Ren berdiri tegap dan mengibaskan poninya dengan anggun. "Istri?" ulangnya ragu. Ia teringat rumor yang menjadi bahan ejekan bagi Marco-sama, gelar lain pria dari Klan Yamazaki di hadapannya. Matanya berkilat melihat wanita di sisi Ambrosio dan ia bisa melihat kenapa Ambrosio sangat protektif terhadap wanita yang disebut sebagai istrinya. Wanita itu tampak lugu dengan pipi tembem dan bersemu kemerahan, sekilas terlihat tak berbahaya, tetapi dia adalah senjata rahasia Marco-sama. Ren tersenyum tipis dan mengerling tajam. "Aku kira status istri itu terlalu berlebihan, ternyata aku salah. Gomenne, Yamazaki-sama." Ia lalu membungkuk hormat pada Sisilia. "Arigatou, Yamazaki-san!" Terima kasih, Nyonya Yamazaki, ujarnya. "Tidak apa-apa, Nakamura-san. Panggil aku Sisilia, aku senang bisa memban