Mentari pagi mungkin terasa mengganggu untuk beberapa orang, tapi tidak untuk gadis cantik yang kini sudah siap memulai awal yang indah baginya mungkin apa yang dirinya pikirkan saat ini terlihat kekanak-kanakan atau bahkan berlebihan jika hanya dilihat dengan sekilas.
Namun sayangnya gadis cantik yang bernama Rinja itu tidak ingin memperdulikan apapun yang diucapkan orang lain tentangnya karena belum tentu orang lain mengerti bagaimana perasaan nya selama ini, lalu tak lama Rinja berjalan keluar kamarnya untuk bergegas ke sekolah.
Di saat gadis cantik itu hendak berangkat sekolah, tak lama dirinya diingatkan untuk sarapan dulu sebelum ia pergi ke sekolah. Mendengar hal ini membuat Rinja menganggukkan kepalanya mengerti dan dengan cepat gadis itu menghampiri keluarganya yang sedang sarapan bersama.
"Sebelum ke sekolah, mending Rinja sarapan dulu sayang! Sini-sini! Udah mamah masakkin ayam goreng kesukaan kamu nih, sayang! Kamu makan yang lahap ya," ujar Mayasari lembut.
"Gak baik kalo pergi ke sekolah dengan perut kosong, Rinja! Nanti yang ada malah kamu sakit perut loh! Udah sini buruan sarapan dulu nah kalo udah selesai makannya baru kamu boleh berangkat ke sekolah, lagipula ini masih terlalu pagi sayang!" tutur Basurata tegas.
"Iya sini, Rinja ... ada lauk kesukaan lu nih, gue jamin lu pasti bakalan nambah deh! Mau sekalian dibawa buat bekal makan siang gak? Jadi uang jajan lu bisa buat nabung atau beli hal lainnya yang mau lu beli, Rinja! Ya ampun makannya pelan-pelan oy! Gak usah buru-buru juga kali, nanti yang ada lu malah tersedak makannya! Nikmatin aja makanannya," ucap Tara lembut.
"Iya mah, yah, kak Tara! Tenang aja aku bakalan sarapan kok, wah iya benar juga ya kak Tara! Ok deh nanti gue bawa bekal kok! Terima kasih untuk sarapannya ya mah," sahut Rinja santai.
Suasana pagi di rumah Terang dan Axton justru berbeda jauh dengan keluarga Rinja karena di sana tak ada ajakan atau ucapan lembut untuk sarapan, melainkan hanya keheningan dan suara alat makan yang terdengar.
Bukan tanpa alasan mereka berempat tidak saling menyapa atau mengobrol santai, tapi karena Albern sebagai orang yang biasa mencari pembicaraan sedang tidak ada di rumah itu. Sebab pagi-pagi sekali Albern harus berangkat ke kantornya, hingga dirinya tidak bisa menemani anak dan istrinya untuk sarapan bersama.
Suasana hening terus terlihat hingga para pelayan tak berani mengatakan apapun dan tak lama Terang berpamitan pada mommynya karena dirinya ada janji dengan gadis yang Terang cintai, sementara Aisha yang mendengar nada semangat dari putranya membuat Aisha menyahutinya dengan lembut.
"Mom, Terang berangkat sekolah dulu ya! Udah habis nih sarapan Terang, bye mommy! Sampai jumpa sepulang sekolah ya mom, soalnya Terang khawatirnya malah telat sampai di sekolahnya mom! See you mom! Terang sayang mommy kok! Bye mom," ucap Terang semangat.
"Alhamdulillah kalo udah habis mah bang, tumben bener kamu semangat gini? Ada apaan sih bang? Oh iya nanti kamu hati-hati ya di jalannya dan jangan lupa di sekolah kamu belajarnya yang serius ya sayang! Mommy juga sayang abang kok, bye tampannya mommy! Kalo udah waktunya balik nanti langsung balik ya bang," sahut Aisha lembut.
Setelah kepergian Terang dari ruang makan tak lama Aisha mengerutkan dahinya bingung saat melihat ponsel Axton yang berdering, tetapi putranya tidak mengangkat panggilan telepon itu hingga dengan lembut Aisha mengingatkan Axton untuk menjawab telfon itu.
"Loh dek? Kenapa kamu gak jawab panggilan telepon kamu? Kasihan itu yang nelpon nungguin kamu dek, jangan gitu dong! Gak baik kalo kamu nyuekin orang kayak gitu tau dek, udah buruan di jawab teleponnya! Siapa tau yang nelpon mau ngasih tau kabar penting," ujar Aisha lembut.
Sementara Axton yang mendengar ucapan mommynya membuat Axton menuruti ucapan Aisha dan tak lama dirinya hanya bisa menghela napas lelah lalu panggilan telepon diakhiri olehnya, dalam diam Aisha bingung dengan putranya yang terlihat dingin seperti ini.
"Iya mom, halo? Ada apa? Oh ... ok tenang aja, saya akan berangkat sebentar lagi! Tunggu saja bisakan? Anda tau artinya menunggu itu apa bukan? Nah yaudah apa susahnya anda menunggu, toh saya tidak akan lama! Bagus kalau begitu sudah selesai apa yang ingin anda katakan? Nah kalo udah selesai saya mau tutup teleponnya? Sudah? Baiklah kalau begitu," ucap Axton datar.
"Kenapa judes amat sih dek? Sejak kapan anak mommy jadi ketus begini? Gak biasanya kamu keliatan dingin gini sama orang? Emang kalian abis ngomongin apaan sih? Harus banget kayak gitu adek ngomongnya? Gak bisa kamu lebih santai ngomongnya, dek?" tanya Aisha bingung.
Sayangnya pemuda itu hanya menjawab pertanyaan mommynya dengan asal lalu Axton malah berpamitan seakan dirinya tidak ingin membahas apa yang ditanyakan Aisha, sedangkan Aisha yang heran melihat seperti membuatnya bergumam-gumam sendiri melihat kelakuan putranya.
"Judes apanya mom? Gak kok! Mungkin perasaan mommy aja kali, apaan dah mommy ini? Orang Axton gak kenapa-kenapa, mom! Tadi santai loh, oh iya Axton udah habis makannya mom! Kalau begitu Axton pergi ke sekolah dulu ya, sampai jumpa mom! Axton berangkat dulu ya mom! Bye mommy yang cantik," sahut Axton santai.
"Anak itu kenapa sih? Tumben banget nyebelin ya? Padahalkan lagi ditanya malah ngacir kayak gitu lagi! Emang dasar kelakuan anaknya Albern bener-bener deh, si abang semangat banget lah adeknya malah murung gak jelas kayak cewek PMS aja dia tuh! Asli deh kok mommy gak ngerti sama tingkah absurd mereka yang unik ya? Tuhkan jadi bingung gini," gumam Aisha bingung.
Di saat Aisha tak mengerti dengan sikap dingin Axton tak lama Terang sudah menyiapkan hal kecil yang biasa disukai oleh gadis pujaannya, sayangnya gadis itu tidak ada kelasnya membuat Terang terdiam sejenak sebelum akhirnya menitipkan bunga dan coklat untuk Xaviera.
"Loh Xaviera ke mana? Tumben banget dia gak ada di kelasnya ya? Eh! Iya kamu, kenal Xaviera Nefertari Zalfa gak? Nah! Kalo kenal gue titip bunga sama coklat buat dia ya, bilang aja dari kak Terang! Nanti pasti dia ngerti kok! Oh iya thanks ya udah mau bantuin gue," ujar Terang santai.
Sebenarnya bukan tanpa alasan Terang memilih Xaviera sebagai gadis pujaan hatinya karena mereka terbiasa bersama sejak kecil dan menurutnya Xaviera adalah gadis yang cantik dan baik hati yang selama ini Terang kenal.
Entah mengapa dimata Terang sepertinya Xaviera tidak hanya melihat fisik dirinya yang terlihat rupawan karena berulang-ulang kali Xaviera bilang jika Terang adalah orang yang pintar dan membanggakan dan mendengar hal ini membuatnya semakin menyukai gadis itu.
Rasanya menurut Terang hal ini adalah awal yang indah karena ternyata ada gadis yang melihat dirinya tidak hanya dari fisiknya saja , tetapi juga menghargai kemampuan dan segala hal yang ada pada dirinya ini.
Di saat Terang sibuk dengan pikirannya sendiri, berbeda jauh dengan Axton yang sibuk dengan ponselnya hingga mengabaikan gadis cantik yang sudah berstatus kekasihnya dan untungnya gadis itu adalah gadis yang sabar dan tetap bertahan dengan segala sikap dingin Axton.
Selayaknya Terang yang telah terpikat karena sikap baik Xaviera, begitupun dengan Rinja yang tak bisa menolak pesona Axton saat pria itu selalu bermain basket bahkan pemuda tampan itu sampai mengungkapkan isi hatinya walaupun bukan dengan cara yang romantis.
Bagi Rinja hal yang romantis tidak hanya tentang bunga atau coklat saja melainkan keberanian pemus itu mengutarakan perasaannya secara langsung adalah salah satu romantis yang tidak kalah mengagumkan daripada apapun.
Semuanya terlihat seperti awal yang indah di mata Rinja hingga tak lama Axton menyuruhnya untuk kembali saja ke kelasnya karena mereka berdua memang berbeda kelas, mendengar hal ini sudah bukan hal baru dan dengan lembut gadis itu menurut dan berjalan menuju kelasnya.
"Masih pagi jadi lu gak usah ganggu gue dulu bisakan, Rinja? Mendingan lu balik ke kelas aja deh! Gue males harus ngeladenin obrolan lu yang gak jelas tau gak! Toh hari ini aja ujian jadi lebih baik lu belajar aja sana di kelas lu sendiri! Jangan gangguin gue kayak gini, lu ngertikan maksud gue? Nah kalo lu ngerti ... buruan sana, Rinja!" tutur Axton datar.
"Tanpa lu ngomong, gue juga tau ini tuh pagi! Gue gak ganggu lu kok, emang kalo gue liatin lu itu artinya ngeganggu gitu? Gakkan! Yaudah deh gue pergi daripada gue ribut sama lu yang udah pasti lu gak mau di salahin! Lu gak perlu ngusir karena gue bisa sendiri kok," sahut Rinja santai.
Setelah kepergian Rinja dari sisinya membuat Axton menghela napasnya lelah dan dalam diam pemuda itu bergumam-gumam kesal karena dirinya merasa tidak nyaman dengan kehadiran gadis cantik yang dulu pernah ia ungkapkan perasaannya.
"Di dunia ini gak ada orang yang mau disalahin, kalaupun ada pasti dia orang gak waras yang gak mikirin dirinya sendiri! Gara-gara taruhan gak penting buat ngungkapin perasaan gue ke Rinja eh sekarang malah gue risih sendiri ngeliat dia kayak gini! Aturan kalo dia ngerti gak mau di usir ya harusnya dia pergi sendiri bukannya malah bikin orang lain kesel," gumam Axton datar.
Tak lama jam mulai berdenting menandakan jika seluruh murid harus memulai pembelajaran, begitupun di sekolah Terang dan Axton yang memang berbeda sekolah. Menit berganti menit hingga akhirnya tanda istirahat terdengar membuat beberapa murid berhamburan ke kantin sekolah sementara Axton masih terdiam di kursinya.
Melihat hal ini membuat Rinja bergegas menghampiri kekasihnya dan mengajak Axton agar dia mau makan siang bersama sementara Terang sedang sibuk mencari Xaviera yang tidak ada di kelasnya membuat pemuda itu bertanya pada setiap orang yang ia temui.
"Axton! Udah istirahat nih! Ayok istirahat barengan yok! Gue tau lu pasti udah laper bangetkan beb! Nah makanya ayok makan siang bareng di kantin, Axton! Katanya ada menu sama jajan baru tau! Ayok buruan nanti yang ada kita malah kehabisan loh, beb!" ucap Rinja semangat.
"Eh lu liat Xaviera gak? Gak liat? Kalo lu liat gak? Xaviera yang di kelas A itu? Lu gak liat juga? Eh tunggu! Lu liat Xaviera gak? Lu juga gak liat dia? Wey tunggu dek! Lu liat Xaviera ada di mana gak? Sama gak liat dia ya? Terus lu liat Xaviera gak? Oh lu gak kenal dia, ya ampun itu cewek ke mana dah? Dia gak apa-apakan ya? Astaga bikin khawatir aja dia tuh," tanya Terang khawatir.
Sayangnya baik Axton maupun Xaviera malah sibuk sendiri seakan mereka tidak perduli dengan apapun yang dilakukan oleh Terang dan Rinja, meskipun orang yang disayangi oleh Rinja dan Terang tak sedikitpun menoleh mereka berdua tetap berusaha mempertahankan perasaannya.
"Walaupun perasaan gue gak dianggap sama Xaviera, gue bakal pastiin kalo gue juga bisa buat dia cinta sama gue! Liat aja! Gue bakal buat seorang Xaviera bucin banget cuma ke gue! Kalo hari itu tiba pokoknya gue tetep berusaha mempertahan gadis itu!" gumam Terang semangat.
"Cowo g****k ini boleh bertingkah dingin ke gue, tapi bakalan gue pastiin kalo suatu hari nanti dia pasti akan jatuh cinta sama gue sejatuh-jatuhnya! Liat aja entar lu, Axton! Gue akan selalu berusaha buat mempertahankan perasaan gue ke lu! Tungguin aja," gumam Rinja semangat.
Namun disaat Terang sibuk mencari keberadaan Xaviera, di lain tempat Axton malah meminta gadis itu meninggalkan dirinya karena Axton tidak ingin diganggu siapapun saat ini. Mendengar ucapan Axton yang terang-terangan memintanya pergi membuat Rinja menolak ucapan pemuda itu dengan tegas.
"Tanpa lu ngomong! Gue juga udah tau kalo ini istirahat, Rinja! Gue emang laper, tapi gak berarti gue mau makan siang bareng lu tau gak! Mendingan lu tinggalin gue aja karena gue lagi gak mau diganggu siapapun saat ini! Buruan Rinja, keluar kelas gue sana!" ujar Axton datar.
"Bisa gak sih kita gak ribut mulu! Gue tuh kesini niatnya baik, Axton! Kenapa sih lu ngusir gue mulu! Gue tuh gak mau pergi dari sini! Apa salahnya istirahat bareng sih? Kalo ada masalah tuh di omongin bukannya malah ngehindar kayak gini, Axton! Aneh lu mah," sahut Rinja serius.
Axton yang tidak suka dibantah membuatnya mengancam gadis cantik itu untuk segera pergi dari hadapannya atau dirinya yang akan melangkahkan kakinya untuk menjauhi kekasihnya, dalam diam Rinja merasa kesal dan tanpa menoleh sedikitpun ia berlalu pergi dari sana.
"Lu ngebantah omongan gue, Rinja? Lu bebas ngelakuin apapun asal jangan gangguin gue tau gak! Ya kalo lu gak mau gue usir harusnya lu pergi sendiri atau lu mau gue yang pergi dari kelas gue sendiri, hm? Gue sih gak keberatan ngejauhin lu kalo lu emang maunya gitu, Rinja Rainey Kesya! Buruan pergi dari kelas gue atau gue yang pergi nih," tutur Axton datar.
Sementara Terang akhirnya menemukan keberadaan Xaviera yang sedang menikmati makan siangnya bersama beberapa siswa dan siswi yang terlihat saling bercanda seakan-akan gadis itu tidak memperdulikan langkah Terang yang mencari gadis itu seperti orang kesurupan.
"Gue nyari lu kayak apaan tau eh yang dicariin malah enak-enakkan makan siang sama siswa-siswa yang dibiarin ngerangkul bahu lu, Xaviera! Bahkan sedikitpun lu gak inget buat perhatiin gue yang kalang kabut nyari perhatian lu! Sakit tau gak diginiin, Xaviera!" lirih Terang sendu.
|Bersambung|