Rasa cemas sudah menyusup ke dalam relung jiwa dan hati Malika. Gadis sembilan belas tahun itu, tengah memantapkan hatinya sendiri, jika hari ini adalah fase dimulainya kehidupan ia yang baru.
Fase di mana seorang perempuan seharusnya merasakan bahagia karena akan mengarungi kehidupan rumah tangga bersama seseorang. Tapi sayangnya, Malika akan menikah dengan lelaki yang tidak ia sukai.
Sosok lelaki yang diharapkan menjadi suaminya adalah Putra —sahabat masa kecil. Gadis itu sudah mendamba sejak dulu, jika Putra lah yang harus menjadi suaminya. Namun seiring berjalannya waktu, keinginan itu harus ia kubur dalam-dalam, sang sahabat tidak menyukainya. Winda, sosok teman keduanya yang sudah membuat pria itu jatuh hati.
"Malika?" Suara Teh Lilis mengagetkan gadis itu dari lamunan.
"Iya, Teh
