Sesi wawancara berakhir, Diva segera menemui Arkan di ruangan pria itu. Ternyata tak sesulit yang dia bayangkan. Dengan pengalaman tiga tahun bekerja di salah satu perusahaan ternama di dunia, menjawab pertanyaan dari suara yang ditugaskan Arkan untuk mewawancarainya, cukup mudah. Sekarang tinggal menemui Arkan dan bertanya tentang pria kemarin yang kemungkinan besar bernama Juna. Dia yakin pria itu baru saja bertemu dengan Arkan. Dia juga yakin pria itu ada hubungannya dengan masa lalunya. "Mau ke mana lu?" Pertanyaan itu menghentikan gerakan tangan Diva yang hendak memutar handle pintu berwarna keemasan. Tangannya mengambang, mulut berdecak. Dia memutar leher ke arah kirinya di mana wanita sok cantik itu berdiri dengan berkacak pinggang menantang. "Nggak ada yang boleh masuk ke rua