63. Woman^

1022 Words

Setelah emosi yang meledak-ledak, Sisilia kehilangan tenaga. Dia terduduk di lantai, memegang erat kopernya, benda yang selalu dibawanya setiap dia bepergian. Benda yang menampung semua keperluan hidupnya, perwujudan sisa harga diri yang masih bisa dibawanya. Asalkan koper itu ada, rasanya di mana saja dia sanggup bertahan hidup. Sisilia ingin menangis. Sebelah kakinya sakit, tetapi hatinya lebih sakit. Tangisnya tertahan oleh tatapan buah hatinya yang penuh tanda tanya. Kening halus Tetsuya terturun lemas. Anak itu bisa merasakan ibunya sedang bersedih. "Mommy?" tanyanya. Jika anak itu bisa bicara lebih banyak, tentu banyak hal ingin ditanyakannya. Sayangnya, ia hanya bisa membuat ekpresi yang tidak bisa dimengerti semua orang. "Mama baik-baik saja, Tetsuya," jawab Sisilia. "Mama hanya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD