Amarah Drake sampai ke ubun-ubun, tangannya mengepal kuat, wajahnya yang dingin terlihat semakin dingin. Siapapun yang melihat wajahnya saat ini pasti tidak akan berani untuk mendekatinya.
Ia benar-benar tidak bisa menerima perintah dari Raja Arland. Ia yang menaklukan Onyx, tapi Putra Mahkota Carl yang mendapatkan Lluvena. Ia tahu Lluvena bukan sebuah piala kemenangan, tapi tetap saja, ia yang pantas menikah dengan Lluvena mengingat ialah yang telah berjasa untuk Artemis.
Sebelumnya Drake tidak pernah peduli dengan apapun perintah kerajaan, tapi kali ini sungguh ia tidak bisa menerimanya. Drake akan bicara pada Raja Arland. Ia akan meminta Raja Arland untuk mengubah dekrit kerajaan. Jika Raja Arland tidak mau menuruti permintaannya, maka ia akan melakukan segala cara untuk membuat Lluvena menjadi miliknya, termasuk memberontak.
Pintu ruangan Drake terbuka, sosok Kepala Sekertaris kerajaan Artemis berjalan masuk mendekatinya sembari menatap ke arah Drake. Kemudian ia berhenti dua kaki di depan tempat Drake duduk. Ia melihat ke sekelilingnya sembari tersenyum licik. Ia sedang memeriksa seisi ruangan itu.
“Kau memang selalu memuaskan, Pangeran Drake. Tidak ada peperangan yang tidak kau menangkan.” Mata Kepala Sekertaris kini berhenti pada satu titik, Drake.
Drake selalu tidak suka jika ada orang asing yang memasuki kediamannya, tidak terkecuali Kepala Sekertaris. “Kepala Sekertaris cukup punya nyali masuk ke kediamanku tanpa persetujuan dariku.”
Kepala Sekertaris tersenyum, sebuah senyuman yang mengandung banyak kejahatan dan merendahkan Drake. “Aku tidak datang hanya untuk melihat-lihat kediamanmu, Pangeran Drake. Aku datang ke sini untuk memberitahukan sesuatu padamu.”
Drake tidak tertarik sama sekali pada apa yang ingin diberitahukan oleh Kepala Sekertaris.
“Setelah kau kembali ke kerajaan kau akan segera menikah dengan putri dari Menteri Kehakiman.” Kepala Sekertaris tahu bahwa Drake tidak akan suka dengan apa yang ia bicarakan barusan. Drake jelas tidak suka diatur, apalagi tentang pernikahan. Kepala Sekertaris ingin menciptakan ruang kebencian yang teramat besar di dalam diri Drake untuk Raja Arland.
Sebagai seorang paman Putra Mahkota, ia hanya ingin keponakannya yang mendapatkan segala pujian, bukan Drake. Ia ingin Drake melakukan sesuatu yang membuat Raja Arland tidak bisa mentolerir sikap Drake lagi.
Apa yang diberitahukan oleh Kepala Sekertaris lagi-lagi membuat darah Drake mendidih, tapi ia tidak menunjukan apapun di depan Kepala Sekertaris. Ia cukup tahu bahwa Kepala Sekertaris adalah seorang pria licik.
“Keluar dari kediamanku! Dan jangan pernah masuk ke dalam tanpa izin dariku!” Drake selalu bersikap keras pada siapapun, bukan hanya pada Kepala Sekertaris, bahkan ia juga bisa menolak untuk bertemu dengan Raja Arland, ayahnya.
Kepala Sekertaris tersenyum lagi. “Baiklah, kalau begitu selamat beristirahat, Pangeran Drake.” Pria itu keluar dengan wajah puas. Ia tahu karakter Drake, meski pria itu tidak pernah menunjukan emosi yang meledak-ledak, tapi ia yakin jika saat ini Drake tersulut amarah.
Rencana pernikahan dengan putri dari Menteri Kehakiman tidak akan bisa dibatalkan, Kepala Seketaris akan melihat bagaimana Drake melewati dekrit kerajaan yang satu ini.
Setelah Kepala Sekertaris keluar, kepalan tangan Drake terbuka. Ia menggebrak meja yang ada di depannya, lalu kedua tangannya menekan kayu keras itu.
Setelah dekrit kerajaan yang mengatur penikahan Putra Mahkota dan Lluvena, sekarang ada lagi yang lain, mengatur penikahannya dengan putri Menteri Kehakiman yang sedikit pun tidak ia sukai.
Bukankah saat ini Raja Arland terlalu berinisiatif. Pernikahannya bukan sesuatu yang bisa diurus oleh siapapun, ia tidak akan menikah jika bukan dengan wanita pilihannya. Dan putri Menteri Kehakiman? Jangan bercanda, wanita yang hanya tahu cara bersolek itu tidak akan pernah bisa menjadi istrinya.
Ia mungkin akan membunuh wanita itu sebelum hari pernikahan mereka.
Drake mendengus, setelah semua hak-nya diambil, kini ia diatur untuk menikah dengan pilihan Raja Arland. Ia bukan anak kecil lagi. Siapapun tidak bisa menekannya, termasuk Raja Arland.
Sepertinya Raja Arland sangat ingin membuat ia terus berada di bawah kendali pria itu dengan pernikahan dengan putri Menteri Kehakiman. Drake tidak tahu siapa yang mencetuskan gagasan itu, tapi jika ia tidak salah pasti Ratu Camille yang menjadi dalangnya.
Menteri Kehakiman merupakan salah satu pendukung Ratu Camille, dengan ia menikahi putri dari pria itu maka ia berada di bawah kekuasaan Ratu Camille.
Senyum mengejek keluar dari wajah Drake. Wanita itu terlalu perhatian padanya hingga memilihkan seorang wanita untuk ia nikahi.
Ratu Camille, satu-satunya orang yang memiliki kebencian terbanyak padanya adalah orang itu, disusul dengan mereka yang berada dalam satu kapal dengan ratu rubah itu.
Nampaknya Ratu Camille sudah merasa ia sangat mengancam posisi Putra Mahkota hingga mengambil tindakan seperti ini. Drake tahu Ratu Camille akan berpikir lebih untuk menyingkirkannya karena ia sangat berguna bagi Putra Mahkota, tapi Ratu Camille juga tidak bisa membiarkan ia hidup dengan bebas. Wanita licik itu ingin mengendalikannya dengan menggunakan cara apapun.
Wanita itu terlalu takut jika ia akan mengambil posisi Putra Mahkota. Sedikit pun ia tidak tertarik denga posisi itu. Dalam otaknya, ia bahkan berpikir untuk meninggalkan istana dan pergi jauh, tapi itu setelah ia berhasil membawa ibunya keluar.
Sampai detik ini Drake tidak tahu di mana keberadaan ibunya. Raja Arland menyembunyikan ibunya entah di mana. Drake masih mencari ibunya dengan menggunakan orang-orangnya, tapi hingga sekarang ibunya belum ditemukan.
Kehidupan istana yang penuh dengan intrik dan perebutan kekuasaan, Drake ingin menjauhinya sesegera mungkin.
Telinga Drake mendengar suara pintu terbuka. Langkah kaki yang mendekat padanya sudah ia hapal, itu milik Jade.
“Jenderal, maafkan hamba. Hamba tidak tahu Kepala Sekertaris masuk ke dalam.” Jade menundukan kepalanya. Ia tadi pergi untuk buang air kecil, setelah ia kembali ia melihat Kepala Sekertaris keluar dari ruangan Drake.
Selama di istana Artemis, Jade selalu menjaga pintu masuk Drake. Ia tidak membiarkan siapapun masuk tanpa bertanya dahulu pada Drake.
“Angkat kepalamu! Ini bukan salahmu.” Penjagaan Jade tidak pernah mengecewakan, jika kali ini Kepala Sekertaris masuk, itu artinya Jade memiliki sesuatu hal yang mendesak.
Jade melakukan perintah Drake, matanya yang tadinya melihat ke lantai kini beralih ke wajah Drake. Dari raut wajah jenderalnya, Jade bisa menilai bahwa saat ini pria itu tengah sangat marah. Kepala Sekertaris kerajaan Artemis pasti telah mengucapkan sesuatu yang menyulut emosi jenderalnya.
“Jenderal, apakah terjadi sesuatu?” tanya Jade hati-hati.
“Bukan apa-apa. Kau bisa kembali ke tempatmu.” Drake bukan orang yang terbuka, ia terbiasa memendam semua masalah pribadinya sendirian. Tak akan ada yang bisa membantunya kecuali dirinya sendiri, jadi ia tidak akan repot dengan bercerita.
“Baik, Jenderal.” Jade menundukan kepalanya memberi hormat lalu kemudian keluar dari ruangan itu.
Drake berdiri dari tepat duduknya, ia melangkah menuju ke jendela dan berdiri di sana. Matanya menatap pemandangan yang ada di depannya. Ia harus menjernihkan pikirannya, menekan kemarahannya dalam-dalam lalu kemudian membuat rencana jika semua tidak berjalan sesuai dengan keinginannya.
Drake memang selalu bergerak dengan rencana, ia tak akan membawa orang-orangnya mati bunuh diri bersamanya.
**
Di ruang perjamuan, Raja George tidak mengatakan apapun pada Lluvena. Wajahnya kini tampak terbebani. Bagaimana bisa ia mengirim putrinya menikah dan tinggal jauh darinya.
Selama Lluvena hidup, ia selalu menjaga putrinya dari sampah dunia. Ia tidak pernah membiarkan Lluvena keluar dari istana karena tidak ingin banyak orang melihat kecantikan putrinya. Raja George masih belum siap putrinya dijaga oleh orang lain.
Namun, meski begitu Raja George tidak pernah memaksa Lluvena untuk tidak menjalin hubungan dengan pria. Hanya saja, sampai detik ini di usia Lluvena yang sudah menginjak 22 tahun, putrinya itu masih belum ingin menikah.
Lluvena mencari seorang suami yang bisa ia andalkan. Bisa menjaga Onyx dengan baik, terutama bisa membantu ayahnya dalam segala hal.
Raja George telah menerima banyak lamaran dari para pewaris kerajaan lain, tapi tidak satu pun dari mereka berhasil menarik hati Lluvena.
Dan sekarang, sebuah dekrit kerajaan dari Kerajaan Artemis yang berhasil menaklukan mereka datang dan menginginkan Lluvena menjadi istri dari Putra Mahkota kerajaan itu. Raja George cukup mendengar tentang Putra Mahkota Carl, sosok sempurna pengganti Raja Arland kelak. Akan tetapi, sebaik apapun Carl, Raja George tidak berharap putrinya akan menikah dengan Putra Mahkota kerajaan Artemis.
Putrinya yang terhormat menjadi sebuah alat untuk membuat Onyx tidak berkutik. Raja George sangat marah, tapi ia saat ini tidak ada yang bisa ia lakukan. Jika ia menolak maka artinya ia menantang Artemis. Onyx sudah pasti akan hancur. Namun, jika ia menerima, maka putrinya akan menjadi korban.
Raja George selalu membanjiri Lluvena dengan cinta dan kasih sayang, ia tidak tahu bagaimana orang-orang Artemis akan memperlakukan putrinya terlebih putrinya merupakan putri mahkota yang berasal dari kerajaan yang ditaklukan.
Ditambah putrinya mungkin tidak akan menjadi satu-satunya wanita Putra Mahkota. Ia hanya lah seorang ayah yang menginginkan putrinya menjadi satu-satunya istri untuk seorang laki-laki. Ia tidak ingin cinta untuk putrinya terbagi.
Kepala Raja George berdenyut sakit. Raja Arland memperhatikan setiap langkah dengan baik. Pria itu masih tidak berubah hingga saat ini, tetap licik.
Lluvena melihat raut gelisah di wajah ayahnya. Hatinya kini menjadi semakin marah. Ia yakin ayahnya sangat menderita sekarang.
Ia tidak ingin menerima pernikahan itu, tapi jika ia melihat beban di wajah ayahnya, ia tidak bisa berkeras. Penolakan darinya berarti kehancuran Onyx.
Menarik napas dalam lalu membuangnya. “Ayah, aku akan kembali ke kediamanku.” Lluvena akhirnya bersuara.
Raja George tersadar dari pemikiran peliknya. “Ya, Putriku. Jangan berpikir terlalu keras, Ayah akan mencari jalan keluarnya.”
“Aku percaya padamu, Ayah.” Lluvena memaksakan senyumannya. Saat ini ia tidak bisa berpura baik-baik saja di depan ayahnya. Hidup dan kebahagiaannya sedang dipertaruhkan sekarang. “Kalau begitu aku permisi.” Lluvena menundukan kepalanya lalu pergi.
Raja George menatap putrinya sedih. Tak pernah ia pikirkan dalam hidupnya bahwa ia akan membuat putrinya berada dalam masalah besar seperti ini.
**
Drake keluar dari kediamannya, ia berjalan-jalan di istana Onyx, dan berhenti di sebuah taman yang berada di belakang kediaman Putri Mahkota Lluvena.
Pandangan Drake tertuju pada Lluvena yang saat ini tengah bersandar di tiang paviliun yang berada di tengah sebuah kolam teratai. Di bawah cahaya bulan, wajah Lluvena terlihat seperti dewi.
Tak bisa Drake jelaskan bagaimana indahnya Lluvena saat ini.
Drake tidak melangkah, ia hanya berdiri di tempatnya agar tidak mengusik Lluvena. Ia tahu saat ini Lluvena pasti sedang merasa buruk.
Udara angin malam yang dingin membungkus Drake, tapi pria yang terbiasa akan hujan dan badai itu tidak merasa kedinginan. Udara seperti ini bukan apa-apa untuknya. Tak akan menghalangi dirinya dari menikmati keindahan di depannya.
Di atas paviliun Lluvena menatap kosong ke depan. Ia telah berpikir selama beberapa jam, dan pada akhirnya ia mengambil sebuah keputusan. Ia akan menerima dekrit dari kerajaan Artemis.
Semua itu ia lakukan demi ayahnya, kerajaannya dan rakyatnya. Ia adalah putri mahkota kerajaan Onyx, mengorbankan dirinya sendiri untuk kebaikan semua orang adalah tugasnya.
Dahulu ia pernah berharap bahwa ia akan memiliki pernikahan yang indah, seperti pernikahan orangtuanya yang penuh cinta. Lluvena juga ingin ia menjadi satu-satunya wanita dari pria yang akan menjadi suaminya kelak, tapi nampaknya semua itu hanya akan jadi mimpinya saja.
Ia akan menikah bukan karena cinta, tapi karena sebuah aliansi kerajaan. Dan mungkin ia juga tidak akan menjadi satu-satunya istri Putra Mahkota.
Lluvena menghela napas pelan. Tidak apa-apa. Selama pernikahan itu bisa menyelamatkan banyak nyawa orang-orangnya maka kebahagiaannya tidak begitu penting.