5. Demo

1824 Words
Gasendra kembali ke meja kerjanya setelah memutuskan sambungan telepon dengan Minur, sedangkan Momochi bermalas-malasan tidur di lantai dan lama kelamaan ia merasa bosan. Ia bangun dan berjalan mondar-mandir membuat Gasendra agak sedikit terganggu melihat tingkah Momochi. "Kamu bisa diam tidak?" Momochi menoleh ke arah Gasendra, lalu memalingkan wajahnya. Pria itu menjadi merasa jengkel. "Aku bosan." "Seharusnya kamu tidak ikut denganku ke sini." "Karena Cecep Gasendra tidak memberikan pekerjaan padaku." "Pekerjaan apa yang bisa kamu lakukan fi sini." Momochi langsung berlari mendekati Gasendra dan dengan mata bulat berbinar-binar berkata,"Jadikan aku sebagai asistenmu?" Gasendra mengerutkan dahi. "Aku tidak perlu asisten." "Atau jadikan aku sebagai penjagamu dari godaan wanita-wanita yang menggodamu dan mencoba mendekatimu dengan begitu kamu tidak akan selingkuh dengan wanita lain." "Aku tidak pernah berpikiran untuk selingkuh." "Aku tidak percaya." "Memangnya aku adalah kamu, angsa playboy yang setiap hari kerjaannya menggoda para betina angsa, jadi wajar kalau Momocha marah padamu dan minta cerai." "Kasusku beda denganmu." "Beda apanya?" "Aku angsa dan kamu adalah manusia." "Tidak ada bedanya kalau selingkuh ya tetap selingkuh jangan cari-cari alasan." Momochi duduk di lantai sambil memikirkan sesuatu. "Aku akan jalan-jalan sendirian saja di sini melihat-melihat keadaan di sini." "Aku tidak mengizinkankan kamu keluar dari ruanganku." "Aku bukan tahananmu." "Bagaimana kalau kamu tersesat?" "Aku tidak akan tersesat." Gasendra menatap Momochi lekat-lekat. "Apa kamu yakin? Di rumah saja kamu tersesat dan ketakutan." "Itu kan dulu ketika aku pertama kali datang ke rumahmu." "Dan ini pertama kali juga kamu datang ke sini." "Aku akan mengajak Desy untuk mengantarku jalan-jalan." Rona merah muncul di pipi Momochi. "Desy bukan pengasuhmu, Momochi." "Cecep Gasendra pelit." "Aku tidak pelit." "Iya." "Tidak." Desy yang berada di luar ruangan mendengar keributan dari dalam ruangan bosnya. Ia menguping di pintu dan merasa aneh dengan tingkah bosnya sedang berbicara sendirian di dalam. Ia membuka pintu dan melihat pemandangan ganjil. Gasendra dan Momochi langsung berhenti beradu mulut dan keduanya terkejut melihat Desy. Desy masih menatap mereka satu persatu dan ia merasa heran bosnya berdebat dengan seekor angsa. "Pak, ada apa? Kenapa Anda dan dia bertengkar?"tanya Desy sambil menunjuk Momochi. Gasendra berusaha bersikap setenang dan senormal mungkin agar Desy tidak menganggapnya seperti pria gila bertengkar dengan seekor angsa palayboy dan manja. "Tidak ada apa-apa." Gasendra tersenyum. "Apa Anda yakin?" "Iya. Kamu boleh pergi." Desy yang tidak yakin apa yang terjadi keluar ruangan. Gasendra menatap kesal pada Momochi yang selalu memasang wajah tak bersalah. "Jangan membuat orang-orang di sini menganggapku sebagai orang gila gara-gara aku bisa bicara denganmu." "Memangnya kenapa?" "Karena hal itu tidak lazim. Tidak ada manusia yang bisa bicara dengan angsa kecuali aku dan Minur." "Baiklah. Tapi aku merasa bosan." "Bagaimana kalai kamu menonton Tv saja?" "Kenapa tidak menawariku itu sejak tadi?" "Aku lupa." Gasendra menyalakan Tv dan mencari acara Tv yang sesuai dengan tonton Momochi, tapi ia sama sekali tidak ada ide acara apa yang bagus untuk Momochi. Akhirnya Gasendra memilihkan film Spongebob. Selama beberapa menit, Momochi terlihat asik menonton sampai pintu ruangan terbuka. Matthew, ayah Gasendra datang. Momochi terlihat senang dan melompat dari kursi. Ia berlari ke arahnya. "Ayah, ada apa?' "Aku sudah dengar dari Ibumu kalau kamu sudah menculik Momochi ke sini." "Aku tidak menculiknya. Momochi menyelinap masuk ke dalam mobilku." Gasendra sudah merasa lelah untuk menjelaskannya. "Tapi Ayah senang kamu mau membawanya ke sini." Matthew meraih Momochi dan menggendongnya. "Mulai sekarang kamu bekerja sebagai bodyguard Gasendra." "Ngoooook....ngoooook." "Apa yang dikatakan Momochi?"tanyanya pada Gasendra. "Ayah baik." "Apa kamu senang, Momochi?" "Ngoook." "Momochi bilang dia sangat senang." "Mulai sekarang kamu sudah resmi menjadi salah satu pegawai di sini." Momochi merasa terharu dan sangat bangga. Ia memeluk Matthew. "Ngook." "Terima kasih,"kata Gasendra menerjemahkan perkataan Momochi. "Sama-sama,"kata Matthew dan memeluk erat Momochi. Matthew menurunkan Momochi dan memberikan name tag pada Momochi dan mengalungkannya di leher. "Aku sudah membuatkannya untukmu jauh-jauh hari." Mata Momochi berkaca-kaca. "Ayah memang baik tidak seperti Cecep Gasendra yang pelit." Gasendra langsung mendelik dan memasang tatapan kesal pada Momochi. "Mulai sekarang kamu harus baik-baik pada Momochi." "Baiklah." "Sekarang ikut Ayah berkeliling perusahaan.' Momochi terlihat senang dan angsa itu membusungkan dadanya dan keluar bersama Matthew dan Gasendra mengikutinya dari belakang. Selama berkeliling di perusahaan, perhatian para pegawai tertuju pada Momochi dan terdengar bisik-bisik. Ada juga yang menahan senyumnya. Tidak butuh lama Momochi sudah menjadi terkenal dan mereka mengerubutinya, bahkan ada yang meminta Momochi untuk foto bersama. Seketika itu juga Momochi dikenal sebagai hewan peliharaan Gasendra. Momochi yang senang menjadi pusat perhatian, ia tidak membuang-buang kesempatan itu. Dengan senang hati, ia berpose seimut dan seganteng mungkin saat difoto. Angsa itu juga memasang banyak ekspresi wajah. "Angsa Anda sangat lucu sekali, Pak Gasendra." "Terima kasih." Gasendra masih melihat Momochi dari kejauhan sepertinya Momochi sedang asik dikerubuti oleh wanita-wanita cantik yang ingin berfoto dengannya. Ada banyak wanita yang mencium dan memeluk Momochi dengan gemas, jika Momocha tahu, habislah riwayat Momochi. Sesi foto-foto sudah berakhir. Gasendra mengajak Momochi kembali ke ruangannya. "Sampai jumpa lagi Nona-nona cantik." Momochi mengedipkan matanya. "Bagaimana reaksi Momocha ya, jika suaminya dikerubuti oleh wanita-wanita cantik?"tanyanya begitu mereka sudah masuk lift. Momocha langsung menoleh. "Jangan katakan apa pun kepadanya." "Jadi kamu takut pada Momocha?" "Cecep Gasendra kan tahu, betapa galaknya Momocha." "Seharusnya kamu menjauh dari para wanita-wanita cantik itu." "Aku tidak dapat menghindarinya." Sesampainya di ruangan, Momochi kembali menonton Tv. Keinginannya tercapai sudah menjadi seorang karyawan kantoran bukan sebagai angsa petani lagi. *** Minur berusaha menenangkan Momire yang masih shock ayahnya telah diculik oleh Gasendra. "Momochi baik-baik saja,"kata Minur. "Ayah dan Kakek Gasendra sering bertengkar. Aku takut Ayah akan dijadikan b***k olehnya." "Jika Gasendra melakukan itu pada Momochi, aku akan memukulnya,"kata Selina. "Sebaiknya kita kembali ke kandang. Kamu butuh istirahat, Momire,"kata Momocha. Momire mengangguk. Mereka pergi dengan wajah lesu, tapi tiba-tiba seorang kepala pelayan datang dengan wajah panik. "Gawat Nyonya." "Ada apa?"tanya Selina. "Di kebun belakang para angsa sepertinya sedang demo." "Hah demo?" Momocha dan Momire berhenti berjalan dan menoleh ke belakang. Minur dan Selina menatap saling terkejut. "Para angsa itu berkumpul di dekat kolam renang." Minur, Selina, Momocha, dan Momire segera pergi ke belakang dan benar saja para angsa itu sedang berkumpul dan mengeluarkan suara riuh. "Ada apa ini?"tanya Minur. Keriuhan berhenti mereka semua menatap Minur, lalu seekor angsa jantan yang mewakili semua para angsa maju ke depan. "Neng Minur yang baik hatinya, imut-imut, cantik, dan lucunya, kami mau mengajukan proposal untuk proyek kami." "Proposal untuk proyek apa?" "Kami semua sudah merundingkan ini dengan semua para angsa di sini. Kami ingin mengadakan acara resepsi pernikahan, karena sudah memasuki musim kawin." Seekor angsa betina melangkah maju. "Kami ingin mengadakan acara itu secara meriah." Selina yang bingung, karena tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh Minur dan angsa-angsa itu, kemudian bertanya,"Apa yang mereka inginkan?" "Mereka ingin mengadakan resepsi pernikahan karena sudah masuk musim kawin." Selina mengangguk mengerti. "Resepsi pernikahan seperti apa yang kalian inginkan?"tanya Selina. "Kami ingin kandang kami dihias secantik mungkin pakai bunga-bunga,"kata angsa betina. "Dan banyak makan mewah,"kata angsa jantan. "Dan juga musik,"kata angsa betina. Para angsa lainnya menyetujuinya dan kembali riuh. "Kami juga ingin pergi bulan madu,"kata angsa betina lainnya dan kembali disetujui oleh angsa-angsa lainnya. "Itu tidak masalah. Kita sudah kama tidak mengadakan pesta,"kata Selina. Para angsa menjadi sangat senang. "Dan aku akan akan bernyanyi di resepsi pernikahan kalian,"kata Minur. "Hip hip horeeee. Hip hip horeeee,"teriak para angsa. Mereka pun membubarkan diri. Selina langsung menelepon toko bunga langganaannya, sedangkan Minur bicara dengan Momocha dan Momire. "Kandangmu juga akan dihias dengan bunga-bunga cantik dan kamu bisa menikah lagi dengan Momochi." "Iya tentu. Aku tidak akan memaafkan Momochi kalau sampai Momochi kawin lagi. Aku tidak ingin dipoligami." "Momochi meskipun playboy, dia angsa yang setia." "Aku meragukannya." "Momochi tidak akan berani selingkuh denganmu." "Semoga saja." Minur mendengar kedua bayinya menangis dari speaker bayi. Ia segera berlari secepat kilat menuju kamar. Momocha dan Momire mengikuti Minur dari belakang. Sesampainya di kamar bayi, Minur berusaha menenangkan bayinya. "Mungkin popok mereka basah dan lapar,"kata Momocha. "Aku akan memeriksanya dulu." Minur mengganti popok kedua bayi kembarnya dan Momocha berusaha menghibur mereka supaya tidak menangis lagi dengan memasang banyak ekspresi wajah. Kedua bayi itu tertawa. Minur membawa