"Apakah sifat aslimu seperti ini?" tanya Arka pada istri kecilnya. "Seperti ini bagaimana maksud Anda, Tuan?" Malika balas bertanya dengan mulut yang penuh dengan kunyahan roti. "Cerewet, berisik dan suka protes?" "Kenapa saya terlihat buruk sekali di mata Anda." Menatap sebal Arka. "Karena memang saya melihatnya seperti itu." Wajah Malika terlihat semakin tertekuk. Tak ada lagi percakapan dari keduanya. Malika fokus menikmati sarapan yang disiapkan oleh Bu Nina, yang sebetulnya khusus dihidangkan untuk sang suami. Sedangkan Arka memilih menyaksikan istrinya itu dengan tatapan yang tak dimengerti. Di tengah suasana tenang, di ruangan olahraga dengan Arka dan Malika yang sedang menikmati waktu pagi keduanya, ponsel milik Arka yang ada di sampingnya berbunyi. "Ya, hallo!" "Ada