BAB : 28

1763 Words

"Astaga! Kiran.” Beliau mengarahkan telunjuk ke arah pintu kamar yang masih terbuka lebar. “Ini sudah malam dan pintu kamar masih kamu buka lebar. Kalau maling masuk gimana?” Langsung mengomel. "Hufft ....” lega Kiran. Bagaimana tak lega, karna ia barusan berpikir kalau neneknya melihat keberadaan Arland. "Kenapa?" tanyanya melihat ekspressi Kiran. "Enggak, Nek,” elak Kiran. "Tutup pintunya dan segeralah tidur." Kiran mengangguk. Setelah ia yakin kalau neneknya sudah pergi, Kiran langsung menutup pintu kamar dan menuju ke arah lemari dengan sedikit berlari. Bisa-bisa apa yang dikatakan Arland tadi benar-benar terjadi. Saat pintu lemari terbuka, ia dapati cowok itu dalam keadaan terduduk dengan lemas dan keringat mengucur membasahi badannya. "Kamu nggak kenapa-kenapa, kan?"

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD