Bagian Kesembilan

1074 Words
Chloe tersenyum mendapati Seannu berdiri di samping Orva. Orva sudah memberi hormat layaknya junior kepada senior. "Siapa ini, Chloe?" Chloe berbisik pada Seannu yang kini sudah berpindah tempat menjadi ada di sampingnya, "ku kira kau sudah tahu." Seannu balas berbisik, "iya. Dan hanya memastikan." Sialnya, Chloe bahkan dimata- matai sampai ke sekolahnya. Seannu memang tidak bisa di tebak. "Orva. Teman sekolahku. Dia bekerja dengan ayahnya. Menjaga CCTV dan mengoperasikan beberapa senjata dengan cara mengatur jaringan." Orva mengangguk kecil sambil tersenyum. Bahkan Orva tidak mengatakan senjata seperti yang Chloe katakan. Tapi Chloe menebaknya dengan tepat sasaran. "Kalau begitu, kau bisa kembali ke tempatmu?" Ucap Seannu mengusirnya dengan nada yang di lembut- lembutkan. Dan Chloe tentu saja tidak terima "Hei. Kau mengusirnya?" Seru Chloe tidak terima "Tidak apa Chloe, aku masih ada pekerjaan, sampai berjumpa lagi." Setelah memberi hormat pada Seannu layaknya seorang junior terhadap senior, Orva pergi meninggalkan mereka yang berjalan masuk ke dalam kamar. "Kau tidak sopan." Ucap Chloe kesal Chloe langsung mengutarakan kata hatinya. Memberi Seannu peringatan. "Aku hanya tidak menyukai penguntit." Chloe berdecak mendengar alasan yang diberikan Seannu "Kenapa?" Tanya Seannu tidak mengerti "Kau juga menguntitku. Sampai sekolah? Jangan- jangan kau menguntitku di kamar mandi juga?" Chloe menatap Seannu curiga Seannu berlipat d**a. Mengangguk, "sesekali." Chloe terkaget. Sialan. "Hei. Kau laki- laki berotak kotor. Pergi kau dari sini." Seannu tertawa mendengar perkataan yang keluar dari mulut Chloe. "Ini kamarku, bodoh." Seannu mengacak- ngacak rambut Chloe. Chloe yang cemberut makin membuat Seannu tertawa keras. ☘️☘️☘️ Seannu sudah selesai pertemuan dengan jendral tinggi, dia menceritakan hasil yang di dapat saat rapat tadi siang. Seannu mungkin tidak menceritakan semuanya. Itu menurut Chloe. Chloe hanya diam. Mendengarkan. Di dalam rapat beberapa Jendral di divisi yang dipimpinnya, mengatakan jika kita warga kota yang selamat harus pergi dari sini. "Tidak ada cara lain?" Chloe bertanya karena sesuai dugaannya, mereka lagi-lagi harus melarikan diri dari musuh. Seannu menggeleng, “selain itu, tidak ada cara lain untuk sekarang. Musuh sudah bertarung denganku memakai senjata jarak dekat. Dan kau tahu artinya?" Chloe mengangguk paham. Artinya musuh sudah masuk ke kota ini dan lancang menyerang. Musuh sudah semakin berani. "Apakah gerbang depan separah itu?" Seannu mengangguk lagi. "Bagaimana dengan warga yang terluka? Dengan orang lanjut usia? Anak- anak?" Seannu diam, sebenarnya Seannu juga memikirkan hal yang Chloe pikirkan. Tapi, saat dia akan bertanya, Seannu sudah menyerah terlebih dahulu pada ucapan Jendral besar. Dimana ucapan Jendral besar tidak bisa di ganggu gugat sampai ada alasan dan solusi yang lain. "Selamatkan yang produktif, dan tinggalkan yang non -produktif." Dan tentu saja Seannu tidak mengatakan hal seperti ini pada Chloe, karena Chloe sangat amat memperhatikan orang-orang di sekitarnya. Itu yang di rasakan oleh seorang Seannu. Jika Chloe tahu mengenai ini, Chloe mungkin akan sangat marah. Bisa-bisa Chloe menjadi seorang pemberontak. Seannu akan berbicara tentang ini nanti. Semoga Chloe bisa mengerti. "Kau akan tidur disini?" Chloe menggeleng, "Gustof memintaku untuk tidur di sana. Katanya ibu dan kakak -kakakku ada disana nanti malam." Seannu tidak habis pikir dengan Chloe. Ibu dan kakak- kakaknya sudah jahat padanya selama ini. Dan dia masih peduli pada mereka? Yang benar saja? "Mereka masih keluarga ku sampai sekarang." Seannu benar- benar memilih gadis yang tepat untuknya. "Setidaknya mereka memberiku tempat tinggal dan baju. Juga makanan." Seannu membelai rambut Chloe, "kau tidak berpikiran untuk memanjangkan rambutmu, Chloe." Chloe mendesah kasar. Bahkan di saat seperti ini, bisa- bisanya Seannu bercanda. "Kenapa memangnya? Aku suka rambut seperti ini. Pendek dan ringan. Tidak terlalu sulit mengurusinya." Ucap Chloe cepat "Aku hanya bertanya dan berpendapat, Chloe. Dan sepertinya, rambut panjang akan lebih enak untuk di belai." "Sebelum aku pergi tidur, bolehkah kau melanjutkan sejarah perang ini?" Chloe tentu saja penasaran. Belum lagi cerita sejarah dari Seannu, dia harus pergi. Seannu dipanggil untuk rapat. Dan menggantung di cerita dimana kota ini sama dengan kota besar itu. Seannu berkerut, "ah iya. Aku dipanggil tadi. Sampai mana ceritaku?" Chloe memutar bola matanya. "Kota kita di serang karena hampir sama dengan kota maju itu." Seannu menggaruk rambutnya berpikir. "Iya. Jadi banyak yang ingin menempatkan dirinya di kota ini. Tapi kau sudah tahu bagaimana cara masuk ke kota ini?" Chloe mengangguk ragu, "memperlihatkan tanda pengenal dan asal kota?" "Betul. Ada beberapa kota yang di tolak di kota ini." "Tunggu dulu tunggu. Maksudmu, di dunia ini ada beberapa kota? Berapa kota lain tepatnya?" Seannu menggeleng, "aku tidak tahu pasti. Di negara bukan dunia Chloe. Hanya di negara kita." "Kalau begitu, kenapa kita tidak pindah negara saja?" Seannu tertawa dengan cukup keras. "Kenapa? Aku salah?" Sahut Chloe dengan polosnya Seannu mengangguk, "kita bisa pindah negara. Kalau negara tersebut menolak kita bagaimana?" Chloe baru sadar. Benar juga. "Di setiap negara, ada peraturan juga. Sama seperti di kota kita. Ada negara yang memperbolehkan kita masuk. Tapi harus ada sertifikat tertentu." "Sertifikat?" Seannu mengangguk, "seperti aku. Aku bisa masuk ke negara mana pun karena punya sertifikat prajurit. Kau? Punya?" Chloe lesu. "Maka dari itu, kita hanya dua pilihan sekarang?" Chloe menelan ludahnya susah payah. "Sekarang?" Seannu mengangguk, "kota ini sudah tidak aman. Kita harus pergi." Chloe terkejut dengan berbagai alasan. Yang pertama, harus meninggalkan kota ini. Bagaimana bisa? Ini kotanya yang dia tinggali sejak kecil. Kota kecil yang dia cintai. Kedua, jika tetap harus pergi. Ke mana? Bukankah kota-kota yang lain juga akan menginginkan kota ini? Ketiga, kenapa harus pergi? Apa prajurit pertahanan sudah lelah melindungi kota ini? "Pilihannya hanya dua untuk saat ini. Dan keadaan kita memburuk." "Apa prajurit sudah menyerah melindungi kota ini?" Chloe bertanya pelan. Seannu membalasnya dengan menggelengkan kepalanya. Sama-sama pelan "Lalu kenapa?" Seannu menghembuskan nafasnya, "kau tidak melihat keluar, Chloe? Di sana banyak sekali bangunan hancur. Dan tanah di lubangi dimana- mana untuk mencari emas." Seannu mengusap tangan Chloe lembut, "Chloe dengar, aku tahu bagaimana kau mencintai kota ini. Tapi kita tidak bisa membangun kota ini lagi. Untuk sekarang." "Tapi, Sean. Ke mana kita akan pergi? Bukankah di luar sana jug-" "Kita mencari akan sekutu." Potong Seannu cepat. "Apa akan ada yang mau?" Seannu mengangguk, "kita harus berusaha mencari, setelah kita punya sekutu. Kita akan menyerang balik kota di selatan." "Bukankah itu tidak baik?" Seannu tertawa miris, "apa yang menurutmu baik saat perang seperti ini, Chloe?" Chloe diam. "Semua orang sedang berusaha menyelamatkan dirinya sendiri dan berlaku sebagai seorang yang egois asal kau tahu." Chloe bahkan paham maksud dari Seannu mengatakan hal seperti ini. Kabarnya ada orang yang rela mati untuk keluar dari gedung ini. Dia berlari melalui jalan belakang dan ditembak mati di tempat. Dan orang yang seperti itu tidak bisa hidup bersama orang lain. "Mereka hanya takut tidak selamat, Sean. Mereka takut akan segala hal tentang kematian." Seannu mengangguk, "aku juga takut, Chloe. Takut mati. Tapi aku tidak seegois mereka. Aku masih ingin tetap menyelamatkanmu kau tahu kan?" "Itu karena aku spesial?" Chloe berusaha mencairkan suasana yang tegang. Seannu tersenyum lalu menarik Chloe ke pelukannya. "Kau sangat spesial."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD