Selepas bertemu dengan calon mertuanya dan tentunya juga dengan calon imamnya nanti, zahra merasa bimbang apakah dirinya bisa seperti perempuan yg membuat frans jatuh Cinta di pandangan pertama.
Dari cerita mirani saja ia sudah merasa minder duluan, merasa sangat tidak pantas bersanding dengan laki-laki itu tetapi bukankah Allah bisa membolak-balikkan hati seseorang? Takdir Allah tak mungkin salah tempat.
Frans mau melihatnya semenit saja ia tdk mau atau hanya ini perasaannya saja, ya allah kenapa ujianmu begitu sulit kutempuh. Ucapnya dalam hati.
Zahra menyetop taksi dan segerah masuk menuju kediamannya dan melupakan tentang sikap frans sejenak. Mungkin setelah menikah ia akan berubah. Batinnya bersamaan dengan taksi yg melaju.
Mungkin semakin berjalannya waktu nanti pernikahannya akan seharmonis pernikahan orang diluar sana, hatinya harus tetap optimis dan tidak boleh meragukan sesuatu yang allah hadirkan untuknya.
***
Mirani memijat keningnya sambil sandaran diruang tamunya ia begitu pusing melihat anaknya, entah bagaimana rupa gadis yang membuat Frans lupa diri seperti ini.
Sangat cantikkah?
Sungguh menawankah?
Seperti apa senyum indahnya sehingga anaknya menjadi b***k Cinta lupa diri?
apakah salah jika zahra bercadar bukannya Bagus ? jadi kecantikan zahra hanya untuk frans seorang. Anaknya benar-benar tdk tau untung. Masih syukur perempuan semulia zahra mau menerima dirinya. Batinnya lalu berdiri menuju kamarnya untuk beristirahat.
****
Laki-laki itu mengedarkan pandangannya ditaman, andai saja ia langsung berkenalan dengan perempuan itu pasti tidak akan serumit sekarang dan mungkin sekarang ia bahagia dengan perempuan itu. Tapi itu hanya andai. Batinnya.
Mungkin jika saja dirinya memilki keberanian lebih mungkin perempuan itu bisa ia perjuangkan meskipun hanya mermodalkan nama saja.
Ia heran melihat perempuan yg akan menjadi istrinya itu, dengan mudahnya menerima perjodohan ini tanpa negosiasi ataupun bertegur sapa dengannya terlebih dahulu, apa dia yakin frans akan membahagiakan dirinya? Tanyanya dalam hati.
Ia sungguh kaget saat mengetahui bahwa wanita itu bercadar, tapi ini adalah janjinya ia takkan pernah menyentuh perempuan itu setelah menikah dan takkan pernah mengijinkan perempuan itu membuka cadarnya dihadapannya. Aku akan memberimu hari yg akan kau kenang sepanjang hidupmu sebagai hadiah kau telah menerimaku sebagai suamimu"ucapnya dengan wajah datar dan berjalan meninggalkan taman itu.