When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Tak terlalu lama kemudian, terdengar suara ketukan pintu. Astaga ... Rena cepat sekali sudah sampai di depan pintu. Bagaimana ini? Banyu semakin tak tahu apa yang harus dilakukan? Ia bisa saja pura - pura tidak ada di rumah dengan tidak membuka pintu sama sekali. Tapi suda jelas lampu rumah ini menyala terang. Sudah pasti ada orang di rumah. Sementara suara ketukan pintu semakin keras terdengar. Karena suara itu, tidur Jingga terganggu. Jingga pun menangis keras. Dan tangisannya pasti terdengar sampai ke luar. Dan sudah pasti Banyu tidak bisa lagi, tak memiliki celah untuk berpura - pura tidak ada di rumah. Banyu segera bergegas menggendong Jingga sebelum tangisan anak itu semakin menjadi dan turut membangunkan kedua kakaknya. Banyu menatap ke arah pintu. Masih menimbang apakah harus