Bagian Keduapuluhenam

1058 Words
Chloe menyusun rencana dengan cukup detail . Mereka berusaha untuk menarik perhatian sang pemimpin dengan cara melakukan p*********n terhadap para penjaga yang berada pada benteng . Mereka berperang seperti ini untuk mendapat perhatian , bukan membenci kota Beatrix dan sejenisnya . Sesuai dengan rencana , Seannu dan rekan satu timnya berusaha untuk tidak terluka parah . Mungkin mereka bisa saja mendapatkan beberapa luka ringan dan bisa saja mereka mati . Hanya saja ini adalah rencana untuk dapat langsung menemui sang pemimpin . "Bagaimana keadaanmu , Chloe ?" Seannu bertanya ketika melihat Chloe beberapa kali terkena pukulan jarak dekat sang penjaga . Chloe mengangguk , "aku baik , apa sudah saatnya kita menyerahkan diri ?" Seannu mengangguk lalu memberi kode untuk berhenti menyerang kepada rekan satu timnya . Di susul dengan menjatuhkan senjata yang sudah tidak memiliki peluru dan mengangkat tangannya tinggi - tinggi . Suara tembakkan yang sejak tadi terdengar di telinga Chloe kini mulai berhenti , hanya terdengar langkah gagah dari prajurit kota Beatrix . "Sebutkan asal dan alasanmu ke sini , prajurit . " Satu orang bermuka datar melangkah maju dan bertanya kepada Seannu yang berada di depannya . Senjata - senjata laras panjang dan pedang masih saja mengarah kepada mereka ketika Seannu mendesis sakit di ujung bibirnya . "Kau sudah dapat mengenaliku dari seragam yang aku pakai , Jendral ." Seannu membalas tak kalah sengit dari sang Jendral . Dia mengangguk , "ada apa kau jauh datang dari kotamu dan menyerang kami prajurit Beatrix ?" tanyanya lagi . "Kami hanya ingin bertemu dengan pimpinan kota . " Kali ini Gibran yang berbicara . Sebagai ketua kelompok ini , Gibran cukup berani mengatakan langsung apa tujuan timnya kemari dan menyerang prajurit Beatrix . "Kau tidak  bisa seenaknya bertemu dengan pimpinan . Apalagi dengan cara seperti ini ." Sahutnya pelan dan tegas menatap satu persatu orang - orang di depannya . Lalu matanya berhenti tepat di mana Chloe berdiri . "Aku merasa tidak asing denganmu , gadis manis ." Katanya sambil mendekati Chloe . Langkah yang dia ambil membuat Seannu tidak bisa diam di tempatnya . Dia merasa Chloe harus di lindungi . Suara senjata yang bergerak pun tak luput dari telinga Chloe bebarengan dengan Seannu yang dengan cepat bergerak melindungi Chloe di belakang punggungnya . "Santai saja . Aku hanya ingin melihatnya dari dekat . " Chloe sudah sangat tidak aneh mendengarkata itu . Setiap orang tua yang bertemu dengannya mengatakan hal yang sama . Tidak asing dengan Chloe . Mengapa ? "Aku harus memastikan sesuatu . " Katanya lalu mendorong sedikit tubuh Seannu yang tadi melindungi Chloe . "Memastikan apa ?" Seannu bergeser sedikit kemudian ikut memperhatikan Chloe yang di dekati oleh orang itu . "Aku rasa kau mirip seseorang , tapi aku lupa siapa dan di mana aku bertemu dengannya . " Chloe menatap datar orang yang mendekatinya , lalu tersenyum di kala orang itu benar - benar memperhatikannya dari atas ke bawah . "Kau pernah mendengar jika pemimpin kota Mubarak kehilangan istri dan anak yang berusia dua sampai tiga tahun ?" Chloe pernah mendengarnya , dan itu sudah sangat lama sekali . Bagaimana pun , Chloe tidak tau bagaimana menyikapi kisah itu selain bersimpati pada pemimpin kota Mubarak . "Dan kau hampir serupa dengan istri Mubarak yang menghilang . " Chloe tertawa kecil , "itu tidak mungkin terjadi , aku sudah tinggal di Clinton selama hampir lima belas tahun . Atau mungkin sampai saat ini sudah bisa di hitung enam belas tahun . " Orang dengan pangkat Jendral itu ikut terkekeh , "ya . Dan bagaimana jika kau di temukan saat usia dua sampai tiga tahun dan di asuh oleh ibu tiri dan membesarkanmu sampai sekarang ?" Chloe mengerutkan keningnya , dia sama sekali tidak terpikirkan ke arah sana . Dan sama sekali tidak memikirkan hal tersebut . "Baiklah , sudah cukup dengan pembicaraannya yang tidak masuk akal itu ," seru Gibran yang mulai kesal dengan dirinya yang hanya diam memperhatikan . "Jadi kapan kita  akan bertemu sang pemimpin ?" lanjut seorang Gibran . Jendral itu kemudia tertawa . "Aku rasa kau pemimpin kelompok kecil ini . Apa aku benar ?" Gibran mengangguk tegas walaypun wajahnya sudah tampak lelah dan penuh luka dia masih bisa memperlihatkan ke wibawaan yang Chloe kagumi . "Sebutkan satu alasan pemimpin harus menemui orang - orang semacam kalian . " Jendral itu sangat amat tidak menoleransi walau pun sudah banyak hal yang sedari tadi dia bicarakan . "Aku dan semua dari kami ingin meminta pertolongan dari pemimpin untuk membantu kota Clinton yang sedang di serang oleh kota Diston . " Chloe mengutarakan inti dari kedatangan mereka dengan cukup detail  dan tidak di sangka , Jendral itu tertawa keras. "Alasan itu tidak akan cukup untuk bisa menemui pimpinan . Tidak adakah alasan lain selain itu ?" Chloe menatap Kia yang akan berbicara tapi di hentikan oleh  Chloe . "Bagaimana jika aku menemukan sesuatu yang mengganjal dengan kematian orang tua dari pimpinan yang sedang memimpin sekarang . " Jendral itu berhenti tertawa ketika mendengar Chloe yang berbicara . "Kabar burung itu juga sampai ke kota kami . Dan kebetulan ada seorang temanku yang mengatakan jika dia mengenal sang dokter yang menangani kasus itu . " Jendral itu menatap Chloe yang dengan santainya kini mulai bersandar di salah satu pohon di dekatnya . "Kau terdengar sangat sehat dan kuat , anak manis . " Kata Jendral itu mulai berjalan menjauhi kelompok Chloe . Berjalan membelakangi , Chloe lalu berbalik dan tersenyum . "Sebelum kau menemui pimpinan , mungkin kau harus istirahat . Hari sudah mulai gelap . Bagaimana jika kita membicarakan ini nanti . " Jendral itu mengintruksikan untuk menurunkan senjata pada para prajurit yang ada di bawahnya . "Hal semacam itu harus di bicarakan dengan kepala dingin dan tentu saja secara rahasia bukan ?" Katanya lagi lalu mulai membuka jalan masuk ke kota Beatrix . Seannu dan Chloe saring bertatapan lalu tersenyum . "Kau akan tinggal tepat di sebelah rumah singgahku . Tidak di pusat kota . Agar tidak membuat orang lain curiga atas kedatanganmu . " Jendral itu berkata lagi , "ah dan jangan sampai lupa , orang - orang yang tinggal di sini adalah orang - orang ramah . " "Kami akan bersikap ramah dengan semampu kami , " Chloe mengatakannya dengan pelan Jendral itu tersenyum walaupun membelakangi Chloe . "Aku rasa anakku akan menyukaimu , anak manis . "
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD