-benar singgah ke hidupnya. M