43. Dia yang Ternyata Khawatir Padaku

1102 Words

Melihatmu sedekat ini bak sebuah oasis di padang pasir. Senyumanmu, menghilangkan dahagaku, walau hanya ... sesaat. ** Dalam ruangan yang tak begitu luas ini, seorang pria duduk di tepi pintu. Kami membiarkan pintu itu agar tetap terbuka untuk menghindari fitnah yang tidak diinginkan. Bagaimanapun juga, di luar sana orang tak pernah tahu tentang status hubungan kami yang sebenarnya. Nia dan Vivin mengintip bergantian. Mungkin mereka penasaran dengan apa yang kami bicarakan. Padahal di sini ... sejak tadi hanya ada suara cecak dan juga notifikasi tak berguna dari ponsel. Rasanya aku ingin mengibaskan pedang samurai untuk membelah jarak di antara kami yang terlalu jauh, atau mungkin melempar gelas kaca untuk memecahkan sunyi oleh bungkamnya kami berdua. Tapi pada kenyataannya, tak

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD