MT

3966 Words
MISTERI TIME. Dongeng anak mengajak pembaca memperluas imajinasi dan menyelami dunia lain yang segalanya serba mungkin. Dengan demikian, seorang anak nantinya berani bermimpi besar dan membayangkan cita-cita yang belum pernah diraih di masa lalu. Namun demikian, seperti dikutip dari Oddee.com pada Jumat (6/10/2017), ada sejumlah dongeng anak yang berawal dari masa lalu yang gelap. Berikut ini adalah 10 dongeng yang versi aslinya tidak terlalu pantas untuk anak bahkan cenderung k**i: Cinderella. Kebanyakan di antara kita mengetahui kisah Cinderella, seorang anak perempuan miskin yang diperlakukan tidak pantas oleh keluarga tirinya. Pada akhirnya ia mencuri hati seorang pangeran, menikahinya, dan kemudian hidup berbahagia selamanya. Ternyata, versi asli cerita indah itu bernuansa gelap. Dalam cerita yang tidak kita ketahui, sepatu Cinderella bukan terbuat dari kaca, melainkan bulu bajing. Saudari-saudari tirinya bukan hanya dikisahkan memiliki kaki yang tidak muat masuk dalam sepatu, tapi mereka memotong bagian tubuh agar kakinya muat. Bahkan ada versi lain yang menceritakan adanya beberapa burung merpati yang mencongkel mata saudari-saudari tiri Cinderella karena sifat jahat mereka. Pinokio. Dalam versi awal cerita Pinocchio, boneka itu menghujam sebuah palu ke Jiminy Cricket hingga serangga itu pun lumat. Tapi Pinocchio diceritakan tidak menyesal sama sekali. Lebih parah lagi, setelah Gepetto mengubahnya dari boneka menjadi manusia, Pinocchio malah langsung melarikan diri dan menyebarkan selentingan kabar bahwa Gepetto telah bersikap k**i terhadapnya. Kakek malang itu kemudian dijebloskan dalam penjara. Pada akhirnya, Pinocchio ketahuan dan digantung pada sebuah pohon akibat semua ulahnya. Putri Tidur Dalam versi awal cerita, Sleeping Beauty atau Putri Tidur mengalami koma setelah terinfeksi oleh sejumput rami yang terselip di bawah kuku. Ayahnya tidak bisa menerima kenyataan dan membaringkannya di atas salah satu ranjang di dalam rumah sambil berharap terjadinya mukjizat. Kemudian, ketika ada seorang raja melintas dan menemui tubuhnya, si ayah seakan mendapatkan jawaban dari keinginannya. Raja tersebut menyadari bahwa wanita tersebut tidak sadar dan malah memerkosanya lalu pulang kembali ke kerajaannya. Putri Tidur pun hamil dan melahirkan walau dalam keadaan tidak sadar. Salah satu bayinya tidak sengaja menyedot seutas rami yang terselip di bawah kuku sehingga Sleeping Beauty pun siuman. Mendengar cinta sejatinya siuman dan hidup, sang raja membakar istrinya hingga tewas agar ia bisa bersama dengan Sleeping Beauty. Bahkan nyaris terjadi kanibalisme. Sebelum istri raja dibakar, ia mencoba membunuh dan menyantap bayi-bayi Sleeping Beauty. Putri Salju Menurut alur cerita versi Grimm, ratu yang jahat adalah ibu kandung Snow White atau Putri Salju. Ia mengirim beberapa pemburu untuk membunuh anak perempuannya dan mengambil paru-paru serta hati Snow White untuk dimakan. Dalam versi yang diperhalus, Snow White dikisahkan tertidur lelap. Tapi, dalam cerita aslinya, ia meninggal karena potongan apel beracun tersangkut di kerongkongannya. Sang pangeran memerintahkan para pelayan membuang jasadnya. Tapi, ketika para pelayan sedang membawa peti mati berisi jasad Snow White, peti itu terjatuh. Guncangan tersebut menyebabkan potongan apel beracun tersedak ke luar dan Snow White hidup kembali. Ketika ibunya yang jahat menjadi tamu tak diundang dalam pernikahan Snow White, ia dipaksa memakai sepatu besi cetakan hingga tewas. Bukan hanya itu. Dalam beberapa versi lain, Snow White bahkan dikisahkan dilacurkan oleh Seven Dwarfs. Hansel and Gretel. Versi awal Bahasa Prancis untuk Hansel and Gretel dikenal dengan "The Lost Children" yang berarti "Anak-anak yang Tersesat." Dalam kisah itu diceritakan adanya sosok setan yang tinggal dalam rumah kecil bersama istrinya. Ia ingin melukai anak-anak tersebut hingga kehabisan darah di atas kuda-kuda penggergajian. Sebaliknya, istrinya bukan sosok yang kejam dan bahkan mencoba menolong anak-anak tersebut. Setelah anak-anak itu mengerti niat si setan, mereka pura-pura tidak mengetahuinya dan menaiki kuda-kuda penggergajian. Setan meminta istrinya membantu menaiki kuda-kuda. Anak-anak tersebut menggunakan kesempatan untuk menggorok si istri dan melarikan diri dengan membawa uang milik si setan. Red Riding Hood. Masing-masing versi Little Red Riding Hood memiliki cerita unik tentang apa yang terjadi antara si serigala dengan si anak perempuan. Dalam versi awal, si nenek dan si serigala adalah satu sosok yang sama. Dalam versi lain, Red meyakinkan si serigala untuk menyantap si nenek karena Red adalah satu-satunya pewaris harta wanita tua itu. Tapi ada satu versi yang amat mengganggu yang bercerita bagaimana Red memanfaatkan tubuhnya untuk menyelamatkan diri. Ia dikisahkan melakukan hubungan s**s dengan si serigala. Putri Duyung Dalam cerita asli karangan Hans Christian Andersen, si putri duyung diceritakan memperoleh kaki dan berjalan. Tapi semua itu dibayar dengan harga yang mahal. Setiap langkah yang dilakukan terasa seperti berjalan di atas 1000 belati tajam. Bukan hanya itu, jika si pangeran tidak memilihnya, wanita itu akan mati dan berubah menjadi busa-busa di laut. Sang pangeran akhirnya menikahi wanita lain. Demi menyelamatkan si putri duyung, saudara-saudaranya menukar rambut mereka dengan belati ajaib dari penyihir di lautan. Jika si putri duyung membunuh sang pangeran dan membiarkan darahnya mengalir ke kaki putri duyung, maka ia akan menumbuhkan lagi siripnya dan kabur ke laut. Tapi ia sadar tidak tega membunuh sang pangeran sehingga si putri duyung akhirnya mati sendirian dan tanpa cinta. The Goose Girl Dalam cerita asli, seorang hamba wanita mencuri identitas seorang putri untuk menipu seorang pangeran agar menikahinya. Siasatnya ketahuan oleh seekor kuda yang mampu berbicara, sehingga wanita itu membunuh kuda itu agar menutupi kejahatannya. Putri sesungguhnya, yang sekarang terpaksa menjadi hamba, bekerja sebagai gembala itik. Ia kemudian memperoleh keadilan ketika hamba yang mencuri identitasnya dimasukkan ke dalam gentong berisi duri dalam keadaan t*******g bulat dan kemudian digelindingkan hingga ia tewas. Hercules Dalam mitologi aslinya, Zeus dikenal dengan kelakuannya yang m***m. Ia tidak menghormati kesucian pernikahan dan membohongi kaum wanita agar bisa ditidurinya. Beberapa kali ia digambarkan sebagai p*******a berantai yang tidak menaruh hormat pada manusia. Banyak yang menduga bahwa ia disebut ayah oleh semua dewa lain karena rasa hormat kepadanya, tapi lebih mungkin bahwa ia dipanggil ayah karena memerkosa semua wanita yang dikenalnya. Pied Pipper Pada awalnya, Pied Piper dipekerjakan oleh wali kota untuk menangani masalah hama tikus. Ia menggiring tikus-tikus ke lautan dan kembali ke kota untuk menagih hadiahnya. Ternyata sang wali kota tidak berniat membayar sepenuhnya. Sebagai pembalasan, Pied Piper menggiring anak-anak kecil di kota itu menuju lautan hingga mereka semua tenggelam. Kisah ini terdengar mengerikan, tapi cerita ini sebenarnya didasarkan pada tragedi yang terjadi pada Abad ke-13. Dan selain tokoh-tokoh kartunnya, inilah misteri tentang beberapa film Disney yang dipenuhi misteri di baliknya. Jika mendengar kata Disney, tentu yang terlintas di benak adalah Disney Princess yang cantik dan dunia ajaib yang family friendly, ramah anak, dan untuk segala usia. Namun, meski terkenal dengan image tersebut, raksasa hiburan anak milik Walt Disney ini dalam beberapa film pernah menampilkan adegan mengerikan seperti kematian, kegelapan, dan kejahatan yang mungkin dapat menjadi mimpi buruk bagi anak setelah menontonnya. Screen Rant membuat daftar 15 film Disney paling mengerikan sepanjang masa, berikut uraiannya: 1. Something Wicked This Way Comes (1983) Film ini menceritakan sirkus jahat yang memangsa penduduk di sebuah kota kecil Amerika. Film ini diadapatasi dari n****+ dengan judul sama karya Bradury. 2. Return to Oz (1985) Film yang berkisah tentang seorang Dorothy yang diselamatkan dari percobaan kejiwaan dari seorang gadis misterius. 3. Pinocchio (1940) Film ini menampilkan adegan bagaimana anak-anak diubah menjadi keledai dan dikirim untuk bekerja di tambang garam. Film Pinocchio juga menampilkan adegan perdagangan anak dan menampilkan anak yang ingin bebas tanpa pengawasan orang dewasa mulai dari minum, merokok, hingga berkelahi. 4. Darby O'Gill and the Little People (1959) Seorang codger tua yang cerdik bersama dengan Raja Leprechaun melakukan permainan mak comblang untuk putrinya dan ada pemuda tegap yang telah menggantikannya sebagai juru kunci. 5. The Black Cauldron (1985) Film yang mengisahkan seorang anak laki-laki dan sekelompok teman memulai suatu pencarian untuk menemukan benda sihir gelap dengan kekuatan tertinggi sebelum seorang tiran jahat menemukannya. 6. Fantasia (1940) Film fantasi musikal klasik milik Disney ini menampilkan Mickey Mouse sebagai calon penyihir yang melampaui batas kemampuannya. Menceritakan kisah evolusi, dari hewan bersel tunggal hingga kematian dinosaurus. 7. The Watcher in the Woods (1980) Film ini memang menyasar penonton remaja dewasa. The Watcher in the Wood diiringi latar musik yang dramatis dan menyeramkan, narator yang menceritakan bahwa selalu ada sesuatu yang jahat di dalam hutan dan mengingatkan penonton bahwa hal yang dibicarakannya bukan isapan jempol belaka. Banyak penonton sepakat bahwa film ini merupakan salah satu film Disney yang paling mengerikan. 8. Snow White and the Seven Dwarfs (1937) Ratu penyihir yang kejam dan berubah bentuk menjadi nenek sihir yang mengerikan untuk mengejar dan membunuh Snow White membuat penonton terngiang-ngiang, apalagi bagi anak-anak yang hampir pasti takut dan tidak menyukai ratu jahat yang licik. 9. Bambi (1942) Kisah rusa kecil yang besar di hutan. Cerita ini memang ringan, namun adegan kematian ibu Bambi dari yang diceritakan selalu melindungi Bambi membuat penonton menyaksikan trauma. Ibu Bambi dibunuh oleh pemburu manusia. 10. The Black Hole (1979) Film ini lebih cukup menakutkan untuk ditonton anak di bawah umur. Selain premis gelap, film ini mengandung adegan pembunuhan, sumpah serapah, tema dewasa yang berat dan k*****s yang menggambarkan neraka langsung dari Dante's Inferno. 11. Toy Story 3 (2010) Toy Story 3 yang rilis tahun 2010 lalu menceritakan tentang Woody, Buzz, dan mainan lainnya yang dikirim ke pusat penitipan anak saat Andy akan pergi untuk masuk perguruan tinggi. Di penitipan anak tersebut, Woody dan kawan-kawan harus berjuang untuk tetap bersama. Adegan di akhir film, mengejutkan penonton betapa mengerikan dan brutalnya film itu. Penonton dibuat berlinang air mata melihat karakter-karakter klasik Woody dan kawan-kawan, hampir menemui akhir yang menyedihkan. Beberapa mainan yang ada di tempat penitipan anak yang memiliki bentuk aneh dan mengerikan sedikit janggal untuk disaksikan anak-anak. 12. The Nightmare Before Christmas (1993) Film yang sukses memberikan banyak keuntungan bagi Disney ini merupakan perpaduan gotic dan keajaiban yang mengerikan. The Nightmare Before Christmas bisa dibilang terlalu menyeramkan untuk ditonton anak di bawah umur karena menampilkan adegan Santa Claus yang disiksa dan diculik, atau karakter yang menjijikkan seperti boogeyman si karung goni yang terbuat dari serangga dan belatung. Belum lagi film ini juga menyajikan musik yang terdengar seram dan gambar tengkorak yang menakutkan, serta berbagai makhluk aneh di dalamnya. 13. Escape to Witch Mountain (1975) Film ini menceritakan tentang dua anak yatim misterius yang memiliki kekuatan luar biasa dan dikejar oleh jutawan licik. Escape to Witch Mountain bisa dikatakan film dark thriller yang cukup menegangkan untuk ditonton anak di bawah umur, mereka akan merasakan ancaman nyata yang dihadapi oleh kedua anak yang sedang diburu oleh penjahat. 14. Brave (2012) Bertekad untuk membuat jalannya sendiri dalam hidup, Putri Merida menentang kebiasaan yang membawa kekacauan ke kerajaannya. Diberikan satu permintaan, Merida harus mengandalkan keberanian dan keterampilan memanahnya untuk membatalkan kutukan yang mengerikan. Cerita putri Disney ini mengandung banyak tema-tema yang tidak untuk anak di bawah umur seperti pengkhianatan dan keegoisan. Sisi supranatural dan efek gelap mistis juga ditambahkan dalam film Brave. Apalagi, Mor’du penjahat dalam film ini seorang pangeran yang membiarkan kekuatan jahat mengambil alih tubuhnya dan mengubahnya menjadi sosok beruang yang mengerikan. 15. The Adventures of Ichabod and Mr. Toad (1949) Dilihat dari judulnya saja, film ini sudah mengerikan. Film klasik Disney ini didasarkan pada cerita pendek klasik Washington Irving. Ketika sosok gelap tanpa kepala akhirnya tiba di atas kudanya, memegang Jack-o-lantern yang menyala, gambar ikonik itu adalah salah satu alasan mengapa film The Adventures of Ichabod and Mr. Toad hampir bisa disebut film horor animasi dari Disney. Formasi putri Disney saat ini sudah mencakup 12 karakter dinasti sejak lahir, dengan menikah, atau dianggap sebagai 'putri' karena kepahalawanan mereka. Beberapa karakter yang dicintai berasal dari legenda, dongeng, atau bahkan kehidupan nyata, yang seringkali lebih menarik atau lebih gelap daripada yang kita lihat di film. Rapunzel Dan Kekejaman Ibunya Kisah Rapunzel didasarkan pada dongeng oleh saudara Grimm. Dalam versi mereka, ketika penyihiri itu tahu tentnag Rapunzel dan sang pangeran, dia memotong rambut Rapunzel dan menggantungnya di luar jendela. Ketika pangeran dihadapkan padanya, dia melompat keluar dari jendela dan dibuatak saat mendarat di atas duri. Dia akhirnya menemukan Rapunzel, dan dia menyembuhkannya denagn air matanya. Yang menarik, dalam versi pertama kisah tersebut, Rapunzel adalah orang yang dengan bodohnya memberi pangeran itu dengan mengaku kepada penyihir bahwa pakainnya terlalu ketat untuknya di sekitar pinggangnya (menunjukkan kehamilan). Kematian Sang Putri Duyung Ariel, the Little Mermaid, didasarkan pada karakter dari kisah klasik Hans Christian Andersen. Dalam cerita ini, the Little Mermaid menyelamatkan pangeran dari tenggelam, jatuh cinta padanya, dan memperdagangkan suaranya yang indah untuk menjadi manusia. Tapi semua ada harganya, setiap langkah yang dia lakukan sangat menyakitkan. Sang pangeran menikahi gadis lain yang ia yakini sebagai penyelamatnya, dan Little Mermaid melemparkan dirinya ke laut dan berubah menjadi buih laut. Tentang Moana. Moana adalah karakter yang sepenuhnya fiktif. Ide asli penulis adalh membuat film tentang Maui, namun setelah kunjungands mereka ke Polinesia, mereka terinspirasi oleh wanita cantik dan kuat di sana Mereka juga belajar banyak tentang navigasi, dan beginilah karakter Moana yang hidup. Legenda Mulan Mulan berasal dari balada Cina Mulan tentang seorang wanita pejuang yang pergi berperang, dan setelah 10 tahun berperang, menyangkal semua penghormatan militer, dan kembali ke rumah di mana keluarganya menyambutnya dengan gembira. Namun dalam satu versi legenda, Mulan pulang ke rumah dan menemukan ayahnya meninggal dan keluarganya berantakan. Merasda kesepian dan sengsara, Mulan kemudian melakukan bunuh diri. Putri Salju Dalam dongeng Grimm ini, Ratu Jahat tiba di pernikahan Putri Salju dan Pangeran Tampan. Di sana, dia dipaksa memakai sepatu besi panas dan menari di dalamnya sampai meninggal. Elsa dan Kekejaman Ratu di Frozen didasarkan pada karakter Ratu Salju dalam dongeng karya Hans Christian Andersen. Dia adalah Ratu Serigala dan tinggal di istana yang membeku. Dia menculik seorang anak kecil, Kay, dan memancingnya dengan ciuman. Temannya Gerda menyelamatkannya dari istana Ratu beberapa tahun kemudian. Si Cantik dan Si Buruk Rupa isah tentang Beauty and The Beast ditulis oleh Mrs Gabrielle-Suzanne deVilleneuve dan diterbitkan pada tahun 1740. Dia diyakini telah terinspirasi oleh pasangan sejati, Pedro dan Catherine Gonsalvus. Pedro menderita kondisi genetik yang langka, karena seluruh tubuhnya tertutup rambut tebal. Catherine seharusnya tidak melihat pengantin laki-laki sebelum hari pernikahan. Meski sang suami tidak berubah menjadi pangeran tampan, psangan tersebut akhirnya memiliki 7 anak. Sang Putri Tidur Di Perceforest, satu di antara versi paling awal dari tema Sleeping Beauty yang ditulis pada abad ke-16, Putri Zellandine jatu cinta pada Troylus. Sementara Troylus hilang, Zellandine jatuh tertidur lepa. Saat dia menemukan sang putri, dia menghamiliknya saat dia tidur. Bayi yang baru lahir menarik keluar rami yang menyebabkan dia tidur. Setelah bangun Zellandine menyadari bahwa ayah dari anaknya adalah Troylus, yang kemudian dia menikah dengannya. Pocahontas Pocahontas (diberi nama lahir: Matoaka) lahir pada 1959 menjadi kepala Powhatan. Pada tahun 1607, John Smith, seorang tentara Inggris dan penjelajah ditangkap oleh satu di antara partai perburuan Powhatan. Menurutnya, Matoaka melemparkan dirinya ke seluruh tubuh John Smith untuk melindunginya dari eksekusi di tangan Powhatan. Namun, tidak ada bukti bahwa itu benar-benar terjadi. Matoaka sendiri diculik oleh kolonis untuk ditebus karena tahanan Inggris yang dipegang oleh ayahnya. Selama penahanannya, penanam tembakau John Rolfe mengkondisikan pembebasannya saat dia setuju untuk menikah dengannya. Dia meninggal saat usianya 21 tahun. Apakah kamu terkejut dengan cerita di balik putri Disney? Menurut kamu, apakah Disney melakukan pekerjaan yang baik dalam mengadaptasi cerita-cerita ini dan mengubah plot mereka? Generasi yang kini sudah menjadi pekerja, adalah generasi pertama yang tumbuh besar dengan animasi panjang pada awal perkembangan mereka. The Little Mermaid pertama kali keluar 30 tahun lalu, dan kurang dari enam bulan kemudian dirilis di video untuk dilihat di rumah. Ini adalah terobosan penting bagi Disney, yang biasanya menunggu beberapa tahun sebelum merilis film di VHS. Film-film 1990-an selanjutnya, termasuk Beauty and the Beast, Aladdin, Lion King, Pocahontas, dan dua film Toy Story pertama, juga dirilis dalam video sekitar setahun setelah rilis bioskop mereka. Dan kemudian datang DVD. DVD animasi pertama Disney adalah rilis ulang The Little Mermaid pada 1999. DVD tidak perlu digulung ulang dan lebih tahan lama meskipun berulang kali ditonton. DVD adalah "pengasuh elektronik" yang sempurna. Apakah Anda bersiul saat bekerja? Atau lebih suka terus berenang? Mungkin juga Anda sedang mencoba menyesuaikan kekuatan kosmik fenomenal dalam ruang hidup yang mungil dan asyik. Jika salah satu frasa ini tak asing di dalam kesadaran Anda, sepertinya Anda adalah anak Disney. Anda dibesarkan dengan cerita riang gembira untuk menyibukkan Anda, sementara orang tua Anda menikmati satu jamnya yang berharga tanpa harus mengawasi Anda. Tetapi apakah campur aduk moralitas, stereotip, dan percikan sihir Disney berdampak jangka panjang pada generasi orang dewasa ini, yang pada suatu hari, melahap film-film ini saat anak-anak? Dan mungkinkah itu memengaruhi perilaku rekan kerja Anda di kantor atau bahkan mempengaruhi karier masa depan Anda? "Disney cukup meresap dalam budaya modern kita," kata Martyn Griffin, seorang pakar persepsi budaya pekerjaan dan organisasi di Durham University di Inggris. "Video rumahan yang ditonton berulang kali memaparkan anak-anak pada ide-ide dalam film-film Disney. Jika mereka melakukan ini sejak usia muda, pasti akan berdampak. " Dilihat dari permukaan, kartun ini adalah hiburan yang tidak berbahaya. Tapi beberapa peneliti telah menyuarakan keprihatinan tentang hal-hal yang tanpa disadari terkandung dalam film-film Disney. Mungkin kritik yang paling umum adalah penggambaran stereotip gender, ras dan budaya di masa lalu. Lagu pembuka Arabian Nights pada film Aladdin, misalnya, berisi baris "di mana mereka memotong telingamu jika mereka tidak menyukai wajahmu" ketika dirilis pada 1993. Disney kemudian mengubah liriknya. Dampak abadi stereotipe Para peneliti membagi bagaimana Disney menggambarkan perempuan menjadi beberapa era yang berbeda. Pertama adalah era domestik, ketika karakter wanita seperti Snow White, Sleeping Beauty dan Cinderella digambarkan sebagai ibu rumah tangga yang tugasnya beres-beres dan butuh diselamatkan oleh laki-laki. Kemudian datanglah fase puber dan pemberontak seperti Ariel di The Little Mermaid, Princess Jasmine di Aladdin, Pocahontas, dan Mulan. Selama periode ini, perempuan Disney tampak lebih mandiri, berusaha untuk membebaskan diri dari ikatan masyarakat. Tapi Ariel juga mengorbankan suaranya demi bersama pria yang dicintainya. "Simbolisme di sini sangat kuat," tulis Mia Adessa Towbin dan rekan-rekannya di departemen studi keluarga di Colorado State University dalam penelitian mereka. "Untuk memenangkan cinta sang pangeran, dia harus kehilangan pikiran dan kecerdasannya, kemandirian dan identitasnya." Meskipun cerita ini awalnya ditulis oleh Hans Christian Andersen, para peneliti mengatakan bahwa cerita ini menjadi metafora yang tepat untuk banyak pahlawan perempuan Disney: "tidak ada yang mendengarkan kata-kata mereka". The Little Mermaid dan lima film berikutnya juga menunjukkan tren lain: karakter perempuan berbicara lebih sedikit. Meskipun mereka adalah karakter yang ada di judul, waktu perempuan berbicara hanya 32% di The Little Mermaid, 24% di Pocahontas dan 23% di Mulan. Di Aladdin, karakter wanita hanya punya 10% dari dialog. Carmen Fought dan Karen Eisenhauer, ahli bahasa di North Carolina State University yang analisisnya menghasilkan angka-angka ini, juga menemukan karakter laki-laki dalam film-film yang disebutkan itu, menjadi bos karakter perempuan. Porsinya jauh lebih banyak daripada ketika para perempuan menjadi bos para laki-laki. Ketika perempuan melakukannya, mereka lebih sopan daripada pria. Tingkat ketidakpastian dalam dialog karakter perempuan juga dinilai meningkat. Bagi para kritikus, temuan itu memberi pesan kuat kepada anak-anak kecil untuk memelihara stereotip gender lama. Dan ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa kesan ini akan abadi. Peneliti kehidupan keluarga Sarah Coyne di Universitas Brigham Young terinspirasi oleh kekhawatiran konsumsi putrinya sendiri terhadap Disney. Penelitiannya menemukan bahwa anak perempuan berusia sekitar dua tahun yang terpapar pada putri-putri Disney menjadikan mereka terpengaruh pandangan stereotip untuk perempuan yang lebih besar, dan kepercayaan diri yang rendah bertahun-tahun kemudian. Menjelekkan orang yang sakit mental Disney juga dikritik soal bagaimana mereka menggambarkan kesehatan mental. 85% dari 34 fitur animasi Disney yang dirilis sebelum 2004 mengandung referensi penyakit mental, seringkali dengan cara yang bertujuan untuk merendahkan atau meminggirkan karakter, menurut para peneliti psikologi di University of Calgary. Mereka memperingatkan bahwa ini bisa berakibat "implikasi bagi pemirsa anak yang akan belajar berprasangka" pada mereka yang dianggap punya masalah kesehatan mental. Tim peneliti yang sama juga memperingatkan bahwa tingginya prevalensi penyebutan "kejahatan" di film-film Disney juga dapat membuat anak-anak belajar untuk "menjelekkan orang yang terlibat dalam perilaku yang dianggap 'buruk' jika mereka menonton film berulang kali. Fred Zimmerman, seorang ekonom perilaku di University of California, Los Angeles, menduga bahwa hal itu memberi kontribusi terhadap masalah sosial yang lebih luas saat ini. "Film-film Disney hampir selalu menghadirkan pertempuran antara Kebaikan and Kejahatan," kata dia. "Mau tak mau orang pun bertanya-tanya, apakah pemahaman ter-Disney tentang dunia ini sebagai perjuangan antara orang baik dan orang jahat, adalah bagian dari masalah polarisasi politik dan pengucilan sosial saat ini." Kelebihan yang tersembunyi Tetapi ada juga banyak potensi efek positif menonton film-film Disney. Satu studi menunjukkan bahwa menonton karakter Disney membantu satu sama lain mengilhami anak-anak untuk membantu teman mereka. Penelitian lain oleh Coyne mengungkapkan bahwa film-film Disney penuh dengan perilaku "prososial", seperti berbagi, membantu orang lain, memberikan pujian atau dukungan. Dia dan koleganya menemukan bahwa film-film Disney mengandung rata-rata satu perilaku prososial setiap menit, atau sekitar tujuh kali lebih banyak dari program televisi anak-anak lain di AS. Griffin percaya bahwa pesan yang dipelajari oleh anak-anak dari film dapat dibawa ke tempat kerja. Ada kemungkinan orang yang duduk di dekat Anda di kantor punya prinsip yang dibentuk oleh Disney. Dia mempelajari bagaimana gambaran pekerjaan dalam film-film Disney dan itu mungkin berperan pada keengganan tenaga kerja muda bergabung dengan tempat kerja tradisional. Generasi millenial menuntut fleksibilitas yang jauh lebih besar dari pengusaha daripada generasi sebelumnya, lebih bersedia untuk berganti pekerjaan dan perusahaan, dan seringkali lebih memilih wirausaha daripada dikekang kontrak penuh waktu. "Dalam film-film awal, pekerjaan selalu digambarkan sebagai hal buruk yang mengerikan," kata Griffin. "Para karakter sering dipisahkan dari orang tua mereka dan dihukum di dunia kerja, seperti Putri Salju yang mengisi ember cuci dan bekerja keras di rumah dan Cinderella yang harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga." "Tanggapan Disney adalah mengatakan 'bersiullah saat bekerja' lalu semuanya akan beres karena seorang pangeran akan datang dan menyelamatkanmu," katanya. "Itu berlangsung di film selama bertahun-tahun." "Di tempat kerja modern, itu adalah pandangan yang berbahaya, yaitu ketika Anda terus dieksploitasi karena Anda pikir nantinya semuanya akan jadi baik-baik saja." Para manajer juga biasanya digambarkan sebagai orang yang manipulatif dan mengerikan, misalnya saudara tiri jelek Cinderella. Ini mungkin juga menjelaskan ketidakpuasan kaum millenial yang adalah anak-anak selama akhir 1990-an, terhadap pekerjaan. Disney sendiri tidak menanggapi BBC yang berulang kali meminta wawancara atau tanggapan untuk artikel ini. Tetapi dalam film-film terbaru Disney, banyak peneliti telah memperhatikan perubahan yang nyata. Griffin, misalnya, mengatakan bahwa kini karier digambarkan lebih positif dan sebagai sesuatu yang dicita-citakan. "Zootopia adalah film Disney yang memberi contoh bagus tentang pekerjaan," kata Griffin. "Ada kelinci yang ingin menjadi perwira polisi dan dia ditertawakan, tetapi di sepanjang film dia berusaha membuktikan dirinya. Film-film terbaru juga memberi pesan untuk mendekati teman demi membantu mencari jati diri dan membantu soal tempat kerja. Itu pesan yang sangat positif. " Karakter perempuan dalam Frozen, Brave dan Moana juga mewakili era Disney yang baru: mandiri, dan bersemangat. Mereka kuat, mengendalikan hidup mereka sendiri dan tidak lagi membutuhkan karakter pria untuk menyelamatkan mereka. Tetapi sementara Brave dan Moana dianggap benar-benar memberontak dari tipikal putri Disney, ada perdebatan soal pahlawan perempuan Frozen. "Perusahaan berusaha mengikuti perkembangan zaman dengan mengacu pada kesetaraan dan representasi gender," kata Ingvild Kvale Sørenssen, yang mempelajari hubungan anak-anak dengan Disney di Universitas Sains dan Teknologi Norwegia. "Bagaimana hal ini memengaruhi [anak-anak jangka panjang] kita tidak tahu, tetapi representasi itu penting, keberagaman itu penting. Dan bisa bermimpi dan membayangkan diri sendiri sebagai karakter, dan bahkan hanya demi dihibur, bukanlah hal yang buruk. " Mungkin yang paling disambut adalah pembuatan ulang animasi Disney klasik seperti Aladdin dan Mulan. Awal bulan ini Disney mengumumkan memilih penyanyi dan aktris R&B Halle Bailey untuk peran Ariel dalam versi live-action The Little Mermaid. Keputusan ini mendapat reaksi keras dari beberapa penggemar, tetapi mendapat banyak tepuk tangan. "Pembuatan ulang Disney dari karya-karya era sebelumnya sangat berdampak bagi anak-anak kulit berwarna dan untuk keragaman global," kata Shearon Roberts, yang mempelajari perubahan wajah kesadaran sosial Disney di Xavier University of Louisiana di New Orleans. "Disney pada dekade ini menawarkan kepada anak-anak perempuan untuk meraih mimpi mereka di luar kastil dan meraih kemampuan mereka secara penuh. "Itu juga pesan untuk anak laki-laki. Perempuan dan anak-anak perempuan bukan hanya objek kasih sayang, tetapi sekutu dalam menyingkirkan kejahatan, dan membuat dunia lebih baik untuk semua.” Semua ini hanyalah misteri di balik Disney dan para karakternya. Entah percaya atau tidak, semua kembali lagi kepada anda.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD