Mata pedang samurai Ambrosio berkilat dan cairan merah kental menetes di sepanjang logam tajam itu. Darah. Mata Sisilia terbuka lebar saat menyadari bau semilir yang mengusik alam bawah sadarnya. Bau amis dari logam bercampur protein dalam darah. Pembusukan oleh bakteri menimbulkan senyawa yang memperkuat bau amis itu, membuatnya pusing. Ruang jamuan tempat pembantaian itu tereka dalam kepalanya. Ruangan itu berubah menjadi selasar panjang rumah sakit, di mana dalam temaram, lantai licin mengkilap oleh genangan darah. Edward Chen yang serupa binatang buas dengan mata merah menyala mendatanginya. Tubuh pria itu penuh luka membusuk. "Mati! Kau harus mati!" ujar pria itu menggeram. "Tidak!" bentak Sisilia sambil terbangun dari tidurnya. Dia duduk di balik selimut dengan punggun