Kenapa aku mau melakukannya? Sekarang aku baru sadar, jika ini semua bukan sekedar rasa khawatir atau kasihan. Akan tetapi untuk mengakui jika aku menyukainya, berat rasanya. ** “Dari mana aja, kukira udah pulang duluan!” ujar Randi yang menyapaku begitu masuk gerbang pesantren. “Ada perlu,” jawabku singkat. “Ketemu Shanum?” Dia menebak sambil tersenyum-senyum sendiri. Aku menggelengkan kepala sambil berjalan meninggalkannya. Asrama Randi berbeda denganku, asramanya terletak di dekat masjid sementara aku di bagian paling belakang yang dekat dengan rumah inventaris milik para ustaz. Waktu Magrib hampir menjelang dan kini aku telah berada di asrama. Kamar ini sudah kosong, sepertinya yang lain telah pergi ke masjid, kini aku pun langsung membersihkan diri dan menyusul mereka.