Jendral itu ikut makan bersama Chloe dan yang lainnya , dia sedikit membahas tentang hal yang sebenarnya di tuju oleh kelompok Chloe .
"Pagi ini , aku mendapat panggilan untuk pergi ke rumah sang pemimpin . "
Jendral itu mendesah .
"Kau tampak kecewa , Jendral . "
Jangan lupakan nama Jendral itu . Endy . Jendral Endy .
Seannu yang melihat raut wajah Jendral yang tampak kecewa entah karena apa . Apa dengan panggilan datang ke istana membuatnya kecewa ? Tapi kenapa ? Bukankah itu yang biasanya di harapkan seorang Jendral ?
"Aku hanya tidak ingin mendapat panggilan seperti ini . " Sahut sang Jendral .
"Apa maksud dengan 'seperti ini' dalam kalimatmu , Endy . " Chloe yang sedari tadi diam kini berbicara .
Jendral itu menatap Chloe dalam . Dia menghembuskan nafasnya kasar .
"Aku selalu di panggil ketika ada masalah di benteng . Dan ini sudah ketiga kalinya , kejadian seperti ini selalu terjadi . "
Chloe dan yang lainnya tidak mengerti apa yang sedang di bicarakan oleh sang Jendral .
Jendral itu akhirnya menceritakan bagaimana dia bisa bertemu dengan pimpinan yang kondisinya adalah sangat tidak menguntungkan untuk dia dan tentu saja jajaran prajurit di bawahnya .
Kejadian yang pertama adalah saat dimana ada yang ingin melewati kota ini membawa anak berumur dua tahun . Jendral itu mengatakan jika keadaan orang itu sungguh tidak meyakinkan . Maksudnya adalah pakaian yang compang - camping seperti sedang di kejar oleh beberapa orang di belakangnya . Dia selalu mengatakan jika dia harus pergi dari sana . Dan memohon untuk dia bisa masuk ke Beatrix dan hanya menumpang untuk lewat saja . Dia tidak berniat untuk mengacaukan atau bahkan tinggal di Beatrix .
"Dia hanya ingin lewat . " Kata Jendral Endy .
"Kau tidak bertanya dia akan kemana , Jendral Endy ?"
Jendral itu menggeleng . Dia mengatakan jika dia tidak sempat menanyakan itu atau bahkan menanyakan namanya dan kenapa dia bisa sampai ke sini dengan anaknya .
"Tapi aku menyadari sesuatu saat aku bertemu dengan kau , gadis manis . "
Jendral Endy menunjuk Chloe dengan gelas yang sekarang sudah setengahnya kosong di tangannya .
"Kenapa aku ?"
Chloe sangat tidak mengerti , apalagi dengan hal seperti ini .
"Aku akan pastikan dulu sesuatu sebelum aku memberitahumu sesuatu yang benar - benar penting untukmu . "
Chloe meneguk minuman yang hampir habis di gelasnya .
"Apa kejadian kedua , Jendral ?" Kia yang mengeluarkan suaranya kali ini .
Jendral itu menatap Kia . Lama sebelum Gibran berdeham untuk memberi kode melanjutkan pembicaraan . Gibran sudah pasti tau jika Jendral Endy akan mengenali Kia bahkan saat pertama kali bertemu dengannya .
"Yang kedua adalah saat kematian orang tua pimpinan yang sekarang . "
"Aku mendengarnya karena berita itu adalah berita burung yang sampai ke kota Clinton . " Prajurit di bawah Seannu kini yang bertanya .
Jendral Endy mengangguk yakin , "aku sudah memastikan ini akan tersebar dengan cepat . " Dia menarik nafasnya . Sepertinya ini cerita yang berat .
"Kejadiannya adalah saat ada kereta kuda menuju benteng tanpa kusir . Dan di dalamnya kedua orang tua pimpinan tewas . "
Chloe menahan nafasnya . Tentu saja ini akan sangat berat . Pimpinan kota yang sekarang adalah pimpinan termuda di setiap kotanya .
Jendral Endy mulai bercerita , bahwa kematian orang tua pimpinan tentu saja adalah salah satu kejahatan yang bahkan tidak bisa dimaafkan ketika sudah ada pelaku sebenarnya mati . Jendral Endy langsung memanggil dokter kepercayaan kota tanpa memberitahu pimpinan yang sekarang terlebih dahulu .
Dokter itu memberitahukan jika kematian yang di alami orang tau pimpinan sekarang adalah murni perdarahan di bagian d**a karena tusukan anak panah yang menancap tepat pada jantung .
Pihak kepercayaan kota menyembunyikannya sehingga sang pimpinan muda ini tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada orang tuanya sendiri .
"Kenapa kau tidak memberi tahukan kepada pimpinan secara langsung ?" Gibran mulai memanas akibat cerita yang bahkan tidak menguntungkan siapa pun .
Jendral Endy malah terkekeh , "setelah kejadian itu , aku di hukum dan di introgasi untuk waktu yang cukup lama . Akhirnya aku memutuskan untuk tidak memberitahukan siapa pun mengenai apa yang aku ketahui ."
Jendral Endy benar - benar tersudut di masa sulitnya . Bahkan dia di ancam dengan membawa keluarganya di sini . Tentu saja Endy tidak bisa membiarkan keluarganya celaka .
Chloe mengangguk paham . Jika Chloe ada di posisi Jendral Endy pasti Chloe akan melakukan hal yang sama .
"Tapi kau menyesalinya , Jendral Endy ?"
Seannu bertanya tanpa melihat Jendral Endy . Dia sibuk dengan minuman yang tak kunjung habis di lengannya .
Jendral Endy mengangguk , "tentu saja . Aku akan memberitahukan semuanya saat bertemu dengan pimpinan yang ketiga kali . "
"Dan kami mempercepat hal itu , Endy ?"
Chloe memanggil Jendral Endy dengan hanya memakai namanya saja . Chloe benar - benar tidak kenal kesopanan setelah menghadapi beberapa kepahitan yang telah dia lewati sampai ke titik ini .
Jendral Endy tersenyum .
"Ya . Rencana itu sudah ada dari beberapa tahun yang lalu . Namun aku tidak memeliki kesempatan bertemu dengan pimpinan karena penasehat jahat itu selalu ada di samping sang pimpinan . "
"Jadi kau kesulitan bertemu ?" Seannu bertanya . Kali ini matanya menatap Jendral Endy .
Jendral Endy balik menatap Seannu . Lalu mengangguk kecil .
"Dan mungkin , kalian takdir membuatku bertemu dengan pimpinan . "
Gibran terkekeh , "apa kau seharusnya berterima kasih pada kami ?"
"Kau benar , terima kasih . " Balas sang Jendral Endy untuk Gibran sambil terkekeh .
Chloe berdeham , "jadi , bisakah kita ikut denganmu untuk bertemu dengan pimpinan ?"
Jendral Endy mengangguk , "dan aku punya rencana yang sama - sama akan menguntungkan untuk pihakku dan tentu saja untuk pihakmu . "
"Apa ini akan menjadi persekutuan ?"
Seannu bertanya sinis .
"Di ijinkan atau tidak , aku akan mengantar sebagian prajuritku untuk membantu kota kalian ."
Jendral Endy berkata seperti tanpa beban .
"Tanpa imbalan ? "
"Tentu saja dengan imbalan . Dan menurutku , imbalannya cukup mudah dan tidak akan mempersulit kalian . "