Malika menatap Teh Lilis, saat kontrak kerjasama yang sudah rampung dibuat oleh Pak Prabu —pengacara Arka— diserahkan padanya untuk ditanda tangani. Pandangan matanya yang meminta persetujuan dan juga sebuah keyakinan. "Semua terserah padamu, Teteh sudah bilang bukan?" bisik wanita dewasa itu di telinga Malika. Akhirnya, surat kontrak kerjasama itu Malika tanda tangani. Pergulatan batinnya sudah sejak dari dua hari yang lalu, jadi bukan waktunya untuk bimbang lagi kali ini, di mana perjanjian itu sudah sepakat, kemarin. "Tuan Arka, silakan tanda tangan di sini." Pak Prabu menyerahkan surat yang sudah Malika bubuhi tiga buah tanda tangan, kepada Arka. Arka mengeluarkan bolpen di kantung jasnya. Menandatangani surat perjanjian kerjasama itu seperti yang Malika lakukan. "Masing-masi