Chapters Two: Celebration.
"Hallo, maaf Mr.Louise sekarang sedang ada rapat penting nona." Antonio berbicara melalui telepon seluler ku.
Tadi aku menyuruh Antonio untuk menepikan mobil. Dan akhirnya aku meminta Antonio untuk menjawab panggilan telepon ku. Penelepon adalah orang yang selalu aku hindari. Mom menjodohkan ku padanya, tapi aku tidak terlalu suka padanya. Bukan karena dia tidak cantik, hanya saja aku hanya mengangapnya sebagai seorang teman biasa. Saat ini aku masih fokus dengan pekerjaaan ku. Aku adalah CEO di sebuah Mall besar. Sebagian isi dari Mall itu adalah toko kami. Biasanya aku hanya bekerja di dalam kantor pusat. Tapi karena seseorang sedang cuti hamil, maka aku di pindah tugaskan di dalam Mall. Jadi sekarang aku harus sering memantau toko-toko di dalam Mall. LOU Mall adalah milik keluarga Louise.
"Anda ingin tahu kapan Mr.Louise selesai rapat karena anda sekarang sedang berada di Mall?" Tanya Antonio dengan suara yang cukup keras sambil mengulangi perkataan si penelepon.
Antonio sengaja melakukan itu agar aku bisa mendengar perkataan si penelepon dan juga agar aku dapat memberikan jawaban padanya.
"katakan padanya bahwa aku akan ke luar kota sehabis dari rapat." Ucapku kepada Antonio dengan suara pelan ke arah telinganya.
"Maaf nona, sebaiknya anda pulang saja tidak perlu menunggu Mr.Louise karena beliau akan keluar kota setelah selesai dari rapat ini. Jadi kemungkinan Mr.Louise tidak akan bisa menemui anda di Mall." Balas Antonio pada si penelepon.
"Baik, nona. Akan saya usahakan. Baiklah, akan saya sampaikan pesan anda, nona." Kata Antonio memutus sambungan telepon lalu menyerahkan telepon seluler ku.
"Ms.Cassano meminta anda untuk menghadiri pesta yang akan di rayakan dua hari lagi di kediamannya. Apakah anda ingin menghadirinya, Mr.Louise?" Tanya Antonio padaku.
"Dalam rangka apa acara yang dia buat? Tidak mungkin pesta ulang tahunnya, kan? Sepertinya kita baru saja menghadirinya." Tanyaku heran.
"Saya juga kurang tahu, tadi Ms.cassano tidak menjelaskan secara rinci kepada saya. Dia hanya mengatakan bahwa anda di wajibkan untuk hadir karena Mrs & Mr.Louise juga hadir di pesta tersebut" Jawab Antonio dari balik kursi kemudi.
Tanpa menunggu balasan dari ku, Antonio mulai melajukan mobil ini menuju LOU Mall.
*****
***
*
Pagi ini aku sudah mulai berjalan untuk mengelilingi Mall. Terlihat beberapa karyawan toko mulai membuka pintu toko mereka. Karena kemarin Alice berada di dalam Mall ini, maka aku membatalkan niat ku untuk memantau toko-toko yang ada di dalam Mall. Seharian aku habiskan untuk berada di dalam ruanganku. Antonio mengatakan bahwa Alice Cassano masih berada di dalam toko butik yang ada di Mall ini.
"Mr.Louise, ini adalah Louise Butik yang di kelola langsung oleh Ms.Laurent." Jelas Antonio padaku.
Saat ini kami sedang memantau kondisi toko-toko kami. Sebagian dari toko kami di kelola oleh Anastasia Louise. Dia adalah kakak perempuan ku. Dulu disaat aku sakit, dia yang menanggung semua pekerjaanku yang terbengkalai. Malah di sela-sela kesibukannya dia masih menyempatkan waktu untuk merawatku bersama mom. Dia adalah wanita kedua orang yang aku sayangi setelah mom. Dia bahkan pernah berfikir untuk mendonorkan jantungnya untukku. Untung saja jantung kami tidak cocok. Tapi, semenjak menikah dia mengganti nama belakangnya menjadi Laurent mengikuti nama keluarga suaminya. Setelah menikah, suaminya menyuruhnya untuk berhenti bekerja. Tapi dia menolak karena tidak ingin melihat ku kelelahan mengurusi Mall. Sekarang dia sedang menunggu kelahiran bayi keduanya, karena itu disinilah aku sekarang menggantikan posisinya.
"Jadi, semua pegawai toko-toko kita memakai seragam yang berbeda-beda?" Tanya ku pada Antonio.
Sebelum menjawab pertanyaanku, Antonio mulai mengotak-atik iPad yang sedari tadi berada di tangannya.
"Anda benar, Mr.Louise. Setiap karyawan toko memiliki logo pada saku kiri seragam mereka. Jika mereka adalah karyawan dari toko Bakery kita, maka akan ada logo cake yang disertai tulisan LOU di bawah logo tersebut. Itu agar memudahkan kita untuk mengenali para karyawan dari toko kita. Jadi mereka terlihat berbeda dari karyawan toko lainnya." Antonio menjelaskan sambil mengikuti langkah kaki ku.
Aku menghentikan langkah kakiku. Mataku tertuju pada sebuah pohon Cemara yang terletak di tengah Mall ini. Kenapa seperti itu bentuknya?
"Kenapa pohon Cemara itu tidak di hiasi?" Tanya ku pada Antonio sambil menunjuk ke arah pohon itu.
"Saya akan segera menyuruh orang untuk menghiasinya, Mr.Louise." Jawabnya pada ku.
Kebetulan dua hari lagi adalah hari Natal, jadi banyak pernak-pernik Natal yang terpasang di dalam Mall ini. Pasti biasanya pohon Cemara itu di hiasi langsung oleh kakak perempuan ku. Karana dia suka sekali menghiasi puncaknya. Apalagi letak pohon Cemara ini tepat di seberang butiknya.
"Apa kado-kado itu ada isinya?" Tanyaku penasaran.
Ada beberapa kardus yang di dalamnya terdapat kado. Kardus-kardus itu terletak di bawah pohon Cemara.
"Tentu saja, Mr.Louise. Itu adalah hadiah Natal yang disiapkan dari toko-toko milik kita. Dan itu selalu kita lakukan setiap menjelang hari Natal." Antonio menjelaskan sambil berjalan mendekati pohon Cemara itu.
Aku tidak mengetahui hal ini, karena aku belum pernah memantau perkembangan toko-toko pada bulan Desember. Biasanya aku mengunjugi Mall ini pada bulan-bulan yang tidak ada perayaan apapun.
Aku mulai mengikutinya dan melihatnya mulai mengambil sebuah kado yang terletak di bawah akar pohon. Dia mulai menyerahkan kado tersebut kepada ku. Aku mengambilnya dan mulai mengguncang kado ini menerka-nerka apa yang menjadi isi bingkisan ini.
"Anda dapat melihat ada tulisan angka yang terletak pada kado itu, Mr.Louise." Ucapnya lagi.
Aku mulai mencari keberadaan angka yang dimaksud oleh Antonio. Terlihat tulisan angka enam puluh tujuh di bagian depannya.
"Setiap pelanggan yang berbelanja di tiap-tiap toko kita, berkesempatan untuk mendapatkan kupon undian yang bertuliskan angka. Itu mereka bisa dapatkan bila jumlah total belanjaan mereka sampai mencapai pada jumlah yang sudah di tentukan oleh tiap-tiap toko." Antonio menjelaskan padaku.
"Lalu, apakah tidak ada yang akan menjaga kado-kado ini?" Tanyaku sambil melihat kearah kado yang masih terletak di dalam kardus.
"Seseorang akan menjaga dan membagikannya setiap pukul tujuh malam sampai Mall ini tutup. Itu karena pembagian kupon-kupon itu akan di adakan pada jam delapan malam." Katanya sambil mengambil kado yang aku ulurkan kepadanya.
"Baiklah. Sekarang apa jadwal ku hari ini?" Tanyaku kepada asisten ku ini.
"Hari ini anda tidak memiliki jadwal apapun, Mr.Louise." Antonio mengatakan sambil mempersilahkan aku berjalan menuju lift.
Setelah sampai di depan pintu lift, Antonio bertanya kepadaku. "Lalu, bagaimana dengan besok? Apakah anda akan menghadiri acara yang digelar oleh keluarga Cassano?"
Aku belum sempat mempertimbangkannya. Aku terlalu malas untuk berada di sebuah pesta. Semua minuman yang di sediakan beralkohol. Belum lagi terkadang mereka menghisap cerutu yang asapnya dapat mengepul dengan tebal. Sepertinya acara itu akan sangat merepotkan.
*ToBeContinued*