Asya menahan senyum, "Apa aku keren?" Jani mengatupkan bibirnya menahan rasa malu akibat ucapannya. Wajahnya langsung terasa panas. Asya tertawa. "Kakak.. A-aku malu!!" Jani melepaskan rangkulannya dan menunduk di d**a Asya sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan. "Malu kenapa?" Asya menggodanya. "Kelakuanku! Ah kak Darma benar, aku.. Aku.. Ah sudah kak.." Jani begitu gugup untuk meneruskan ucapannya. Ia membalikkan tubuhnya dan beranjak pergi. Jani berlari secepat kilat menyelamatkan wajah merahnya dari tatapan Asya. Namun, dasar naas, kakinya tersandung batu hingga terjatuh. Tapi ia langsung bangkit dan kembali berlari ke arah teman temannya berkumpul. Sakit!!! Malu!!! Kabur!!! Dari kejauhan Asya memperhatikan gerak gerik Jani. Ia sedikit khawatir saat tahu Jani jat