perbedaan diantara kita

perbedaan diantara kita

book_age18+
20
FOLLOW
1K
READ
single mother
mystery
like
intro-logo
Blurb

Muhammad khayran Rahman pemuda usia 22 tahun beragama Islam yang kuliah disalah satu kampus bergensi di Bandung, mencintai wanita bernama ayra Dwi Ariyanti gadis asal Bali yang beragama Hindu.

dua insang yang saling mencintai terhalangkan tembok tinggi ya itu agama, Diaman di Indonesian sendiri masih sangat tabu hubungan beda agama.

bisakah dalam hubungan ini, dapatkan restu dari orang tua masing-masing.

atau mereka berpisah karna sadar temboknya terlalu tinggi.

chap-preview
Free preview
perpisahan
"Kenapa minta bertemu buru-buru seperti ini " Tanya khayran dengan lembut. "Memangnya ada hal penting apa hingga kamu tidak bisa menunggu esok?" Khayran masih bertanya. "Aku mau putus kak" jawab ayra Khayran menoleh dengan wajah datar "tapi kenapa tiba-tiba sekali kamu minta putus? Apa aku ada salah? Aku minta maaf jika memang aku ada salah. " Ayra membuang kasar nafasnya "sudahlah kak, kamu tau masalah yang kita sedang hadapi sekarang ini? Mau sampai kapan menutup mata seperti ini?" "Kamu sedanga kenapa si Ra? " Tanya khayran terheran-heran tapi tak mengurangi raut wajah ke cemasan yang Terlihat jelas. "Kenapa sekarang membahas hal seperti ini, kita sudah membahasnya bukan Ra, kenapa tiba-tiba kamu membahasnya lagi? apa ada yang sedang kamu pikirkan? Hingga menggangu pikiranmu sampai bahas ini, disini? Seperti ini? " Lagi khayran mempertanyakan yang ayra rasakan sampai kekasinya itu memutuskan hal yang kami tidak pernah bahas walaupun sering berargumen. Dia dan ayra sepakat untuk tidak membahas masalah agama mereka apapun masalahnya. "Sampai kapan si kak kamu mau menutup mata? Tiga tahun kak, tiga tahun kita jalanin hubungan ini dengan berharap kita bisa bersama padahal kenyataannya tidak?" Ayra dan khayran memang menjalanih hubungan dari 2019 yang lalu tepatnya 3 tahun lalu, mereka saling jatuh cinta satu sama lain ketika bertemu dalam acara kampus mereka memang satu kampus tapi berbeda jurusan dan baru kali itu bertemu dan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama, cinta yang salah karna Berbeda agama. Ya ayra yang beragama Hindu sedangkan khayran beragama Islam. "Keluarga kamu, keluarga aku, keluarga kita, tidak akan pernah bersama ka." Kita itu berbeda!" Lagi ayra memberikan pernyataan yang membuat khayran melongo mendengarkan apa yang dikatakan ayra. "Tahun pertama ka, kita melewati Karana kita terbuai akan cinta yang kita rasa tanpa mendengarkan sekeliling kita." "Tahun kedua kita saling berharap, kamu berharap aku pindah mengikuti agamamu dan aku juga berharap kamu bisa pindah ke agamaku, semua harapan harapan itu muncul ka, walapun kita tidak pernah mengungkapkannya satu sama lain tapi kita tau keinginan hati masing-masing." "Sampai di penghujung tahun ketiga ini ka, kita tidak mempunyai harapan apapun, untuk apapun ka, kita hanya ingin mempertahankan hubungan padahal kita tau hubungan ini gak akan berhasil ka. " Khayran yang mendengarkan mulai meneteskan air mata mendengar ucapan demi ucapan yang ayra lontarkan. Ayra benar, hubungannya dan ayra tidak mempunyai masa depan, dan harus berpisah, tapi mereka tidak ingin perpisahan itu, karna biar bagaimana pun mereka saling mencintai. Tak ada yang berbicara. hening, beberapa waktu menyelimuti mereka tidak ada yang ingin mereka ucapkan ayra bingung harus bicara apa pada khayran, dan khayran membeku sibuk dengan pikirannya sendiri. Keheningan pecah ketika ayra melepas kasar napasnya. "Aku harus apa Ra? Kamu mau aku berbuat apa Ra? Apa yang harus aku lakukan Ra?" Dengan wajah yang sangat lesu dan sendu khayran mengucapkan kalimat itu. "Kamu harus ikhlaskan kita berpisah ka, kita memang tidak berjodoh ka, kita bukan ditakdirkan bersama ka, tembok yang memisahkan kita terlalu tinggi ka, banyak y hati yang tersakit jika kita terus bersama ka." Khayran menangis, sudut matanya tak bisa berhenti mengeluarkan air mata, hatinya hancur di tampar kenyataan, semua yang ayra ucapkan benar, banyak hati yang tersakiti jika memksakan bersama tapi dia juga tak ingin berpisah dengan ayra cintanya benar dalam untuk gadis itu. Ayra juga bukan tidak menangis dia hanya bertahan sekuat yang dia mampu agar terlihat tegar didepan khayran. Dan khayran bisa mengikhlaskan hubungannya berakhir. Ayra juga tidak ingin ini berakhir tapi hubungannya dan khayran tak punya masa depan. "Baik Ra, a-a-aku akan pindah mengikuti agamamu Ra." Dengan berat dan terbata khayran mengucapkan kalimat itu. Ayra bukanya senang malah membulatkan matanya terkejut mendengar ucapan khayran yang begitu diluar dugaan. "Kamu bilang ka? Ikut agama ku?!" Dengan suara yang ditekan, ayra membuka mulutnya. "Kamu gila ka. Tidak waras!!" terus ayra. "Kenapa Ra?" Kata khayran bingung. "Kenapa kamu bilang ka? Kamu sadar gak sih sama yang kamu ucapin tadi ka? KAMU MAU PINDAH IKUT AGAMAKU KA!!" Dengan suara keras ayra mengulang kata-kata yang khayran ucapkan. "Kalo kamu pindah, bagaimana keluargamu ka? Bagaimana ibumu? Ayahmu? Bahkan tuhanmu ka?!" Lagi lagi ayra bicara kali ini dengan sedikit kesal. "Kamu mau menukar agamamu demi cinta? Aku tau kamu ka, cintamu pada Tuhanmu melebih apapun." "Oke, oke ! Terus kamu maunya apa Ra?" Khayran dengan suara ditekan dan dan dinaikan, dadanya turun naik menahan rasa dalam d**a. Khayran sudah tidak tau harus bicara apalagi pada ayra kata kata itu yang tiba tiba ada dibenaknya, kata kata yang tanpa di pikir terlebih dahulu sampai otaknya tak mampu merespon, mungkin saking dalamnya cinta yang dia rasa sampa tak rela harus berpisah dengan pujaan hati. Ayra hanya bisa diam, dengan metap nestapa kekasihnya itu, perih juga dia rasa dalam hati tapi apa daya hubungan yang mereka pertahankan mati-matian ini tak akan berhasil. "Oke Ra kita putus." Akhirnya suara itu yang memecah hening beberapa saat. Ayra yang dari tadi mati-matian menahan gelora dalam d**a akhirnya meneteskan air mata juga setelah kata kata itu yang dikeluarkan khayran. Come on ayra, bukan itu yang kamu mau,jawaban itu yang kamu tunggu-tunggu sedari tadi? Ayra bergelut dalam pikirannya. Tapi air matanya menderas seperti hujan di tanah kering, menjadi basah. "Terima kasih sudah sudah menemani hari-hariku. Kamu adalah pelangi di dalam hidupku, mewarnai setiap hari dalam hatiku, dan terima kasih telah memperjelas masalah apa yang memang sedang kita hadapi tapi aku malah menutup mata" khayran bica panjang lebar dengan ekspresi datar entah apa yang sedang dia pikirkan. Ayra hanya bisa menangis Tapan bisa berucap. Kenapa sekarang aku yang menangis, kenapa setelah khayran menyetujuinya aku malah meneteskan air mata, bahkan dengan derasnya air mata ini turun, ayra merutuki matanya yang tak ingin menyudahi tangis. Khayran bangkit dari duduknya mengatur nafas hingga teratur, lalu pamit pada ayra yang masih termenung. Lalu ayra bangkit dari duduknya, dan mengulurkan tangan perpisahan mereka setidaknya harus ada simbol. Khayran menyambut uluran tangan itu, tangan yang sangat amat jarang dia sentuh mungkin selama 3 tahun mereka bersama bisa dihitung berapa kali mereka berpegangan tangan. "Aku pamit dulu ya Ra, maaf tak bisa antar kamu pulang, hati-hati ya. " Tiga tahun mereka pacaran memang sangat jarang khayran mengantarnya, kemanapun apalagi ke- kosannya Karana takut akan timbul fitnah, mereka sangat menjaga kehormatan masing-masing. "Iya gak apa-apa kok, kamu juga hati-hati ya." saut ayra sambil sesekali mengusap air matanya dengan telapak tangan. Diparkiran mereka kembali berhadapan, saling pandang dan berpamitan lalu berpisah satu Sama lain.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Terjebak Pemuas Hasrat Om Maven

read
38.7K
bc

Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar

read
7.0K
bc

Rayuan Sang Casanova

read
4.1K
bc

Kusangka Sopir, Rupanya CEO

read
31.4K
bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
9.1K
bc

Desahan Sang Biduan

read
41.5K
bc

Benih Cinta Sang CEO 2

read
19.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook