When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Kiara begitu terkejut saat mengetahui ada seseorang yang mengenalinya di sini, membuat tangan Kiara seketika basah akibat keringat yang dilkeluarkan dari tubuhnya secara tiba-tiba. Pria itu berusaha meraih tangan Kiara, namun Kiara dengan cepat menarik tangannya agar jauh dari pria itu. “Ini benar kamu, kan?” Kiara tidak bersuara, bahkan kakinya terasa sangat lemas, dia kehilangan tenaganya. Tenggorokannya terasa tercekat, Kiara tidak bisa diam seperti ini terus, pria itu membuat beberapa potongan memori buruk itu kembali muncul di kepala. Kiara merasa kepalanya sekarang pening, dia berteriak kesakitan, membuat para pengunjung restoran serempak menatap ke arahnya. Melihat Kiara yang berteriak seraya menarik-narik rambutnya sendiri membuat pria itu mengernyit bingung sekaligus panik, pa