Mampus, kau! Sekarang anak orang semakin berharap padamu, Rasya! Apa yang harus aku lakukan? Terpaksa aku berkata demikian agar semuanya menjadi mudah. Tapi ... perempuan itu malah .... “Rasya, kurasa aku benar-benar menyukaimu!” “Haaah!” Aku tersadar dari lamunan dan terengah-engah. Suara Shanum saat di studio kemarin terngiang kembali di telinga. “Kamu kenapa?” Fathan terkejut sambil melihat ke arahku. “Lagi baca buku tiba-tiba teriak sendiri.” Dia menggeleng-geleng sambil menatapku keheranan. “Kayaknya aku abis ketiduran. Mau ambil wudu dulu!” tuturku sambil pergi ke kamar mandi. Bersentuhan dengan air membuat kesadaranku pulih kembali seutuhnya. Sengaja kubasahi sedikit bagian rambut depanku, agar sensasi basah dan dingin di kepala ini bertahan agak lama. Aku kembali ke kama