“Emmm ... jadi, Ustaz ....” Hanya itu kalimat yang bisa diucapkan oleh Rasya sejak tadi sampai makanan kami datang dan sudah dingin lagi. Apalagi dengan aku, orang yang kaku terhadap kenalan baru. Tak ada satu pun kalimat yang bisa dikeluarkan oleh mulutku. Mendadak kami berdua ini bak pasangan tuli dan bisu. “Pesan makan dulu, Mah. Abi mau bicara dulu sebentar dengan mereka!” titah Pak Ustaz pada sang istri yang duduk di sampingku ini. Agak aneh memang, panggilan sayang mereka adalah mamah dan abi, yang mungkin terdengar kurang serasi. Istri dari Pak Ustaz ini pun berdiri dan meninggalkan kami. Sementara itu, aku dan Rasya hanya bisa berdiam diri. “Sejak kapan pacaran?” Pak Ustaz memulai interogasi. Aku memandang ke arah Rasya, kira-kira dia akan menjawab apa? Lalu lalang or
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books