BAB 17

1311 Words

Saima sangat menyadari bahwa Janied pandai berciuman. Bibirnya bergerak menuntut dan juga dapat lembut secara bersamaan. Tapi Saima lebih menyadari bahwa mereka berdiri di antara tamu undangan dan Saima langsung melepaskan pagutan itu saat Janied menekan pinggangnya. "Janied," Saima mengambil napas lalu berbisik di depan bibir Janied yang masih tak berjarak dari wajahnya. "Yang tadi itu untuk membuat Radmila cemburu, kan? Seharusnya lo bilang dulu." Kening Janied mengerut, masih memeluk pinggang Saima—mereka bertatapan. "Lo harus bilang kalau mau cium gue biar gue nggak kaget," kata Saima. "Jangan buat rencana sendiri." Saima berniat melepaskan diri dari Janied, namun lelaki itu menahannya. "Mau ke mana?" "Kids," Selina Hartono berdiri di antara dua orang yang menjadi perhatian itu se

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD