Sumi menjerit histeris, berteriak ia ingin memeluk anak semata wayangnya, tetapi ditahan oleh warga yang ada disekelilingnya. Terduduk di tanah, menangis meraung, meratapi nasib Yusnanto yang terhinakan seperti itu. Sementara suaminya, Ustaz Marsan hanya terdiam, tubuhnya terkunci tidak sanggup untuk bergerak. Badannya gemetar dan matanya berkaca-kaca. "Tolong anak kita, Pak ... jangan diperlakukan seperti layaknya seekor binatang. Sakit aku melihatnya, Pak?" Bik Sumi memeluk erat kedua kaki suaminya, masih meraung ia, terkadang meratapi nasib anak terkasihnya. Air mata mulai turun di kedua pipi Pak Marsan. Seorang ustaz desa, tokoh agama yang disegani warga kampungnya sendiri, harus mendapatkan cobaan seberat ini. Air bening itu terus mengalir dipipi tuanya. 15 tahun dia berumah tangg