FL 64

1454 Words

Vici terdiam di luar ruangan tempat sang adik dirawat. Ia hanya mengintip dibalik kaca kecil yang terdapat dibagian sisi pintu ruangan tersebut. Menatap sendu kedua orang tuanya didalam sana. "Mommy dan daddy selalu saja memperhatikan Vico, apa dia lupa jika aku lapar?" gumam anak itu ingin menangis. Ia merogoh saku celananya, ada sedikit uang yang masih tersisa, dari sisa uang sakunya tadi. Kemudian anak itu memutuskan untuk pergi ke kantin rumah sakit, sekedar mencari makanan ringan. Maura menghapus air matanya. "Jangan marahi Vici, kita bisa bicarakan baik-baik." ucapnya, menatap sedih wajah marah sang suami. Vernon hanya mengangguk, mengiyakan permintaan sang istri. "Dimana anak itu?" gumam Vernon, dingin. Maura tersentak, kenapa ia sampai melupakan putranya. Karena terlalu kalut

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD