Chapter 17

1345 Words
Pamela terdiam sejenak untuk menatap jauh ke dalam mata lelaki itu. Daniel pun juga terdiam untuk menatap Pamela. Bila ada yang pernah mengatakan bahwa terkadang mata bisa mengatakan lebih banyak hal dibanding mulut, maka Pamela sangat mempercayai hal itu sekarang. Dirinya bisa membaca ada begitu banyak rasa cemas, kekhawatiran, kesedihan, dan rasa lelah di mata lelaki itu.  Pamela hidup di dunia entertainment dan sudah mengetahui bagaimana kehidupan para artis di dalamnya. Memang sedikit berat karena harus memenuhi beberapa tuntutan orang lain. Bahkan untuk aktor yang memiliki banyak penggemar seperti Daniel, Pamela yakin banyak hal yang dilewati oleh lelaki itu. Merasa bahwa mereka telah bertatapan terlalu lama, Pamela pun segera mengalihkan pandangannya. Ia tidak boleh terlalu lama dalam menatap lelaki itu. Sementara Daniel masih saja tetap menatapnya. Pamela memilih untuk segera bangkit dari posisi itu. Untungnya Daniel tidak menahannya kali ini. Lelaki itu membiarkan Pamela bangkit begitu saja dan dirinya pun juga langsung ikut bangkit terduduk setelah Pamela bangkit. "Cepatlah makan. Aku sudah lapar." Pamela lantas melangkah untuk kembali ke sofa. Daniel menatapnya dan kemudian tersenyum. "Kau ingin aku menemanimu makan?" tanyanya. "Kau juga makan. Ayo cepatlah!" Melihat Pamela yang telah duduk di sofa, Daniel pun bangkit dari duduknya dan mengambil baki berisi makan malamnya di atas nakas. Ia bergabung dengan Pamela dengan duduk di sebelah gadis itu. "Bagaimana dengan makan sambil menonton film?" tanya Pamela. "Makan saja dahulu," ujar Daniel. Pamela memperhatikan lelaki itu yang mulai melakukan kegiatan makannya.  Ia dapat merasakan bahwa Daniel sebenarnya sangat terpaksa melakukan hal itu. Lelaki itu benar-benar memaksakan diri untuk menyantap makanannya. "Segeralah makan dan berhenti menatapku." Ucapan itu membuat Pamela pun segera mengalihkan pandangannya. Ia segera melakukan kegiatan makannya. Keduanya pun terdiam karena saling menikmati makanan masing-masing. ----------- "Kau pasti belum menonton filmku." "Ya, benar." "Kita akan menontonnya sekarang." Bila sebelumnya mereka menonton bersama di ruang televisi. Maka sekarang Daniel mengajaknya untuk menonton bersama di kamar lelaki itu. Seperti yang diminta oleh lelaki itu beberapa menit lalu. Daniel ingin agar Pamela menemaninya. Melihat keadaan lelaki itu yang sepertinya rapuh dan sedang membutuhkan seseorang di sisinya, maka Pamela tidak menolak atau berkomentar apapun.  Ia hanya duduk menemani lelaki itu melakukan apapun yang ia inginkan. Daniel tengah mempersiapkan filmnya sementara Pamela duduk di atas ranjang lelaki itu dan sudah bersiap di bawah selimut. Bila lelaki itu sedang tidak dalam keadaan berduka, maka Pamela tidak akan duduk di atas ranjang lelaki itu dengan setenang ini. Daniel pun melangkah dan naik ke atas ranjang. Dirinya duduk bersandar di sebelah Pamela. "Bukankah kau seharusnya bosan dengan film ini? Kau melakukan syuting dan pasti sudah tahu dengan bagaimana jalan ceritanya. Kenapa tidak menonton yang lain?" tanya Pamela. Daniel kemudian menoleh kepada Pamela dan menatap gadis itu. "Aku ingin melihat reaksi pertamamu atas film ini." Pamela pun terdiam sejenak dan mereka kembali berpandangan. Bila lelaki itu pernah begitu percaya mengatakan bahwa dirinya sangat seksi dan menawan, maka sepertinya Pamela akan mulai mempercayai ucapan lelaki itu. Meski ia tidak sepenuhnya setuju. Akan tetapi Pamela sungguh menyukai tatapan mata lelaki itu. Tatapan mata Daniel saat ini sangat berbeda dengan yang dahulu saat pertama kali Daniel membawanya kesini. Entah apa bedanya, akan tetapi dirinya menganggap bahwa tatapan mata Daniel kali ini sangat membuatnya merasa tertarik. "Baiklah. Ayo kita lihat bagaimana film yang memborong banyak penghargaan di Hollywood Awarding Night tahun ini," ucap Pamela seraya menatap ke arah layar. "Kau menontonnya?" tanya Daniel. Pamela menganggukkan kepalanya dengan yakin. Akan tetapi kemudian ia tersadar bahwa ia seharusnya tidak mengatakan hal tersebut kepada Daniel. "Tidak semua acaranya aku tonton. Aku hanya menonton sebagian." "Kau menonton saat aku menerima penghargaan?" tanya Daniel. Pamela kemudian berdehem. "Ya," sahutnya. Daniel kemudian tersenyum. "Bagaimana menurutmu?" "Biasa saja." Pamela kemudian terdiam karena teringat sesuatu. Ia masih ingat inti dari ucapan terima kasih Daniel ketika menerima award tersebut. Pamela kemudian menatap Daniel. Lelaki itu terlihat menanti jawabannya. "Speech yang keren," ucap Pamela kemudian. Lelaki itu mengatakan bahwa ia mempersembahkan piala tersebut untuk ibunya yang tercinta. Pamela tidak tahu apakah Daniel selalu mengatakan hal itu setiap dirinya menerima penghargaan. Hanya saja, Pamela yakin Daniel pasti sangat menyayangi wanita itu. "Kau menonton ketika red carpet?" "Tidak. Aku kelewatan. Padahal aku sangat menantikan red carpet. Robert pasti terlihat sangat mempesona." Pamela kemudian memilih untuk fokus menatap layar. Daniel masih terdiam menatapnya. Lelaki itu kemudian mendekat ke arah Pamela. "Apa yang kau lakukan?" tanya Pamela berusaha mundur sejauh mungkin meski punggungnya sudah tidak mungkin mundur lagi. Daniel berada sangat dekat dengan Pamela. Lelaki itu meraih laci nakas yang berada di sebelah Pamela dan mengeluarkan sesuatu dari sana. Pamela pun ikut menoleh ke arah laci nakas. Pamela lantas membulatkan matanya ketika melihat apa yang Daniel keluarkan dari sana.  Setelah mengangkatnya, Daniel kembali ke posisi semula. Pamela dapat bernapas lega setelah lelaki itu tidak lagi berada dalam jarak yang begitu dekat dengan dirinya. Itu terasa sangat terlalu dekat. "Ini yang kau minta," ucap Daniel seraya menyerahkan buku berjudul 'Take' karya Caroline Huntington dan buku autobiografi mengenai Robert Shawn. Pamela menerimanya dengan mata terpukau. Ia mengambil kedua buku tersebut dan ketika membukanya serta melihat halaman pertama, Pamela memekik terkejut. "Astaga!" Pamela menemukan sebuah polaroid berisi foto Robert Shawn. Dalam polaroid tersebut terdapat tanda tangan Robert.  "Lihatlah dibaliknya," ucap Daniel. Pamela membalikkan polaroid tersebut. Hal itu pun membuat Pamela merasa terharu. Terdapat beberapa pesan yang dituliskan Robert untuk Pamela.  "Dia mengetahuiku?" tanya Pamela menatap Daniel. "Aku memberitahunya. Aku memberitahu kau adalah penggemar berat Robert." Pamela kemudian menatap halaman pertama buku biografi Robert Shawn tersebut. Pamela juga mendapatkan tanda tangan Robert di buku itu. Dirinya sudah memiliki buku autobiografi Robert Shawn. Hanya saja ia tidak berhasil mendapatkan tanda tangan eksklusif dari Robert. Pamela kemudian melihat buku karya Caroline Huntington. Ketika membukanya ia juga mendapatkan polaroid berisi tanda tangan dari Caroline pada bagian depan dan belakang polaroid. Ia juga mendapatkan pesan dari gadis itu. Sama halnya seperti buku karya Robet, halaman pertama buku karya Caroline juga berisi tanda tangan gadis itu yang ditujukan untuk Pamela. "Kau melakukan semua ini?" tanya Pamela merasa tidak percaya. Daniel menganggukkan kepalanya. Pamela pun reflek langsung memeluk lelaki itu. Dirinya merasa sangat bahagia dengan apa yang baru saja didapatkannya. Ia memeluk Daniel dengan erat. "Aku sangat senang! Terima kasih banyak. Astaga! Aku tidak menyangka dua harapanku untuk tahun ini terwujud!" Pamela memeluk Daniel sekencang yang dirinya bisa. Ia sangat berterima kasih kepada lelaki itu. Dirinya kemudian tersadar akan apa yang telah dilakukannya. Pamela pun segera melepaskan diri. "Ah, maafkan aku karena terlalu emosional." Daniel pun hanya tersenyum. "Tidak masalah. Aku justru berharap kau memperkosaku sebagai ucapan terima kasih." Pamela hampir saja mengumpat mendengar ucapan lelaki itu namun Pamela menyadari bahwa tatapan mata Daniel masih menunjukkan kesedihan. Itu sebabnya Pamela merasa bahwa akan jauh lebih baik untuk diam saja saat ini. Dirinya kemudian menyimpan kembali polaroid ke dalam buku dan segera meletakkan buku di atas nakas. Pamela menatap layar dan berdecak sebal karena ia telah melewatkan beberapa adegan. "Aku jadi tidak fokus menonton filmnya. Tolong ulangi saja dari awal," pinta Pamela. --------------- "Jadi bagaimana?" tanya Daniel setelah film berakhir. Pamela sebenarnya benci harus memuji lelaki itu karena Daniel pasti akan menjadi semakin sombong dan terlalu percaya diri. Hanya saja, Pamela harus mengakui bahwa film itu sangat bagus dan akting Daniel juga sangat kerena. Ia harus berkata jujur meski sebenarnya dirinya merasa sangat malas untuk melakukan hal tersebut. "Filmnya sangat keren. Akting CH juga sangat luar biasa." "Bagaimana denganku?" Pamela pun menghela napasnya. "Aktingmu juga bagus. Karakter yang memukau. Sayang sekali ending-nya terlalu menggantung. Apakah akan ada film lanjutan?" tanya Pamela. "Aku akan memberitahu jawabannya setelah dirimu selesai memberikan komentar terhadap aktingku." "Baiklah. Hanya itu saja komentarku." "Tidakkah menurutmu aku seksi?" tanya Daniel. "Aku sudah mengatakan bahwa menurutku Robert adalah lelaki terseksi saat ini bagiku." "Jadi belum tetap berubah pikiran." "Tentu saja." "Bahkan setelah kau melihatku yang shirtless tadi di dalam film?" Sebenarnya Daniel dapat dikatakan lebih seperti hampir telanjang dalam bagian itu. Selain karena jalan cerita yang menakjubkan dan para pemain yang keren, Pamela yakin banyak yang menonton film itu berulang kali karena ada adegan dimana Daniel memamerkan hampir seluruh tubuhnya. Lelaki itu benar-benar nyaris telanjang. "Yaa. Aku masih belum berubah pikiran." Daniel menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Kau boleh kembali sekarang. Aku ingin beristirahat." Pamela menatap terkejut kepada lelaki itu. "Kau yakin?" "Ada apa? Kau masih ingin disini? Aku tidak masalah. Atau kau mau tertidur disini juga aku tidak masalah." "Bukan begitu maksudku." Pamela hanya sedikit khawatir dengan keadaan lelaki itu. Pamela pikir bahwa mungkin saja Daniel akan menceritakan beberapa hal kepadanya nanti. Atau mungkin lelaki itu masih butuh ditemani sedikit lebih lama lagi. "Lalu apa?" tanya Daniel. "Kau yakin sudah tidak butuh ditemani?" tanya Pamela. Daniel pun menatap gadis itu dengan lekat. "Kalau aku minta kau tidur disini, apa kau akan melakukannya?" tanya Daniel dengan raut wajah serius.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD