Disebuah ruang lebar dengan dekorasi yang bersifat semi gelap, ada seorang gadis yang tengah meringkuk sambil mengerjapkan mata. Ia mengedarkan pandangan ke seluruh tempat itu, merasa asing karena sebelumnya ia tidak pernah berada di sana.
Gadis itu adalah Erlin, otaknya masih berusaha untuk mencerna keadaan, ia mengingat-ingat kembali apa yang terjadi sebelumnya.
Ketika berniat bangkit dari tidurnya, Erlin merasakan tubuhnya remuk redam, punggungnya terasa nyeri khas sesudah digunakan untuk bertarung. Tangannya beralih untuk memegangi kepalanya yang berdenyut, rasa pening masih melanda gadis itu.
Ia mengingat kembali kejadian tadi malam, Crismoon diserang oleh rogue, Luna Irish hampir keguguran, ia bertarung melawan rogue.
Tunggu sebentar, rogue?
Seketika itu Erlin bak dihantam oleh fakta yang pahit, salah satu rogue yang menyerang pack-nya adalah mate-nya sendiri.
Daada Erlin berdegup kencang, ia mencoba untuk menepis kenyataan itu.
"Tidak, ini pasti mimpi. Mate-ku bukan rogue, hahaha." Erlin berusaha untuk menetralkan emosinya, ia bahkan tertawa masam.
Ia belum bertemu dengan mate, pria yang memiliki aroma kayu manis itu hanya mimpi buruk untuknya. Benar kan? Rogue itu bukan mate Erlin, ayo bantu berikan penjelasan padanya.
Erlin tidak mungkin memiliki mate seorang perusuh, ia adalah gadis yang loyal terhadap packnya.
Namun, saat matanya menangkap hiasan dinding yang terpajang di tembok besar itu, seketika pikiran positif Erlin langsung buyar. Di sana, ia mendapati foto pria yang mengaku-ngaku menjadi mate-nya, ia duduk di singgasana besar layaknya seorang pemimpin.
Erlin dibawa oleh pria itu ke kediamannya!
Seketika itu panik melanda, Erlin dengan sigap langsung berdiri sembari menahan rasa sakit pada kakinya yang terkena semak belukar. Werewolf memiliki peyembuhan diri yang bagus, sayang sekali gadis itu bukan werewolf murni, jadi sekuat apapun Erlin mencoba untuk kuat, tetap saja rasa sakit menjalar.
Erlin menyeret kakinya mendekati pintu bercat abu-abu, ia menajamkan indra pendengaran guna meneliti apakah ada seseorang yang berjaga di seberang sana atau tidak. Lama Erlin memusatkan pendengarannya, ia tidak mendapati suara apapun.
Artinya, pintu itu aman. Ia tinggal berdoa semoga saja pintu itu tak terkunci, ia menghirup napas panjang-panjang lalu membuangnya.
Tangan kanannya terarah untuk memutar knop pintu, ia melakukannya dengan perlahan dan hati-hati. Ingat bahwa kaum werewolf memiliki kemampuan mendengar yang hebat, ia harus hati-hati dan jangan sampai si rogue itu mendengar gerakannya.
Erlin ingin pulang, ia mau melihat keadaan pack dan juga Lunanya. Terakhir kali ia melihat sang Luna sedang ditangani oleh paramedis pack, mereka berusaha untuk menyelamatkan calon penerus Crismoon. Entah bagaimana keadaannya sekarang, Erlin berharap agar Luna Irish dan bayinya baik-baik saja.
Cklek!
Pintu terbuka, mata Erlin berbinar bahagia, benar saja ruang kamar ini tak terkunci, ini adalah kesempatannya untuk kabur.
Gadis itu berjalan mulai berjalan ke arah tangga mansion, kakinya melangkah dengan hati-hati. Mansion itu tampak sepi, tempat ini lebih kecil dari pack Crismoon. Tentu saja, mana mungkin kelompok rogue memiliki kemewahan yang setara seperti Pack.
Kaki jenjang itu telah mendarat sempurna di anak tangga terakhir, senyum Erlin semakin mengembang. Setelah keluar dari mansion ini, ia akan berlari sekuat tenaga untuk mencapai perbatasan.
"Nona, Anda kenapa keluar dari kamar? Anda membutuhkan sesuatu?" Sebuah suara menginterupsi dirinya yang baru saja sampai di tangga terakhir.
Erlin terksiap, baru saja ia bisa bergembira hati, kenapa ada seseorang yang malah muncul. Ia menatap wanita paruh baya tersebut, tampilannya nampak seperti pelayan.
"Ah tidak, aku hanya ingin melihat-lihat." Erlin mengangguk kecil lalu meninggalkan Omega tersebut.
Ia harus mencari jalan keluar dan kembali ke packnya, bagaimana keadaan Luna Irish, bagaimana packnya.
"N-nona? Anda harus kembali ke kamar, Alpha Jamien memerintahkan kami untuk menjaga Anda di sana." Sahut Omega tadi, ia tampak takut mengatakan hal itu.
Aura kepemimpinan tampak menguar dari gadis itu, tak heran jika membuat seorang sekelas pelayan cukup segan.
Erlin menghentikan langkah kakinya, ia memejamkan mata sejenak lalu mendengus kecil. Rupanya Omega ini sangat mengganggu rencananya, Erlin berbalik badan, ia tersenyum sangat manis sambil kembali mendekati wanita paruh baya tersebut.
Mendapat senyuman manis dari Erlin justru membuat bulu kuduk Omega tersebut meremang. Erlin memang cantik, tapi saat ia tersenyum seperti itu justru terlihat menakutkan.
Tangannya terulur untuk menyentuh pundak Omega, Erlin akan mentotok syaraf wanita itu agar pingsan. Ia menolehkan kepala ke arah manapun, tidak ada orang lain selain mereka berdua.
"Siapa namamu?" Sebelumnya Erlin ingin basa-basi terlebih dulu.
Omega itu menunduk dalam. "S-saya Rahel."
Erlin mengangguk-anggukkan kepala, ini adalah saatnya.
"Baik, Rahel. Maaf karena harus melakukan ini."
Tuk! Tuk!
Erlin menekan pundak belakang Rahel, seketika wanita itu pun tak sadarkan diri. Erlin menatap puas, jangan berpikir jika Erlin adalah gadis lemah meskipun ia manusia.
Ada darah Rohan yang mengalir dalam tubuhnya, Erlin juga telah dilatih menjadi pejuang tangguh sejak ia remaja. Maka, manis dan pahit hidup telah ia lalui, Erlin bisa menjadi orang yang baik, ia juga dapat menjadi orang yang terlalu tega. Tergantung bagaimana situasi dan keadaan yang ada disekitarnya.
Erlin menatap Rahel sekali lagi, memastikan bahwa orang itu benar-benar pingsan. Setelahnya Erlin pun menjauh dari tempat dimana Rahel tergeletak, ia berjalan menuju ke pintu berwarna putih kekuningan.
Erlin mendapati pintu besar yang berada dihadapannya, gadis itu segera membukanya secara perlahan. Jantungnya terasa ingin copot tatkala melihat pemandangan dihadapannya, Black sedang menyiksa anggota rogue. Beberapa kali ia menghantamkan tubuh serigala kecil itu pada pohon besar, bahkan suara ringikannya tak dipedulikan.
Suara Black juga terdengar berapi-api sembari menyumpah serapahi serigala-serigala kecil yang berbaris dihadapannya, sepertinya ia sedang marah karena suatu hal.
Rupanya para serigala-serigala hitam itu berada di lapangan untuk berlatih, ada pula beberapa Omega yang sedang menyiapkan minuman di arena itu.
"Pantas saja di sini sepi, kesempatan emas." Gumam Erlin.
Penampilan Black sangat mengerikan, serigala hitam itu sangat besar. Erlin menutup kembali pintu itu dengan perlahan, ia memutar tubuhnya lalu mendapati pintu lain yang sedikit terbuka. Tidak ada penjaga juga di sana, Erlin bisa bebas berlari.
Ya, Erlin memantapkan tekat untuk kabur dari mansion ini.
Kaki-kaki kecil itu berlari membelah semak belukar, tidak ada waktu untuk sekedar menoleh ke belakang. Ia dikejar waktu, ia tidak ingin tertangkap oleh serigala menyeramkan itu. Seumur hidup, Erlin benar-benar baru kali ini melihat langsung adegan kekerasan antar anggota.
Bahkan ketika di Crismoon, Alpha Leo tak pernah menghukum anggotanya sekeji itu karena berbuat salah, benar-benar rogue keterlaluan.
Sementara itu di Klan rogue, Jamien yang masih diselimuti sisa-sia api kemarahan pun kembali ke dalam mansion, ia mencium sisa-sisa aroma mate-nya yang mengabur dalam ruangan. Dengan segera ia berlari menuju ke tangga dan mendapati pintu kamarnya yang ditempati oleh Erlin terbuka dan telah kosong, matanya semakin memerah tatkala tak mendapati mate-nya. Black lagi-lagi mengambil alih tubuh manusia Jamien, ia mengamuk luar biasa.
"Bodoh! Siapa yang membiarkan Lunaku pergi?!" Suara Black sungguh membuat bulu kuduk siapapun meremang. Baru saja tadi Jamien yang memarahi anggotanya karena salah dalam berlatih, kini ganti Black yang mengamuk saat tak mendapati pasangannya di dalam kamar.
"Tian, Wizer. Pastikan perbatasan Black rogue dan Crismoon kau jaga dengan ketat, jangan biarkan seorang gadis lolos, jangan menyakitinya." Mindlink Black pada Beta dan Gamanya.
Black berlari mengikuti aroma Erlin yang semakin menuju ke perbatasan, ia meraung kecewa. Mate-nya bahkan ingin pergi dari dirinya, Lunanya.
***
Sementara itu di hutan yang sangat lebat, Erlin memberhentikan larinya dengan paksa, dihadapannya sudah berdiri dua rogue berbulu hitam khas Black Rogue.
Erlin memundurkan langkahnya, sedikit lagi ia bisa keluar dari hutan perbatasan dan bisa bertemu penjaga perbatasan Crismoon di sana. Namun, dua binatang itu justru menghalanginya.
Teos, wolf milik Tian menggeram, ia melihat Erlin dengan tatapan tajamnya. Jika bukan karena Alpha mereka yang menginginkan gadis ini, maka dengan suka rela ia akan menghabisi Erlin karena gadis itu adalah anggota dari Crismoon pack. Siapapun yang menjadi anggota Pack, maka ia akan dimusuhi oleh Klan Black Rogue.
"Kembali, tidak ada jalan untukmu pergi." Wolf milik Tian berujar.
Erlin hanya menanggapinya dengan penuh kesinisan, ia ingat serigala ini adalah salah satu yang turut mencelakai Alpha dan Beta Crismoon, Erlin sekalian ingin membalas dendam.
Tak ada cara lain, Erlin memang harus melawan keduanya. Dengan sisa-sisa tenaga yang ia punya, Erlin menyerang kedua serigala yang memiliki tubuh besar diatasnya, sementara ia sendiri belum bisa berganti shift karena tubuhnya masih lemah.
Erlin berhasil menghindar saat Teos ingin menggoreskan cakaran tajamnya, hampir saja.
Dengan gerakan cekatan, Erlin menendang tubuh serigala Teos hingga berguling-guling. Teos meringik kesakitan saat tubuhnya menghantam tanah, ternyata kekuatan Erlin tak dapat ia remehkan.
Namun, tanpa ia duga-duga, dari arah berlawanan Wizer juga turut menyerang Erlin, gadis itu yang tak siap pun langsung tersungkur.
Bukan Erlin namanya jika ia memilih untuk menyerah, dengan sisa-sisa tenaga yang ia punya, gadis itu melayangkan pukulan telak pada Wizer.
Gotcha, tepat sasaran.
Serigala milik Wizer pun terpental.
Sementara itu Teos yang sudah berdiri pun turut menyerang Erlin lagi, ia menerjang tubuh gadis itu hingga terdorong ke belakang.
Erlin bersiap diri untuk merasakan rasa sakit pada tulangnya, padahal yang semalam saja belum juga sembuh. Tapi Erlin tak merasakan rasa sakit, melainkan sebuah kehangatan, ternyata tubuh ringkih itu langsung ditangkap oleh seseorang dibelakangnya.
"Mate, jangan kabur dariku." Black mencium ceruk leher Erlin.
Tubuh Erlin menegang, rasa geli menyambar lehernya.
Gadis itu memberontak lagi. "Lepas, lepaskan aku. Sialan!"
Tian dan Wizer saling bertatapan dengan kening mengerut.
"Mate?" Ujarnya serentak.
Black memandang dua bawahannya dengan rahang mengetat. "Ya, ia adalah Luna kalian. Sudah ku bilang padamu agar tidak menyakitinya, tapi kalian membangkang! Tunggu hukuman kalian."
Black memperhatikan luka pada siku Erlin yang terluka karena ia sempat tersungkur tadi, hatinya ikut gelisah melihat mate-nya tersakiti.
Sedangkan Erlin sendiri merasa jijik dengan pengakuan Black, ia ingin menolak keras garis takdir ini.
Kenapa harus rogue? Oh Moongoddes, cobaan yang kau berikan sungguh berat sekali.
"Lepaskan aku, aku ingin pulang."
Black menatap mata Erlin dengan seksama. "Disinilah rumahmu, selamanya."
Mata Erlin membelalak, ia tidak terima dengan hal itu. Namun, saat ingin mengutarakan protes, Black langsung menekan syaraf Erlin, ia pun tak bisa banyak bergerak lagi.
Black semakin merengkuh tubuh Erlin, gadis itu hanya pasrah karena lagi-lagi Black membawanya kembali ke mansion para rogue.
Yah, Erlin gagal melarikan diri.