mereka ke kamarnya. Momocha dan Momire hampir terjatuh tersandung boneka Squidward dan Doraemon yang berserakan di lantai. "Kamar ini berantakan sekali." Momocha segera membereskan boneka-boneka yang berceceran di lantai dengan paruhnya di bantu oleh Momire. "Jika Cecep Gasendra melihat kamar ini berantakan, dia akan marah,"gumam Momocha. Momire sedang asik memandangi kedua bayi kembar yang sedang minum s**u. Angsa itu nampak terpesona. *** Sore harinya Matthew, Gasendra, dan Momochi telah pulang dan kedatangan mereka di sambut dengan menggelar karpet merah dan confetii. "Selamat datang!"seru Selina. Momire langsung memeluk ayahnya. "Syukurlah Ayah baik-baik saja." "Kenapa kamu cemas begitu? Ayah kan sedang bekerja tadi." Momire memandang kesal pada Gasendra. "Kakek Gasendra, Kakek sesudah menjadikan Ayah b***k Kakek ya?" "Itu tidak benar sebaliknya Momochi hampir seharian kerjanya nonton Tv." Momire memicingkan matanya curiga. "Kalau tidak percaya tanyakan saja pada Ayahmu." "Apa itu benar Ayah?" "Iya. Aku sudah resmi jadi pegawai kantoran dan bekerja sebagai bodyguard Cecep Gasendra." Minur yang mendengar hal itu langsung berteriak kegirangan dan meraih Momochi ke dalam pelukannya. "Selamat untuk Momochi! Akhirnya keinginanmu tercapai juga." Minur menggesek-gesekkan wajahnya di kepala Momochi. "Ayang Gasendra kamu harus memperlakukan Momochi dengan baik di sana. Jangan dimarahi terus." "Baiklah Neng Minur yang cantik." Senyuman menawan terulas di wajah tampannya dan itu membuat jantung Minur berdebar-debar kencang. Ia sudah tidak tahan lagi ingin memeluk suaminya itu. "Kyaaa ayang Gasendra." Minur hampir terjatuh ketika Gasendra menghindarinya dan pria itu pura-pura tidak tahu Minur ingin memeluknya. Minur memonyongkan mulutnya dan terlihat cemberut. Ia menyusul suaminya pergi ke kamar. Momocha dan Momochi saling menatap satu sama lain. Mata Momocha berkaca-kaca dan mereka saming berpelukan. "Aku kira kamu diculik." "Aku tidak diculik Momocha yang cantik dan gemoy. Aku tadi pergi bekerja secara diam-diam dan setiap hari aku akan ikut cecep Gasendra pergi ke kantor. Momochi melepaskan pelukannya. "Bagaimana penampilanku? Apa aku seperti pengawai kantoran yang tampan seperti cecep Gasendra?"tanyanya dengan perasaan bangga. Momochi membusungkan dadanya. "Kamu sudah hampir menyamai ketampanan cecep Gasendra." "Lihat saja nanti aku akan menyamai bahkan melebihi ketampanan cecep Gasendra." Momochi merangkul Momocha. "Apa semuanya baik-baik saja selama aku pergi?" "Iya semuanya baik-baik saja meskipun tadi sempat ada demo dari teman-teman kita untuk musim kawin yang sebentar lagi akan datang. Mereka meminta mengadakan pesta." "Wow pesta. Pasti itu akan sangat menyenangkan." Sebelah alis Momochi terangkat sebelah sambil berkacak pinggang. "Kamu tidak sedang berpikir untuk tidak kawin lagi dengan angsa lainnya kan?" Momochi memasang wajah curiga. "Tentu saja tidak mana mungkin aku akan kawin dengan angsa lain sementara aku sudah punya istri cantik sepertimu, Momocha Sayang." Momocha tersipu dan pipinya merona merah. Angsa betina itu tersipu malu-malu dan Momochi kembali merangkulnya dan hendak menciumnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD