Aidan duduk di belakang Nawang. Tanpa sengaja dia melihat Nawang yang sedang melihat galery fotonya. Rasa tidak sukanya muncul kembali karena di foto itu dia melihat lelaki yang bersama Nawang kemarin. Mereka ber-swa foto dengan posisi yang begitu intim. “Hepi banget kayaknya yang baru pulang weekend? Pergi ke mana? Puncak, ya?” sindirnya asal. “Eh, kok, kamu bisa tahu. Aku sama ka ....” Nawang menoleh ke belakang dan mematikan ponselnya. “Oh, jadi beneran kamu ke puncak? Hebat juga mainannya. Puncak, kan lagi musim hujan. Pasti dingin banget, ya?” Nawang memperhatikan wajah Aidan yang sinis sekali. Entah apa yang merasukinya pagi ini. tapi nada Aidan dari tadi melecehkannya terus. “Iya. Emang kami kehujanan kemarin. Tapi ... kenapa kamu bisa tahu? Aku sama ka ....”