WARNING!! ADEGAN KEKERASAN!
-------------------•••••••••••••••••••••------------------
Setiap hubungan dilandasi kepercayaan dan kesetiaan. Jika pasangan tak mempercayainya dan menduakannya hubungan yang kamu bangun walau bertahun tahun kamu pertahankan akan tetap hancur hanya karena pasanganmu tak percaya padamu atau menduakanmu atau sebaliknya kamu yang tak percaya padanya dan menduakanmu.
---------------------•••••••••••••••••••------------------
Seorang pria tengah mencengkram erat ponsel yang ia pegang.
Pranggg!!!Arggghhhh!!!
Dibanting ponsel itu dan teriakan pria itu memenuhi ruangannya.
Ruangan yang mewah itu dengan AC yang menyala membuat ruangan itu semakin terasa dingin. Entah kenapa aura pria itu semakin menyeramkan.
Rahangnya mengeras amarah dalam d**a bergejolak.
Hatinya hancur berkeping keping.
Tangan terkepal,
Gigi bergemeletuk.
Dadanya bergemuruh.
Amarahnya siap meledak kapan saja.
Melihat video tadi membuat hatinya berdenyut nyeri, Entah siapa yang mengirimkan yang jelas sekarang ia harus bertemu Istrinya yang ada divideo itu,Syila.
Ia bergegas mengambil kunci mobil dan keluar dengan amarah menuju mansion. Karyawan yang melihat bosnya hanya bergidik ngeri karena mereka tahu bahwa bosnya sedang dalam Devil. 'Siapa yang berani membangunkan devil itu?' Pikir mereka.
Diperjalanan, Daniel melampiaskan dengan melaju dengan kecepatan yang diatas rata rata. Ternyata Daniel sudah pulang dari luar negeri tadi malem.
Ia mencengkram erat setirnya.
Dadanya bergemuruh.
Amarahnya siap meledak.
Tatapan tajam kedepan seperti akan menelan manusia.
Wajahnya merah padam karena menahan amarahnya.
Cittttt.
Gesekan ban mobil sport milik Daniel terdengar, Ia segera keluar mobil dengan tergesa gesa untuk menemui Syila. Dengan amarah yang tertahan ia berlari memasuki mansion dan berteriak teriak memanggil Syila.
"Syil!!!!Syilaaaa!!!Woii!!!! Arggghhhh"teriaknya mencari keseluruh mansion. Daniel berteriak kencang saat Syila tak menjawabnya.
Mendengar teriakan Daniel membuat semua penghuni mansion berlari keruangan tersebut.
Prangg!
Dibanting guci mewah, Pecah-pecahan bertebaran dilantai. Mereka yang melihat amarah Daniel yang seperti itu membuat semua orang menunduk ketakutan.
Kedua tangan mengepal memperlihatkan otot ototnya.
Gigi bergemeletuk.
Tatapan tajam dan dingin membuat hawa ruangan tersebut begitu dingin dan menyeramkan.
Bi asih berjalan pelan menghampiri Daniel saat ia melihat Daniel yang begitu murka. Baru pertama kali Bi asih melihatnya semarah ini.
"Tuan kenapa?"suara lembut bibi membuat Daniel mengalihkan pandangannya pada bi asih dan menatap tajam.
"Dimana wanita itu?"tanya Daniel dingin. Bibi yang ditatap tajam Daniel menundukan kepalanya.
"Em,Syila pergi"cicit Bi asih, mendengar jawaban Bi asih membuat amarah Daniel memuncak dan darahnya mendidih. 'Bisa bisanya dia pergi tanpa izin padaku' Pikir Daniel.
"Tonn!!!!toniii!!!!"Daniel meneriakan nama salah satu bodyguard nya. Toni yang dipanggil segera berlari dan langsung menunjukkan kepalanya yang ketakutan.
"Ya tuan"badannya bergetar karena melihat kemarahan tuannya yang baru pertama kali ia lihat.
"Lo budek apa gimana?!"gertak Daniel membuat seluruh penghuni mansion menunduk ketakutan.
Toni yang digertak tuannya semakin ketakutan.
"Maaf bos"ujar Toni pelan.
Prangg!!!
Dipukul guci itu lagi,
Menoleh kembali menatap Toni,"Cepat cari dia suruh pulang!"perintah nya pada Toni,Ia mengalihkan pandangannya menatap bi asih," Dan kau,kemasi pakaian dia kedalam koper dan bawa kemari"sambungnya.
Mereka langsung berlari menjalankan perintah Tuannya.
******
Seorang wanita tengah berbaring menatap layar USG.
Kali ini,Syila benar benar tak bisa menahan air matanya untuk keluar. Keliatan cengeng? Memang,tapi gimana? Ia benar benar bahagia campur terharu saat melihat calon anak anaknya dilayar USG. Yeah anak anaknya,Syila mengandung 3 anak. Kandungannya sudah berusia 4 bulan satu minggu. Dengan usia pernikahan mereka 5 bulan.
Ia terperangah kagum saat mendengar detak jantung anak anaknya.
Senyuman dibibir tak pernah pudar.
"Tolong kamu jaga kesehatan syil,apa lagi kandungan kamu lemah banget, minum vitamin secara teratur,makan makanan yang bergizi, jangan terlalu stres dan kurangi aktivitas ya"nasehat Sonya.
"Makasih ya dok"jawab Syila yang kemudian mengulas senyum tipis.
"Sama-sama"
Hingga pertanyaan Sonya membuat senyuman Syila memudar sekejap.
"Kok suaminya gak nemenin kamu syil?"
Sonya yang melihat ekspresi Syila merasa bersalah dan meminta maaf tak enak hati.
Syila tertawa hambar,"Gapapa dok"sembari tersenyum paksa.
Setelah memeriksa ia pun pergi keluar rumah sakit. Dilorong rumah sakit ia terus tersenyum dengan tangan yang mengelus lembut perutnya. Bahkan Syila berfikir nanti ia akan memberitahu Daniel bahwa ia tengah mengandung anaknya berumur 4 bulan. Jika kalian berfikir kenapa Daniel tidak curiga itu semua karena Syila yang selalu memakai baju longgar.
Ia berniat mampir ke caffe untuk menemui sahabatnya,Zidan. Ia bergegas masuk taksi yang ia pesan.
Syila duduk dan menatap sopir,"ke caffe zelona pak"
"Baik mbak"singkatnya tak lupa dengan senyuman
Mobil itu berjalan menyusuri jalan yang tampak ramai. Panas terik matahari tak mempengaruhi mereka. Bahkan banyak anak anak yang tengah menjual koran,tisu,minuman dan lainnya. Ada pula pengamen jalanan yang tampak semangat.
Drtttt Drrrrttt
Dering ponsel Syila mengalihkan pandangan Syila yang tadinya menatap jendela. Ia segera merogoh tas yang ia bawa dan mencari ponsel itu. 'Toni' nama itu tertera dilayar ponsel Syila. "Bodyguard"tanya Syila heran. Diangkat ponsel itu.
"Hal---"Belum sempat Syila menyelesaikan ucapannya Toni memotong ucapannya.
"Hallo nyonya, nyonya disuruh pulang oleh tuan" Yang langsung dimatikan secara sepihak. Syila menatap ponselnya heran. Dibenaknya banyak pertanyaan yang masih bingung.
Ia mendongak menatap sopir,"pak ke mansion Franzo ya pak"pintaku lembut,
Supir itu mendongak menatap spion kaca lalu berkata,"Eh,iya mbak"sembari tersenyum tulus.
Seketika aku ingat jika aku akan bertemu Zidan karena telpon dari Toni membuat pertemuan nya batal.
Syila mengendus kasar,lalu ia ketik nama 'Zidan' didekatkan ponselnya ditelinganya saat panggilan terhubung.
"Halo,kamu dimana sih?lama banget"Dapat Syila dengar dengkusan kasar Zidan.
"Hallo, Maaf Zi aku ga bisa kesitu"ujar Syila menyesal.
Kudengar helaan napas kasarnya,"Ya udah kapan kapan saja ya, Oh ya aku juga mau pamit besok aku mau ke Amerika bikin usaha"
Mendengar ucapan Zidan yang terdengar begitu kecewa membuat Syila tak enak.
"Maaf ya zi"ucapnya lagi.
Zidan terkekeh pelan,"Santai aja syil,kamu jaga diri baik baik kapan pun kamu butuh aku hubungi aku aja jangan sungkan. Dan semoga kamu bahagia"
Senyuman Syila mengembang,"makasih ya zi,"
"Hm, ya sudah aku tutup ya soalnya satu jam lagi aku ada meeting"
"Oke, bye"setelah mengucapkan itu Syila langsung menutup telponnya secara sepihak.
Dibenak Syila banyak pertanyaan, Untuk apa Daniel menyuruhnya pulang? Apa dia sudah tau jika aku hamil? Atau alasan yang lain?.
"Sudah sampai mbak"suara supir membuat Syila membuat lamunan terbuyar.
"E-Eh iya pak,ini uangnya" Syila memberikan uangnya pada supir itu dan segera turun dari taksi. Hingga didepan pintu masion terdengar suara teriakan Daniel ,Syila melangkah berjalan cepat masuk kedalam mansion itu.
Kaget?
Bagaimana tidak kaget? Kaca pecah,beling beling berserakan dilantai, kursi dan meja yang tidak tertata rapi, Raut wajah para maid menjadi tegang bahkan semua bodyguard pun sama, Syila yang melihat itu hanya penasaran, takut menyelimuti perasaan Syila. Ia menghampiri bodyguard yang disamping kanannya.
"Sebenarnya ada apa sih?"tanyaku padanya.
Ia mendongak menatap takut, "Maaf syil,Tuan sedang marah"ucapnya dengan nada yang amat merasa ketakutan.
"Marah?"heran Syila
Prokk..prokk..prokk..
Tepukan tangan seseorang membuat Syila mengalihkan pandangannya pada pemilik tepukan tangan itu. Daniel. Ku tatap heran Daniel. Sungguh penampilan nya sangat berantakan rambut acak acakan,raut wajah datar,tangan yang berlumuran darah itu terkepal,baju yang terdapat banyak bercak darah. Tatapan yang menusuk membuat Syila takut.
"Bagus, Enak ya selingkuh dibelakang gue! Dan begonya gue baikin lu yang lu nya gak pernah jadi istri yang baik" ucapnya sartistik membuat Syila bingung. Daniel yang ditatap Syila polos dan bingung itu membuat Daniel semakin emosinya naik. Daniel mengampiri Syila dengan wajah merah padam menahan amarah,
Plakkkk!!
Tamparan keras dari Daniel membuat Syila terjatuh. Ia memegang pipi yang terasa panas dan terasa sakit itu. Ia menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya setelah itu mendongak menatap Daniel dengan tatapan tak percaya. Daniel menjalan menghampiri Syila berjongkok menatap tajam Syila.
Mata tajam hitam pekat milik Daniel beradu dengan mata biru jernih milik Syila yang berkaca kaca. Dicengkeram dagu Syila.
"Dasar jalang!"Daniel menekan kuat dagu Syila membuat Syila meringis. Air matanya terus menetes tak membuat Daniel merasa iba. Daniel berdiri menatap remeh Syila. Syila yang ditatap seperti itu memberanikan bertanya.
"Sebenarnya ada apa?"tanya nya menahan tangis. Air matanya itu yang ia tahan sedari tadi mengalir terus tanpa henti.
Daniel berjongkok kembali lalu menarik kuat rambut Syila. Tarikan kuat itu membuat Syila mendongak sambil meringis.
"Lo tanya gue kenapa?Dasar murahan! Jijik gue sama Lo! Udah berapa kali tubuh Lo dijamah?!"ucap remeh Daniel dengan berdecih.
Plak!!plakk!!plakk!
Berkali kali tamparan kuat mendarat dipipi Syila. Diam. Syila hanya diam. Difitnah dihina bahkan ditampar ia masih diam. Daniel yang melihat Syila hanya diam tak memberontak membuat ia geram.
Braggghh!!
Didorong Syila dengan kasar tanpa belas kasihan. Ia mengambil cambuk.
Clakk!Clakk!Clakk!Dugg!Dug!!
"Dasar murahan! Sok suci!"murka Daniel yang melampiaskan amarahnya pada Syila. Syila didorong dengan kasar dan dicambuk tak hanya itu ia juga ditendang keras oleh Daniel. Yang Syila bisa lakukan adalah berusaha melindungi janin yang ia kandung. Berusaha mempertahankan anak anaknya dengan memeluk erat perutnya.