Aku berusaha melindungi sepenuhnya.
Jangan sampai, sesuatu membahayakan dirinya hanya karena ia berada di sekitarku!
**
Mengajak Shanum jalan-jalan seperti ini ternyata merupakan ide yang cukup buruk. Sepintas, aku melihat dia juga di dalam bioskop bersama kami. Tapi aku pikir itu hanyalah halusinasi saja karena cahaya redup di bioskop membuat kita sering salah melihat.
Sampai tadi kami usai salat, sepintas aku mendengar suara perempuan itu, tapi saat aku mencarinya ... dia tidak ada.
Aku terlalu paranoid dan ketakutan jika perempuan tersebut sampai melukai Shanum karena obsesinya.
“Kamu sedih?” tanyaku karena melihat raut wajah Shanum saat ini.
Dia menggeleng kepalanya. Seharusnya jawabannya tidak, dia tidak sedih. Tapi jika dilihat dari mana pun, wajahnya sungguh muram. Apaka
