“Shanum … tadi siapa yang nganter kamu? Kamu habis dari mana?” Teriakan Nia terdengar saat ia berlari dari kamarnya menuju ke pintu kamarku. “Nia ...? Kamu berisik banget! Ngagetin orang.” Aku terkekeh sembari menggelengkan kepala melihat tingkah lakunya. “Habis tadi aku dengar kamu kayak yang lagi ngobrol sama seseorang,” tutur Nia sambil berusaha menginterogasi. Dia terlihat sekali penasaran dengan orang yang mengantarku. “Coba tebak!” pintaku menjahilinya. “Ayo bilang, siapa? Tunangan kamu, ya?” tanyanya. Aku mengerutkan dahi. “Memang kamu nggak lihat siapa dia?” Nia menggelengkan kepala. “Ya udah kalau nggak lihat! Padahal kesempatan langka kalau kamu penasaran!” Aku tertawa menjahilinya. “Eh, Shanum!” Nia berjalan masuk kamarku. “Kenapa?” “Aku mau pulang dulu benta