keputusan mendadak

782 Words
Bab 3 Saat Arini sibuk memikirkan pekerjaan apa yang harus dia lakukan untuk mendapatkan uang tiba tiba dia menerima telpon dari darsita, Arini bisa kita bertemu ada yang ingin ibu bicarakan , ahh.. iya buk boleh kapan buk, jawab Arini sopan," kalo boleh sih sekarang aja Rin , bisa sih buk mau ketemunya di mana buk?, Kamu tau kafe RAnz kita ketemu di sana saja, baik buk kebetulan itu dekat dengan rumahku, baiklah sampe ketemu di sana ya Rin ibu tunggu assalamualaikum, waalaikum salam buk. Saat tiba di kafe RAnz Arini melihat darsita duduk di meja pojok sambil tersenyum dan melambaikan tangan pada Arini, Arini duduk di depan darsita," maaf ya buk lama ya nunggunya, sapa Arini saat hendak duduk , "nggak ko ibu jg baru nyampe, mau minum apa Rin? Tanya darsita lagi oh... Air putih aja buk makasih, loh... Kok gitu pesen aja Rin ibu pesenin ya, tanpa menuggu jawaban Arini darsita langsung memesan dua orange jus untuk mereka tak lama setelahnya minuman merekapun tiba. Jadi gini Rin ibu mau bicara serius sebelumnya ibu minta maaf kalo terkesan egois ato nyinggung perasaan kamu, melihat wajah darsita yang nampak serius dan terkesan mengintimidasi mendadak perasaan aneh dan takut muncul di benak Arini,dengan Ter bantah Arini memberanikan diri bertanya, maaf buk emang apa yang pengen ibu bicarain ,mendadak tenggerokannya kering. langsung aja ya Rin, saya mau kamu nikah sama mantu saya!, Arini yang sedang meminum jusnya Langsung tersedak terbatuk hingga air matanya keluar sangking kagetnya, " apa buk ? Ibu nggak salah ngomong ? Ibu nyuruh saya nikah sama mantu ibu? Suami dari anak ibu ?, Ayahnya Vina ?, "Iya"jawab darsita tegas, Arini tertegun sesaat dia tidak habis fikir bagaimana bisa seorang ibu kandung mau menghancurkan pernikahan anaknya sendiri terlebih lagi anaknya sakit dan butuh dukungan dari keluarga apalagi suami, maaf buk sepertinya saya harus pergi permisi, setelah mengatakan itu Arini mulai beranjak dari duduknya dan ingin melangkah pergi, saya sudah bilangkan diawal tadi maaf jika saya menyinggung pesaanmu, arinipun menoleh pada ibu itu lalu dengan perasaan kessal dan marah berkata ,"bukan perasaan saya buk yang ibu singgung tapi anak ibu sendiri, bagaimana bisa ibu berfikir ingin mencarikan istri untuk mantunya padahal anak ibu masih hidup sekalipun dia terbaring tak sadarkan diri dia tetap masih hidup dan berhak atas suaminya, bentak Arini dengan suara yang sedikit tinggi mewakili kekecewaannya pada darsita, tujuan saya tidak mencarikan istri untuk mantuku tapi ibu untuk cucuku, dengan menikahimu cucuku akan punya ibu, saat Vina bertemu denganmu dia merasakan sosok ibu di dirimu,jawab darsita tidak kalah mengebuh dan penuh keputus asalan, jika itu alasannya saya bisa melamar jadi pengasuh untuk Vina buk kebetulan saya jg lagi cari kerja, ibuk tdk perlu bertindak sejauh itu sampe menikahkan mantu ibu sama saya, ucap Arini dengan nada lemah dan tenang, yang Vina butuhkan sosok ibu bukan pengasuh, jika kamu bersedia menikah dengan mantuku hidupmu akan terjamin masa depan anak anakmu juga akan terjamin saya berjanji untuk itu , kamu hanya perlu merawat cucu saya dengan baik soal mantuku jujur saya tidak bisa jamin jika dia bersedia menerimamu sebagai istri nya karena dia sangat mencintai putriku, yang ku tuntut darimu hanyalah merawat cucuku dan jadi ibu yang baik, tutur darsita tenang, benarkah? Jawab Arini singkat dengan tatapan polos yang melotot, sesaat darsita bingung apa yang di fikirkan anak ini?, Berkah apanya maksud kamu?" Balas darsita, benarkah saya hanya perlu jadi ibu yang baik untuk Vina, benarkah mantu ibu cuma mau anak ibu ? Ibu yakin?, Masih dengan tatapan polosnya menunggu jawaban darsita. jujur saja dia belum siap untuk menjalin ikatan pernikahan lagi, menurutnya terlalu beresiko melukai hatinya yang sekarang bahkan luka hatinya itu masih perih, Saya sudah membicarakannya dengan mantu saya dan dia menolak dengan tegas, tapi saat dia mendengar anaknya nyaris melompat ke jalan raya mengakhiri hidupnya karena tekanan batin yang dia rasakan dia tidak bisa menolak keinginanku lagi, vani adalah satu satunya milik Kinan yang nyata apapun yang terjadi tujuan hidupku hanya memberikan yang terbaik untuk cucuku satu satunya itu, jadi Arini tolong pertimbangkanlah yah anggaplah saya memohon demi anak dan cucu ku.mendengar itu Arini tentu bimbang tapi tetap menerimanya karena dia memang butuh uang untuk menghidupi anak dan ibunya, baiklah, jawaban Arini membuat hati darsita yang tadinya lesu dan sesak menjadi segar dan berbunga, benarkah Arini kamu serius setuju kan, tutuntnya sambil menggenggam tangan arini erat dengan wajah yang berseri menambah keanggunan wajah tua tapi tetap cantik itu, tapi ada syaratnya buk, jawab Arini tenang, apa syaratnya, jawab darsita tak sabar, saya mau anak saya juga ikut tinggal dengan saya, saya tidak bisa pisah dengan anak anak saya, baik tidak masalah , jawab darsita tanpa beban, ibu serius, tanya Arini tak yakin, serius, jawab darsita singkat dan jelas.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD