Rasa bersalah tiba-tiba saja memenuhi pikiran Gabe. Dalam benaknya, Gabe tengah berpikir, apakah ia akan membiarkan Sky berakhir seperti dirinya? Membenci yang tak sepantasnya ia benci bahkan sampai melukai dirinya sendiri. Bayangan Sky yang sudah berlalu itu pun akhirnya ia kejar dengan sepenuh tenaganya. Sayang sekali punggu yang bergetar itu sudah masuk ke dalam lift saat Gabe keluar dari unit apartemennya.
“Sky!” Gabe berseru dan berlari. Pemuda itu pun menekan tombol loft berkali-kali meski ia tahu lift itu takkan terbuka.
Terlalu lama menunggu dan akan membuang waktu jika Gabe hanya berdiri saja disana, Gabe pun memutuskan untuk berlari mengejar Sky melalui tangga darurat yang ada didekat lift.
“Sky, tunggu Abang.” Tanpa sadar Gabe bergumam saat lehernya tercekik karena harus men
