Ambrosio menggaruk-garuk pelipis dan pipi tirusnya berkedut tersenyum hambar. Ia berdiri di teras Restoran Wakuwaku, bingung mesti ke mana lagi tujuannya. "Di mana kita bisa mendapatkan manisan persik, Sisilia?" Sisilia mengeluarkan ponselnya dari dalam tas mini lalu merapatkan mantelnya. "Gampang, kita tinggal mengikuti panduan di ponsel, pasti ada di sekitar sini," jawab Sisilia sambil membaca peta lokasi di layar telepon genggamnya. Dia menyusul ke sisi Ambrosio lalu menggandeng lengannya untuk berjalan bersama. Mereka membaur di kerumunan pejalan kaki, menyusuri deretan toko-toko yang berhias nuansa musim gugur. Warna-warna hangat seperti kuning dan oranye, ranting-ranting kering dan lampu-lampu kecil gemerlapan bak kunang-kunang di tengah kota. Ambrosio tidak pernah membeli barang